Dalam menjalankan sebuah usaha atau bisnis, Anda pasti akan membutuhkan pengetahuan data pengelolaan stok barang. Pengelolaan persediaan barang, umumnya menggunakan empat cara, yaitu dengan metode FIFO, LIFO, FEFO dan Average. Mungkin Anda sering mendengar tentang metode FIFO dan LIFO. Kedua metode persediaan barang ini kerap digunakan pada hampir banyak jenis usaha karena bisa memberikan manfaat bagi keberlangsungan sebuah bisnis. Keempat metode ini tersebut tentu memiliki perbedaan dan kesesuaian bagi setiap jenis perusahaan.
Berbicara tentang metode pengelolaan barang, bisa dilihat sebagian orang beranggapan bahwa mengelola toko nampak sederhana dan mudah sehingga siapapun bisa melakukannya. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Hal ini dikarenakan mengelola toko tidak jauh berbeda dengan mengelola bisnis dengan pendapatan yang besar. Maka dari itu, dibutuhkan penggunaan strategi yang sistematis yang tepat, terlebih dalam hal pengelolaan barang. Pengelolaan stok barang membutuhkan lebih dari ketelitian dalam mengetahui masa ketahanan / expired suatu produk tetapi juga mengetahui kapan waktu terbaik untuk menggunakan barang yang disimpan tersebut terlebih dahulu. Jika Anda menyimpan barang terlalu lama, maka resiko untuk rusak pun akan lebih cepat, dampaknya adalah bisnis akan mengalami kerugian.
Di artikel ini, Anda akan mengetahui pengertian dari metode LIFO, FIFO, FEFO dan Average. Selain itu, artikel ini juga akan menginformasikan tentang manfaat dan tujuan dari metode manajemen kelola barang ini, penggunaan metode ini, penerapan metode FIFO, kelebihan dan kekurangan FIFO, LIFO, FEFO, dan Average hingga perbedaan antara metode persediaan produk tersebut. Simak ulasan lebih lengkap dibawah ini!
Pengertian & Perbedaan Metode FIFO, LIFO, FEFO & Average
Daftar Isi
- 1 Pengertian & Perbedaan Metode FIFO, LIFO, FEFO & Average
- 2 Keuntungan & Kekurangan Metode FIFO, LIFO, FEFO, Average
- 3 Kelebihan & Kekurangan FIFO
- 4 Kelebihan & Kekurangan LIFO
- 5 Kelebihan & Kekurangan FEFO
- 6 Kelebihan & Kekurangan Average / Metode Rata-Rata
- 7 Penerapan Metode Persediaan FIFO, LIFO, FEFO, Average pada Perusahaan
- 8 Kesimpulan
Seperti yang sudah disebuatkan diatas bahwa metode pengelolaan produk ini mencakup beberapa perbedaan pengertian, kelebihan dan kekurangannya. Keempat metode manajemen persediaan ini adalah bagian dari berbagai aktivitas pengendalian, pengawasan dan pengeloaan atas persediaan barang. Maka, setiap pebisnis yang khususnya bergerak pada bidang produksi sangat disarankan untuk mampu menerapkan manajemen pengelolaan barang ini untuk kelancaran bisnis. Untuk lebih jelas tentang metode kelola barang FIFO, LIFO, FEFO dan Average, berikut informasinya:
1. Metode FIFO (First In First Out)
Pengertian dari metode FIFO adalah metode yang digunakan untuk memastikan pengelolaan stok opname atau komoditas pada barang di gudang tetap terjaga kualitasnya dan dalam kondisi yang baik juga layak. Lalu, sebenarnya apa kepanjangan FIFO? FIFO merupakan singkatan dari First In First Out yang berasal dari Bahasa Inggris yang jika diartikan yaitu sebagai barang yang pertama kali masuk merupakan barang yang nantikan harus dikeluarkan atau dipakai duluan.
Metode yang merujuk pada pengelolaan produk ini memiliki arti dalam bisnis secara harfiah dimana diterapkan pada sebuah usaha secara harfiah. Bisa dikatakan bahwa barang yang diletakkan dalam komoditas bisnis yang masuk atau keluar akan dikelola sesuai dengan urutan masuk barang. Barang yang ada di gudang masuk pertama kali adalah barang yang harus diutamakan untuk keluar terlebih dahulu dari gudang. Selain itu, barang yang pertama masuk ini juga bisa digunakan untuk kebutuhan skala yang lebih luas dan barang yang dimasukkan pertama kali merupakan prioritas yang harus dijual terlebih dahulu dibandingan barang yang baru masuk. Maka, selayaknya barang terjual merupakan barang yang masuk lebih dahulu.
Dilihat dari istilah FIFO tesebut, maka bisa dilihat bahwa FIFO adalah salah satu cara terbaik untuk pengelolaan bisnis dengan komoditas yang memiliki masa pakai atau kadaluarsa, seperti makanan dan bahan yang cepat rusak lainnya. Jika Anda tidak menerapkan metode ini, maka kerusakan pada barang bisa saja terjadi, dan tentu bisnis Anda akan merugi. Untuk itu, coba cek kembali di bisnis Anda, apakah barang pertama yang terjual merupakan barang stok awal ataukah barang yang masih dalam persediaan lama?
Contohnya, jika Anda menjual tepung terigu, maka yang dijual terlebih dahulu adalah tepung terigu yang pertama kali masuk ke toko. Tidak diperbolehkan menjual tepung terigu yang terakhir masuk. Jika hal tersebut dilakukan, maka tepung terigu menjadi stok barang yang belum terjual hingga lama kelamaan akan rusak. Harga pokok penjualan nantinya akan dihitung mulai dari kapan persediaan barang pertama terjual. Metode ini biasa diterapkan untuk penjualan produk shampoo, susu, atau sabun dan barang yang memiliki masa pakai lainnya. Untuk itu, menerapkan metode ini pada usaha Anda merupakan hal yang sangat disarankan.
2. Metode LIFO (Last In First Out)
LIFO adalah singkatan dari Last In First Out yang berarti barang terakhir yang terakhir dimasukkan gudang adalah barang pertama yang perlu dijual. LIFO adalah metode pengelolaan barang yang merupakan kebalikan dari FIFO. Metode LIFO dipakai dengan memperhatikan barang mana yang masuk ke gudang merupakan barang pertama yang akan keluar dari gudang untuk digunakan atau jual. Metode LIFO ini dipakai untuk memanfaatkan sebuah momentum untuk mendapatkan banyak keuntungan. Contohnya, industri fashion yang mengeluarkan stok dress terbaru dari penyimpanan dikarenakan dress tersebut sedang tren di pasaran. Barang yang masuk dalam metode FIFO ini bukanlah barang yang memiliki masa kadaluarsa, seperti baju, barang pecah belah, buku, dll.
3. Metode FEFO (First Expired First Out)
FEFO adalah singkata dari First Expired First Out yang berarti barang yang akan habis masa kadaluarsa harus dijual terlebih dahulu, bisa jadi juga barang tersebut diinput lebih awal atau akhir sekalipun. Sederhananya, metode ini digunakan dengan cara barang dengan masa kadaluarsa yang terdekat harus keluar lebih dulu Metode ini biasanya diterapkan pada apotik atau toko ritel yang menjual makanan dan minuman (biasanya dalam kemasan) yang memiliki masa kadaluarsa. Jadi, terlepas apakah barang yang masuk itu datang duluan atau terakhir, barang dengan masa kadaluarsa paling dekat adalah barang yang harus dijual terlebih dahulu. Produk dengan masa kadaluarsa yang pendek akan ditempatkan diposisi paling depan agar diambil terlebih dahulu. Sedangkan produk dengan masa kadaluarsa yang masih panjang dapat disimpan di gudang.
Metode pengeloaan barang ini cukup efektif karena bisa mencegah penyimpanan stok yang hampir kadaluarsa terlalu lama. Hal ini juga bisa menghindari potensi kerugian dikarena Anda bisa memanfaatkan semua persediaan secara efektif. Metode FEFO cukup sering dipakai pada perusahaan yang bergerak dibidang food & beverage, FMCG, farmasi, dll.
4. Metode Average / Metode Rata-Rata
Metode average adalah metode pengelolaan persediaan barang yang dilakukan dengan cara membagikan biaya barang yang akan dijual dengan jumlah unit tersedia. Metode ini menerapkan harga rata-rata pada persediaan akhir stok barang yang ada di gudang dan juga beban harga pokok penjualan dari barang pertama yang keluar dari gudang. Bisa disimpulkan bahwa metode ini adalah perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Metode rata-rata tertimbang atau average ini hanya berfokus pada ketersediaan stok produk yang ada di gudang tanpa harus memperhatikan barang atau stok mana yang masuk pertama dan barang yang terakhir masuk dan tercatat dalam pesediaan.
Keuntungan & Kekurangan Metode FIFO, LIFO, FEFO, Average
Nah, setelah Anda mengetahui definisi dari metode FIFO, LIFO, FEFO dan Average, maka selanjutnya Anda bisa mengetahui keuntungan dan kekurangn dari metode tersebut. Setiap metode manajemen persediaan barang memiliki keuntungan yang bisa sangat bermanfaat bagi sebuah perusahaan, namun juga ada resiko yang bisa saja menjadi realita. Agar Anda lebih memahami keuntungan dan kekurangan dari keempat metode tersebut, berikut ulasannya dibawah ini:
Kelebihan & Kekurangan FIFO
Seperti yang kita ketahui bahwa FIFO adalah sistem manajemen pengelolaan barang ini memiliki kelebihan bagi keberlangsungan manajemen bisnis Anda. Tak hanya keuntungan menggunakan metode FIFO, ada juga kekurangan dari metode ini. Apa saja kelebihan dari manajemen persedian yang dikenal istilah FIFO ini? Simak informasinya dibawah ini.
Kelebihan | Kekurangan |
Jumlah barang yang tersedia bisa Anda hitung dengan tepat dengan mengecek tanggal masuk dan keluar. Lalu, keuntungan yang bisa didapat juga termasuk tinggi. | Beban pajak yang wajib dibayarkan oleh perusahaan cenderung lebih tinggi. |
Metode yang lebih logis, menguntungkan dan terpercaya | Mampu memberikan laba tersendiri namun juga perhitungan dan pendapatn tersebut kurang akurat. |
Kelebihan metode FIFO yakni bisa menghasilkan harga pokok penjualan (HPP) yang relatif rendah dengan penghasilan laba kotor lebih tinggi. | Perbedaan antara modal yang dipakai untuk produksi dengan laba yang dihasilkan cukup besar. |
Proses pencatatan laporan barang atau stok opname sama dengan data barang yang ada di gudang sehingga FIFO mengikuti alur alami inventaris. | |
Penggunaan metode ini juga mampu menekan terjadinya penurunan kualitas barang | |
Proses penererapan metode yang mudah dipahami |
Kelebihan & Kekurangan LIFO
LIFO memiliki perbedaan dari metode FIFO dari segi kelebihan dan kekurangan. Keuntungan dari metode ini yakni Anda akan lebih mudah membandingkan antara biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan keuntungan yang ingin didapat, laba opersional bisa didapat tanpa harus memikirkan fluktuasi harga. Lebih lengkap tentang hal ini bisa simak kelebihan dan kekurangn LIFO dibawah ini:
Kelebihan | Kekurangan |
Manajemen persediaan barang dengan konsep LIFO ini lebih mudah dalam hal proses penataan barang. | Proses pencatatan barang lebih kompleks. Hal ini disebabkan LIFO lebih bertolak belakang dengan aliran keluar masuk pada penyimpanan barang yang diterima. |
Pengeluaran pada pajak juga lebih terkendali dan hemat. | Salah satu metode menajemen pengelolaan barang ini bisa menghasilkan laba hasil penjualan, tetapi laba dari penerapan metode ini terbilang relatif rendah. |
LIFO dianggap sebagai metode yang mendatangkan keuntungan lebih besar karena cara ini bisa dimanfaatkan pada bisnis yang bisa menjual barang dengan mengikuti tren pasar. | |
Proses perbandingan besaran biaya dengan pendapatan yang dihasilakn juga cukup mudah. | |
Laba operasional tidak terpengaruh pada kondisi inflasi. |
Kelebihan & Kekurangan FEFO
Metode ini dirancang untuk mengamankan produk agar bisa dikonsumsi oleh pembeli sesuai dengan kualitasnya. Pembeli juga pasti tidak akan bersedia membeli barang yang terlalu dekat dengan tanggal kadaluarsa. Maka, stok barang yang belum terjual bisa dijual lebih cepat. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangn FEFO, berikut informasinya dibawah ini:
Kelebihan | Kekurangan |
Metode ini bisa mengurangi terjadinya kemungkinan kerugian pada bisnis. | Kelemahan metode persediaan barang ini adalah bisa memakan waktu lebih banyak karena setiap hari perlu mencari produk dengan masa kadaluarsa tercepat diantara ratusan atau bahkan ribuan produk yang hendak dijual. |
Metode ini juga bisa mengurangi terjadinya penyimpanan stok barang yang sudah lewat masa kadaluarsanya. | Dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dikarenakan barang yang dijual lebih dari angka puluhan. |
Metode ini juga membutuhkan lebih dari 1 orang pekerja untuk bisa menerapkannya dalam pencatatan laporan stok barang. |
Kelebihan & Kekurangan Average / Metode Rata-Rata
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, penerapan metode average didasari pada biaya yang dikeluarkan untuk unit persediaan. Bagaimana caranya? Caranya yakni dengan membagi biaya barang dengan penjualan barang bagi periode tertentu sehingga muncul harga rata-rata yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya, simak kelebihan dan kekurangan metode average dibawah ini:
Kelebihan | Kekurangan |
Metode ini bisa memudahkan Anda untuk mendapatkan nilai barang yang ada tanpa perlu mempermasalahkan waktu masuk. | Walaupun metode ini bisa cukup menghasilkan keuntungan, namun penerapannya hanya bisa menghasilkan laba yang kecil atau sedikit. |
Perusahaan bisa menyediakan barang di gudang tanpa perlu memikirkan mana barang yang masuk pertama kali. | Jika dilihat dengan perbedaan fifo dan metode lainnya, maka metode ini paling rumit tingkatannya dan sangat berbeda dengan metode pengeloaan stok barang lainnya. |
Penerapan Metode Persediaan FIFO, LIFO, FEFO, Average pada Perusahaan
Setiap jenis bisnis memiliki berbagai perbedaan yang dalam penerapannya juga berbeda. Hal ini dikarenakan penerapan dari metode manajemen kelola barang ini hanya sesuai untuk cara kerja dan karakteristik produk yang dijual. Maka, berikut beberapa jenis usaha atau perusahaan yang cocok mengimplementasikan metode kelola barang:
a. Perusahaan yang sesuai menerapkan metode FIFO: Bisnis cake & bakery, perusahaan makanan yang memiliki masa kadaluarsa.
b. Perusahaan yang sesuai menerapkan metode LIFO: Usaha fashion seperti baju, perusahaan elektronik dan buku.
c. Perusahaan yang sesuai menerapkan metode FEFO: Bisnis atau perusahaan farmasi dan makanan minuman.
d. Perusahaan yang sesuai menerapkan metode Average: Bisnis furniture, penjualan alat tulis kantor (ATK), bahan bangunan, dll.
Kesimpulan
Dengan menerapkan cara pengelolaan barang dengan metode yang tepat, baik metode FIFO, LIFO, FEFO maupun Average, maka kualitas barang yang dijual akan selalu terjaga. Bisnis Anda juga bisa mendapatkan keuntungan jika penerapan metode tepat guna dan juga bisa menjadi dasar penentuan biaya barang yang tepat. terlebih lagi, penerapan metode pengelolaan produk ini juga mampu mempermudah melakukan penghitungan stok yang lebih tertata. Selamat membuka dan mengelola toko anda!