persepsi konsumen

Membentuk Persepsi Konsumen

 

Manusia diciptakan penuh keunikan. Selera dan cara pandangnya yang berbeda membuka berbagai peluang usaha. Setiap konsumen memiliki cara pandang yang berbeda-beda terhadap suatu produk apakah produk tersebut baik atau buruk secara kualitas, harga, bentuk, dan manfaat sebelum akhirnya ia mengambil keputusan pembelian. Cara pandang inilah yang disebut sebagai persepsi konsumen.

Mengetahui dan membentuk persepsi konsumen sangatlah penting untuk menyusun strategi penjualan. Kepercayaan umum dan stereotype yang berbeda-beda  menimbulkan persepsi menjadi beragam dalam pemasaran. Oleh karena itu, marketer harus menyadari perbedaan tersebut agar dapat menyesuaikan stimuli pemasaran  dengan persepsi konsumen sehingga sesuai dengan segmen yang ditargetkan. Stimuli pemasaran dapat berupa iklan, harga, kemasan, dan lain-lainnya. Cara membentuk persepsi konsumen yang dapat dipelajari yaitu salah satunya dengan menggunakan  prinsip dasar pengelompokan persepsi. Menurut Schiffman dan Kanuk (2004 : 253), ada tiga prinsip paling dasar mengenai pengelompokkan persepsi konsumen yaitu:

1. Figur dan Dasar
Stimuli yang kontras dengan lingkungan akan cenderung lebih diperhatikan. Karena orang cenderung mengorganisasikan persepsi mereka ke dalam hubungan figur dan dasar. Iklan harus direncanakan dengan teliti untuk memastikan agar stimuli yang mereka harapkan mendapat perhatian dan dipandang sebagai figur dan bukan sebagai dasar, karena figur lebih menonjol dari pada dasar. Stimuli tidak akan optimal bila latar belakang iklan mengurangi arti produk

2. Pengelompokkan
Individu cenderung mengelompokkan stimuli membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai kelompok atau potongan-potongan informasi lebih mempermudah ingatan untuk mengingat kembali. Pengelompokkan dapat menyatakan secara tidak langsung arti-arti tertentu yang diinginkan terkait dengan produk mereka. Contoh, sebuah iklan teh dapat mempertunjukkan keluarga yang harmonis berkumpul dengan kehangatan dan suasana santai dalam rumah. Maka keseluruhan suasana yang secara tidak langsung dinyatakan oleh pengelompokkan stimuli menyebabkan konsumen menghubungkan, bahwa meminum teh tersebut identik dengan suasana santai, hangat, dan dapat membuat keluarga berkumpul dirumah menjadi lebih akrab.

3. Penyelesaian
Penyajian pesan iklan yang tidak lengkap, “meminta” untuk dilengkapi oleh para konsumen. Dan tindakan melengkapi itu sendiri membantu untuk melibatkan mereka lebih dalam pada pesan itu. Itulah sebabnya banyak iklan dengan sengaja meminta keikutsertaan penonton pada iklan-iklan mereka. Sehingga orang yang melihat iklan tersebut menjadi penasaran dan tertarik mencoba produk tersebut.