Rencana berbisnis umumnya perlu dipersiapkan dengan matang, pasalnya dalam memulai usaha berbisnis bukan hanya masalah laba-rugi, atau mengatur keuangan saja. Tapi yang paling utama adalah biaya pendirian usaha sebelum perusahaan beroperasi. Misalnya saja biaya pembuatan gedung / sewa gedung, belanja peralatan kantor, perekrutan karyawan, dan biaya perizinan usaha. Belum lagi aset yang diperlukan sebelum perusahaan mulai beroperasi, misalnya saja persediaan komputer, mesin mesin, listrik, air , telepon, desain logo, brosur, dan kertas surat, adalah hal paling utama .untuk mendirikan sebuah perusahaan.
Dalam hal ini biaya selama tahap pendirian perusahaan sebelum beroperasi perlu bantuan atau sumbangan dana , baik itu dari pihak Anda maupun pihak lain. Saat ini sangat sulit untuk memberikan kepercayaan terhadap investor agar menanamkan sahamnya pada perusahaan kita, maka dari itu perlu bersosialisasi ataupun mendekatkan diri pada calon investor perusahaan Anda. Anda bisa memilih calon investor dari orang orang terdekat anda, misalnya mantan bos, teman atau kerabat, serta keluarga.
Untuk membangun sebuah perusahaan tentunya modalnyapun beragam, tergantung usaha apa yang akan di dirikan. Misalkan Usaha dagang (UD milik perseorangan), CV (persekutuan), atau Perseroan Terbatas (PT).
Setelah dana kiranya mencukupi, catat semua setoran dana yang masuk , akumulasikan dan di bukukan, golongkan dana yang masuk ke kas besar perusahaan atau kas biaya kantor. Pengeluaran kas nya pun harus dicatat secara detail.
Untuk mencatat semua kegiatan tersebut tentunya tidak sembarang mencatat, perlu perhitungan dan transaksi yang benar serta mudah dipahami. Dalam hal ini Anda bisa mencari notaris atau akuntan untuk meng-handle pekerjaan tersebut. Karena bisa mempermudah Anda dalam penghitungan biaya selama perusahaan dalam tahap pembangunan
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam mencatat transaksi :
- Kwitansi atau nota
Dalam hal ini kwitansi atau bukti dari biaya yang telah kita keluarkan menjadi sangat penting, ketika nantinya muncul masalah yang membutuhkan bukti dari biaya tersebut. bukan hanya itu kwitansi juga harus mendapat stempel dan tanda tangan penerima.
- Menentukan setiap transaksi ke golongan transaksinya
Misalnya saja biaya perlengkapan kantor, seperti pena, penggaris, dll maka di golongkan dalam biaya perlengkapan kantor. atau bisa saja kertas, klip, atau map bisa di transaksi ke biaya ATK (alat tulis kantor) . Demikian untuk mempermudah anda dalam mencari transaksi dan menghitungnya.
- Setiap Transaksi harus jelas
kapan tanggal transaksinya, transaksi apa, untuk apa, nilai transaksinya berapa. Ingat: pengeluaran tanpa bukti transakasi jangan diterima. karena saat semua transaksi sudah di bukukan harus jelas sumbernya.
Dari beberapa hal diatas setiap biaya harus bisa dihubungkan dengan pendapatan yang akan timbul. Dalam hal ini, karena perusahaan belum beroperasi berarti pendapatannya belum ada, sehingga biayanya belum bisa dihibungkan dengan pendapatan.
Demikian adalah cara mencatat transaksi pengeluaran sebelum perusahaan beroperasi, semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Terimakasih
sumber : https://jurnalakuntansikeuangan.com/