blog - Untuk startup menunggu investor atau memulai dengan dana seadanya

Untuk Startup, Menunggu Investor Atau Memulai Dengan Dana “Seadanya”?

 

Startup dapat dimaknai sebagai perusahaan yang baru berdiri dan berada dalam tahap pengembangan untuk menentukan pasar yang tepat. Istilah startup sendiri seringkali dikaitkan dengan teknologi, web, dan internet. Terlebih lagi potensi pengguna internet yang terus mengalami kenaikan menjadikan bidang ini sebagai bisnis yang banyak diminati.

Tidak berbeda dengan bisnis lainnya, membuka bisnis startup juga harus disertai visi dan misi yang jelas. Seperti kenapa memilih usaha tersebut, masalah apa yang bisa diselesaikan, dan juga harus memastikan bahwa bisnis tersebut profitable. Harus ada perencanaan yang matang serta ketepatan dalam menjalankan rencana tersebut. Setidaknya ada empat poin yang sangat penting diperhatikan, seperti sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, dan operasional. Selain itu dinamika pasar juga tidak boleh diabaikan, karena siapapun bisa membuka bisnis yang sama sehingga dibutuhkan kesiapan dalam berkompetisi.

Salah satu kesiapan yang harus diperhitungkan adalah yang berkaitan dengan investasi atau modal. Modal memang merupakan hal yang penting dalam usaha, dimana modal dapat berasal dari dana pribadi , investor, atau pinjaman. Modal atau Investasi yang dibutuhkan dalam memulai bisnis ini beragam, tergantung pada kebutuhan teknologi yang akan digunakan. Tidak bisa dipungkiri jika pengadaan modal ini memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha startup.

Meskipun bisnis startup ini memang menjanjikan, namun investor tidak akan serta merta menggelontorkan dana untuk bisnis yang baru berdiri. Mereka akan terlebih dahulu memastikan kredibilitas perusahaan startup,  terlebih dalam hal rekam jejak yang dimiliki. Begitu juga dengan modal pinjaman. Mengajukan pinjaman modal memang jamak dilakukan oleh pengusaha. Namun untuk usaha yang baru dirintis, sebaiknya menghindari pinjaman jangka pendek mengingat kewajiban yang harus segera dipenuhi, sementara bisnis masih belum menampakkan hasil yang optimal. Lalu bagaimana merintis usaha startup ini dengan modal sendiri sementara dana belum mencukupi?. Anda bisa memulainya dengan membuat startup yang lini bisnisnya tidak membutuhkan modal yang besar. Misalnya dengan menjadi reseller sebuah produk atau jasa. Misalnya Anda membuat situs jasa perjalanan wisata. Anda bisa bekerjasama dengan beberapa tavel agent untuk menjualkan tiket atau paket wisata mereka, dimana Anda mempromosikan layanan atau paket tersebut di website Anda. Jika Anda berhasil menjual tiket atau paket wisata, maka Anda akan mendapatkan komisi dari setiap penjualan tersebut. Keuntungan inilah yang bisa Anda kumpulkan untuk re-investasi bisnis, misal dengan membuka usaha baru.

Kecukupan modal dalam menjalankan usaha memang akan turut mempengaruhi perkembangan bisnis tersebut. Sebuah usaha dengan modal yang memadai akan dapat berkembang dengan cepat, mengingat semua kebutuhan infrastruktur terpenuhi secara menyeluruh. Tetapi, bukan berarti minim modal lantas berdiam diri tanpa melakukan usaha. Keterbatasan modal seharusnya menjadi cambuk bagi Anda untuk terus berusaha dan belajar. Sebuah usaha tidak akan berkembang jika tidak diiringi dengan totalitas. Fokus pada tujuan dan mengerjakannya secara konsisten dan tekun akan menjadikan Anda mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam bisnis.