Tips Berbisnis Dengan Keluarga atau Teman Secara Profesional
Memiliki rekan atau partner dalam bisnis adalah hal yang wajar dalam menjalankan bisnis. Ada beberapa orang yang memilih keluarga atau teman sebagai partnernya dalam berbisnis. Mengapa dengan keluarga atau teman? Karena mereka adalah orang yang kita anggap dekat dan mengenal lebih baik daripada orang lain. Tentu saja hal tersebut akan mempermudah komunikasi dan memperkecil resiko bisnis.
Salah Satu Kekurangan Berbisnis Dengan Keluarga atau Teman
Meskipun akan mempermudah dalam hal komunikasi, namun ber-partner dengan keluarga atau teman memiliki kekurangan, yaitu kurangnya profesionalitas. Ini terjadi karena tidak adanya aturan yang tegas dalam menjalankan bisnis. Seringkali ada rasa sungkan atau segan jika harus menegur saat terjadi kesalahan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menganggu jalannya bisnis anda.
Tips Berbisnis Dengan Keluarga atau Teman
Dengan siapapun anda bekerja sama, sikap profesionalitas harus tetap dijaga. Berikut ini adalah cara menjaga profesionalitas berbisnis dengan keluarga atau teman.
1. Deskripsi kerja yang jelas
Sebelum memulai berbisnis dengan keluarga atau teman, pastikan anda sudah mempersiapkan jobdesc yang jelas. Duduk bersama dan mendiskusikan tugas masing-masing sesuai dengan skill dan pengalaman yang dimiliki. Tentukan juga siapa yang bertanggung jawab saat salah seorang tidak masuk karena sakit atau cuti. Dengan pembagian tugas yang jelas, maka masing-masing personel akan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Menentukan kepemilikan usaha
Pada umumnya pembagian prosentase kepemilikan dibagi 50:50, 40:60 dsb tergantung pada besaran modal yang diberikan. Menentukan kepemilikan usaha harus dibicarakan dengan serius. Selain mempertimbangkan besaran modal yang disetor juga dalam hal waktu yang digunakan dalam menjalankan bisnis tersebut, dimana mengerjakannya secara full time atau paruh waktu.
3. Membicarakan resiko
Analisa resiko dalam berbisnis harus dilakukan, termasuk resiko terburuk sekalipun, misalnya adanya kemungkinan putusnya hubungan pertemanan anda. Membahas berbagai kemungkinan resiko dengan partner akan membuat anda siap dengan tindakan pencegahan saat terjadi masalah.
4. Kontrak tertulis
Berbisnis dengan keluarga atau teman bukan berarti bisa berbuat sekehendak hati. Selain memperjelas tugas, tanggung jawab serta kepemilikan bisnis, hal yang seringkali diabaikan adalah adanya kontrak atau perjanjian tertulis yang merupakan bukti legal. Dengan adanya kontrak atau perjanjian tertulis akan memperkuat hal-hal yang sudah disepakati bersama dan menunjang profesionalitas kerjasama anda. Kesepakatan yang biasanya tercantum dalam kontrak meliputi: penjelasan bagaimana perusahaan akan dijalankan, penetapan hak dan kewajiban dalam pekerjaan, pengaturan kepemilikan saham di perusahaan, penentuan dalam keputusan yang akan dibuat, dan prosedur dalam penyelesaian sengketa. Anda juga bisa menambahkan beberapa poin yang menurut anda penting untuk dituangkan dalam kontrak. Jangan sampai perjalanan bisnis kerjasama dengan keluarga atau teman menjadi tersendat karena tidak dikelola secara profesional.
5. Menentukan bagi hasil
Pembagian hasil keuntungan usaha harus dilakukan secara transparan dengan kesepakatan bersama. Idealnya adalah masing-masing pihak yang menempatkan modal usaha, hendaknya mendapatkan pembagian hasil usaha menurut prosentase modal yang diberikan. Membicarakan bagi hasil secara terbuka dilakukan agar tidak ada salah prasangka. Bukankah modal modal utama dalam bermitra adalah saling percaya dan keterbukaan? Banyak usaha atau bisnis yang sudah dirintis dan berhasil dengan baik, tapi harus kandas karena masalah pembagian keuntungan ini.
Berbisnis dengan keluarga atau teman memang menyenangkan. Namun jika tidak adanya komitmen atau kesepakatan yang jelas dalam menjalankan bisnis, maka akan menjadi bumerang bagi bisnis anda. Lima poin diatas akan membantu bisnis anda dengan keluarga atau teman agar tidak berakhir dengan sengketa.