Dalam bisnis terdapat istilah yang namanya aktiva tetap. Istilah ini umumnya digunakan oleh perusahaan untuk merujuk sebuah aset yang bisa digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan.

Nah, untuk lebih detail mengenai aktiva tetap dan peran pentingnya di perusahaan, berikut kami bahas secara singkat untuk Anda.

Pengertian Aktiva Tetap

Harta tetap atau aktiva tetap dapat didefinisikan sebagai segala jenis harta yang digunakan oleh perusahaan sebagai penunjang aktivitas sehari-hari perusahaan dalam bisnisnya.

Selain itu, aktiva tetap juga dijadikan sebagai tujuan investasi jangka panjang karena nilainya selalu meningkat.

Contoh jenis harta tetap di antaranya dapat berupa Tanah, Gedung, Peralatan, Perlengkapan.

Karena nilai dan fungsinya yang berbeda-beda, jenis harta tetap tersebut memiliki umur ekonomis yang berbeda-beda dan metode penyusutan yang berbeda juga.

Hal ini dapat terjadi karena sudah ditentukan oleh manajemen perusahaan sesuai dengan kebutuhan setiap perusahaan.

Pada dasarnya harta tetap tidak untuk dijual karena bukan sebagai barang dagangan, tetapi sebagai penunjang perusahaan untuk menjalankan usahanya.

Contohnya, aktiva tetap dapat digunakan untuk produksi, tempat usaha, dan peralatan kerja dengan catatan selama umur ekonomis yang sudah di tentukan.

Tetapi tidak menutup kemungkinan harta tetap untuk dijual karena beberapa hal di antaranya:

  • Karena perusahaan membutuhkan tambahan dana, sehingga perusahaan terpaksa menjual harta teteap nya untuk modal kerja atau membayar hutang.
  • Karena perusahaan berganti tecknology, contohnya perusahaan menganti kendaraan motor yang berjenis 2 tak ke jenis mesin 4 tak karna irit dan ramah lingkungan.
  • Karena perusahaan akan di tutup ( tidak beroprasi)

Cara Menghitung Penjualan Aktiva Tetap

Dalam akutansi untuk melakukan penjualan harta tetap dapat mengikuti perosedur ini:

  1. Update Buku Aktiva yang akan di jual
  2. Hapus Aktiva

Contoh Kasus:

Tanggal 3 September 2013 PT A menjual salah satu mesin seharga Rp21.000.000. Mesin tersebut sebelumnya dibeli dengan harga Rp25.000.000 pada tanggal 5 September 2012.

Catatan:

PT A menggunakan metode penyusutan garis lurus tanpa nila residu, untuk umur ekonomisnya di tentukan 5 tahun.

Langkah awal tentukan nilai buku mesin per tanggal 5 September 2013

  • Beban Penyusutan:

Untuk menghitung beban penyusutan bisa menggunakan rumus berikut ini:

Beban Penyusutan = [Nilai Perolehan – Nilai Residu] / Umur Ekonomis

Beban Penyusutan = [Rp25.000.000 – 0] / 5

Beban Penyusutan = Rp5.000.000/tahun

Beban Penyusutan = Rp416.666,67/Bulan

  • Akumulasi Penyusutan:

September 2012 s/d september 2013 = 12 Bulan

Akumulasi Penyusutan = 12 bulan x Rp416.666,67 = Rp 5.000.000

  • Nilai Buku

Nilai perolehan: Rp25.000.000

Akumulasi penyusutan: Rp5.000.000

Nilai Buku = Nilai Perolehan – Akumulasi Penyusutan = Rp20.000.000

Sehingga dapat dihitung untung atau ruginya penjualan harta tetap tersebut, yaitu:

Harga Jual – Nilai Buku = Rp 21.000.000 – Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000 (Laba Penjualan)

Setelah memperoleh perhitungannya, kita bisa lanjutkan dengan pembuatan jurnalnya:

  • Jurnal Penjualan Aktiva

Kas/Bank (D) = Rp21.000.000
Akumulasi Penyusutan (D) = Rp5.000.000
Mesin (K) = Rp25.000.000
Laba Penjualan (K) = Rp 1.000.000

Dari jurnal di atas berarti, Nilai Aktiva tersebut sudah di hapus dan memperoleh pendapan dari laba penjualan Mesin tersebut.

Cara seperti ini berlaku untuk penjualan Aktiva yang memiliki nilai penyusustan, tetapi untuk Aktiva yang tidak memiliki nilai penysustan contohnya Tanah, Bangunan cara perhitungannya bisa di gunakan Nilai taksiran (harga pasaran yang berlaku).

Apakah Aktiva Tetap Bisa Ditukar?

Pertukaran aset tetap artinya peralatan yang lama akan ditukarkan dengan model atau aset baru. Syaratnya adalah kedua aset tersebut yang ditukarkan harus mempunyai manfaat serupa.

Nantinya penjual membolehkan pembeli dalam menentukan harga untuk aset lama.

Jumlah tersebut dapat disebut sebagai penyisihan pertukaran. Besar kecilnya harga aset bisa bermacam-macam tergantung pada nilai aset lama tersebut.

Sisa saldo, jumlah terutang, kemudian bisa dibayarkan secara tunai.

Laba untuk pertukaran aset tetap sebenarnya tidak diakui, tetapi pada kolom kas diterima dan bisa tercatat.

Mengapa tercatat pada kas?

Teorinya, pendapatan pada dasarnya berasal dari produksi serta penjualan pada barang yang diproduksi aset tetap, bukanlah dari pertukaran aset.

Oleh karena itu, hasil dari pertukaran inilah yang nantinya akan tertulis dalam arus kas.

Pelaporan keuangan membutuhkan pencatatan kerugian atas pertukaran aset tetap. Jika harga tukar relatif lebih kecil dibandingkan nilai aset yang lama, maka ini dikategorikan ke dalam rugi.

Saat kerugian terjadi, biaya ditulis dalam aset baru dan harus berdasarkan harga pasar.

Kesimpulan

Demikianlah cara mencatat penjualan aktiva tetap dalam akuntansi secara lebih mudah. Pastinya untuk mengakui selisih laba dan rugi dalam aset, harus teliti dalam mencatatnya.

Karena jika Anda salah, laporan keuangan pun akan tidak valid datanya. Ini tersebut mungkin akan juga mempengaruhi keputusan bisnis selanjutnya.