Mengelola persediaan barang dalam bisnis merupakan aktivitas yang wajib Anda lakukan karena dapat memengaruhi keberlangsungan bisnis Anda terutama dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
Oleh karena itu, penerapan metode untuk mengelola persediaan atau barang ini perlu dilakukan, salah satunya dengan metode LIFO.
Lalu, apa itu metode LIFO? Mengapa perlu menggunakan metode ini dan apa saja contoh perusahaan yang cocok menggunakan metode LIFO? Yuk, simak uraian berikut ini!
Pengertian LIFO
Daftar Isi
Metode LIFO yang berarti Last In First Out adalah metode yang mengeluarkan barang yang terakhir masuk. LIFO adalah metode yang menghasilkan HPP (Harga Pokok Produksi) tertinggi.
Hal ini karena tren pembeliannya akan terus meningkat, di mana dalam konsep LIFO biaya unit yang digunakan sebagai dasar penentuan HPP adalah harga pembelian barang terbaru atau terakhir.
Mengapa Menggunakan Metode LIFO?
Metode LIFO digunakan dalam perhitungan ketika biaya produksi suatu produk mengalami peningkatan yang umumnya dikarenakan inflasi.
Dengan tingkat inflasi yang terus naik sepanjang waktu, maka sangat kecil kemungkinannya sebuah barang mengalami penurunan harga.
Dengan menggunakan metode ini, maka perusahaan akan menghasilkan laba yang kecil sehingga dapat menghemat pajak.
Pada saat terjadi inflasi, perhitungan harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga sehingga mengurangi laba dan menghasilkan pengurangan pajak.
Jenis-jenis Metode LIFO
Pada dasarnya, metode LIFO terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Sistem fisik
Penilaian persediaan ditentukan melalui saldo fisik yang ada dikalikan dengan harga pokok per unit barang yang diterima di awal periode.
Jika saldo fisik lebih besar dari barang yang diterima atau masuk di awal periode, maka diambilkan dari harga pokok per unit yang masuk berikutnya.
2. Sistem perpetual
Penilaian persediaan di mana pencatatan persediaan rutin dilakukan dalam kartu persediaan. Setiap terjadi transaksi penjualan atau pembelian, maka langsung dicatat dalam kartu persediaan.
HPP dicatat sesuai dengan harga pokok barang pertama kali diterima. Jumlah tersisa adalah nilai persediaan akhir.
Kelebihan dan Kekurangan Metode LIFO
Salah satu keuntungan dan kelebihan dari menggunakan metode LIFO adalah dapat membandingkan cost dan pendapatan saat ini.
Jika harga naik maka harga barang menjadi konservatif, laba operasi tidak terganggu dengan fluktuasi harga, dan jika terdapat fluktuasi harga dapat meratakan laba tahunan.
Sementara itu kelemahan dalam metode ini adalah bertentangan dengan aliran fisik yang sesungguhnya dan tidak dapat menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya.
Contoh Perusahaan Yang Cocok Menggunakan Metode LIFO
Misalnya pada toko baju. Toko baju akan memajang baju model paling baru di etalase. Baju model baru ini adalah baju yang terakhir datang.
Jika mendahulukan penjualan barang yang terlebih dahulu atau pertama kali datang, maka barang yang baru masuk akan lama terjualnya sehingga akan ada risiko ketinggalan model.
Jadi barang yang terakhir masuk harus dijual pertama kali.
Inilah yang menyebabkan LIFO awalnya hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan dengan persediaan yang tahan lama, tidak mudah rusak, mudah disimpan sehingga dapat dibedakan mana persediaan yang pertama dibeli dengan persediaan yang terakhir dibeli.
Contoh bidang usaha yang menerapkan metode ini adalah perusahaan atau bisnis:
- Toko garmen atau pakaian
- Elektronik atau produk teknologi
- Toko buku
Perbedaan Metode LIFO dan FIFO
Metode LIFO merupakan singkatan dari Last In Last Out yang artinya barang yang terakhir masuk menjadi barang yang terakhir keluar.
Sedangkan metode FIFO adalah singkatan dari First In First Out yang memiliki makna barang yang pertama masuk merupakan barang yang pertama kali keluar.
Perbedaan metode LIFO dan FIFO ada di berbagai aspek, seperti
1. HPP
Metode LIFO memberikan nilai HPP yang lebih tinggi daripada metode FIFO.
2. Pajak
Pembayaran pajak yang dihasilkan dari penerapan metode LIFO lebih rendah daripada metode FIFO.
3. Laba
Penggunaan metode LIFO menghasilkan laba yang lebih rendah daripada metode FIFO.
4. Persediaan Barang
Penerapan metode LIFO tidak menampakkan persediaan barang yang sesungguhnya, sementara FIFO menyajikan stok barang yang relevan dan sesuai di laporan keuangan.
Selain itu, pembukuan dan pembuatan laporan keuangan dengan metode LIFO lebih rumit daripada metode FIFO.
Namun pada saat ini metode LIFO sudah tidak lagi diaplikasikan oleh perusahaan karena adanya perubahan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 14 (revisi 2008) di mana hanya metode FIFO dan metode average (rata-rata) saja yang boleh digunakan untuk menilai persediaan perusahaan.
Cara Mengelola Persediaan Barang Bisnis Anda
Anda dapat dengan mudah mengelola persediaan barang bisnis Anda secara real time dengan Zahir, seperti mengatur semua proses bisnis dari satu tempat, dari sales & invoices, purchase, hingga inventory, semuanya diolah dengan cepat dan otomatis.
Selain itu, akses yang mudah serta dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Fitur persediaan barang yang tersedia di aplikasi Zahir akan membantu Anda untuk memantau pergerakan barang masuk dan keluar menjadi jauh lebih mudah.
Fitur ini juga sudah mendukung otomatisasi pencatatan stok barang Anda. Jika terjadi pembelian, stok produk akan bertambah.
Sebaliknya, jika terjadi penjualan, stok akan berkurang. Proses ini berjalan secara otomatis sehingga memberikan efisiensi pada pengawasan stok barang.
Satu lagi yang tak kalah penting, fitur ini juga sudah dilengkapi dengan stok opname sehingga memudahkan audit antara barang yang tercatat di sistem dengan barang yang berada di gudang.
Beberapa produk Zahir juga tersedia dalam aplikasi untuk sistem operasi Android dan iOS. Aplikasi ini membuat Anda memiliki kemudahan dalam mengelola bisnis, kapan saja dan di mana saja.
Kesimpulan
Mengelola persediaan barang merupakan hal yang wajib dilakukan karena menjadi aspek yang begitu penting dalam pelaksanaan bisnis.
Salah satu metode yang digunakan dalam mengelola stok barang adalah LIFO.
LIFO sendiri merupakan singkatan dari Last In First Out, yang artinya barang yang terakhir masuk menjadi barang pertama yang keluar (dijual). Penggunaan metode LIFO menghasilkan laba yang kecil, namun ini memberikan efek penghematan pajak.
Beberapa contoh perusahaan yang cocok menggunakan metode LIFO dalam mengelola persediaan barang adalah perusahaan garmen atau pakaian, toko buku, perusahaan elektronik atau produk teknologi.
Metode ini memiliki beberapa perbedaan yang cukup kontras dengan metode FIFO yang lebih umum digunakan, terutama pada aspek HPP, pajak, laba, dan persediaan barang sesungguhnya.
Sehingga, metode LIFO ini sudah tidak boleh digunakan.
Lalu, bagaimana cara Anda mengelola persediaan barang bisnis Anda agar relevan dengan laporan keuangan perusahaan?
Zahir Accounting menjadi solusi yang tepat bagi Anda. Fitur persediaan barang yang terdapat dalam aplikasi atau software akuntansi terbaik ini akan membantu Anda untuk mengelola stok barang bisnis Anda menjadi sangat mudah.
Untuk Anda yang ingin merasakan bagaimana Zahir bisa membawa bisnis Anda naik level, Anda bisa mencoba software akuntansi ini secara gratis dengan klik tombol free trial.