menjadi pengusaha

Menjadi Pengusaha, Diciptakan atau Dilahirkan?

Pengusaha seringkali dipandang sebagai sosok yang ulet, pekerja keras, kreatif, visioner, serta mampu memaksimalkan potensi yang mereka miliki untuk mendapatkan peluang ekonomi. Dari peluang ekonomi yang diciptakannya inilah mereka mendapatkan hasil baik berupa materi maupun materi.

Sebagian orang berpendapat bahwa menjadi pengusaha itu membutuhkan bakat, yang biasanya terbentuk dari lingkungan keluarga. Misalnya, jika orang tuanya memiliki usaha, maka adalah hal yang wajar jika anak-anaknya mewarisi ketrampilan berdagang. Sebaliknya, jika seseorang bukan dari lingkungan pengusaha, bisa dikatakan kemungkinan suksesnya kecil. Benarkah demikian? Apakah seorang pengusaha itu dilahirkan atau diciptakan?

Ada yang berpendapat bahwa pengusaha itu dilahirkan. Coba ingat kembali saat anda masih kecil. Anda senang melihat aktifitas pedagang yang lalu-lalang di depan rumah atau mengamati penjual di pasar, sehingga menurut anda kegiatan menjual barang atau jasa adalah hal yang menarik untuk mendapatkan keuntungan. Namun, setelah anda dewasa, menyelesaikan kuliah dan berhasil mendapat gelar sarjana, orang tua meminta anda untuk bekerja di perusahaan atau menjadi PNS. Sebuah kejadian yang jamak terjadi disekitar kita bukan?. Banyak orang tua yang beranggapan menjadi pengusaha tidak memberikan hasil yang menjanjikan. Inilah yang membuat bakat kewirausahaan anda yang anda miliki sejak kecil pupus begitu saja.

Disisi lain, ada seorang anak yang tidak memiliki background berjualan atau berbisnis apapun. Namun pada saat dia menginjak dewasa dan mengenyam bangku kuliah dia diajarkan untuk menjadi pengusaha. Dia harus mampu membuat produk yang berguna dan memiliki nilai ekonomis. Diakhir masa studinya, dia sudah mulai merintis usaha dan terus mengembangkannya. Hingga pada akhirnya usaha yang digelutinya semakin berkembang pesat. Nah menurut anda, apakah kemampuan kewirausahaan anak ini diciptakan?

Dari kedua ilustrasi diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya setiap orang dilahirkan dengan ‘bakat’ menjadi pengusaha, yang membedakan adalah faktor lingkungan. Apakah lingkungan sekitar kita ini akan mempertajam bakat tersebut atau justru membuatnya tumpul hingga akhirnya musnah.

Meskipun pada dasarnya seseorang dilahirkan dengan bakat menjadi pengusaha, namun jika tidak dilatih dan diasah, maka orang tersebut juga tidak akan menjadi pengusaha handal. Lalu untuk menjadi seorang pengusaha handal apakah harus menempuh pendidikan tinggi? Belum Tentu

Saat ini sudah banyak pengusaha sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Hanya dengan bermodalkan otodidak, namun bisa meraih kesuksesan, contohnya Andri Wongso yang juga terkenal sebagai motivator. Namun ada juga pengusaha dengan background universitas ternama yang pada akhirnya mendirikan usaha dan sukses, misalnya Nadiem Makarim sebagai CEO Gojek.

Tidak ada yang salah pada keduanya. Meskipun berbeda latar belakang, namun keduanya sama-sama menjadi pengusaha sukses.

Sayangnya, generasi kita seringkali di doktrin oleh orang tua untuk rajin belajar agar nantinya mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar dengan gaji yang bagus. Ini yang secara tidak langsung membuat generasi kita beranggapan bahwa menjadi pengusaha membutuhkan bakat dan mental yang luar biasa kuat.

Kewirausahaan adalah sifat lahiriah yang ada pada setiap orang. Lingkunganlah yang membedakan satu orang dengan yang lainnya. Memiliki bakat berwirausaha saja belumlah cukup untuk menjadi pengusaha. Dibutuhkan latihan dan tempaan untuk memiliki jiwa entrepreneur yang unggul.