[blog-twit] - Menemukan Market atau Membuat Produk Terlebih Dahulu-

Menemukan Market atau Membuat Produk Terlebih Dahulu?

Masih ingat dengan kanvas model bisnis? Artikel mengenai kanvas model pernah di muat beberapa waktu yang lalu. Kanvas ini dibuat oleh Alexander Osterwalder yang untuk mengurangi waktu yang digunakan dalam membuat proposal bisnis serta model bisnis tersebut. Jika dengan menggunakan metode yang lama Anda akan menghabiskan waktu yang lama dengan berlembar-lembar kertas, maka dengan menggunakan kanvas model ini, Anda hanya perlu menggambar pada satu halaman kertas yang telah memiliki sembilan blok.

Membuat Produk

Untuk menentukan model bisnis dengan kanvas model ini ada dua blok penting diawal yang harus diperhatikan, yaitu value proposition dan customer segment. Mendahulukan value proposition kemudian baru customer segment, atau sebaliknya? Mana yang menjadi pilihan Anda? Secara sederhana, apakah memilih konsumen terlebih dahulu baru membuat produk yang seuai dengan keinginan konsumen, atau sebaliknya?. Membuat produk dengan nilai tertentu baru kemudian menentukan konsumen mana yang bersedia membeli produk tersebut.

Value Proposition dan Customer Segment

value propositionNah, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu diketahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan value proposition dan customer segment. Value proposition merupakan serangkaian produk atau jasa yang digunakan sebagai nilai yang ditawarkan pada segmen konsumen tertentu, sehingga produk tersebut yang membedakan dengan produk lainnya.

Beberapa contoh value proposition adalah:

  • Paling Baru (Newness) : produk dengan value ini akan bersaing dengan inovasi terbaru dalam kelasnya. Pada umumnya bisnis yang memiliki value ini menghasilkan produk untuk segmen kelas menengah atas.
  • Paling Murah/Terjangkau (Price): produk ini melakukan kebalikan dari sebelumnya. Bisnis ini melakukan inovasi, namun dalam hal menekan biaya produksi sehingga biaya menjadi terjangkau dan murah. Target pasar yang dituju adalah menengah kebawah yang sensitif terhadap harga.
  • Paling Unik (Uniqueness): merupakan produk yang out of the box. Keunikan yang dimiliki membuat konsumen bersedia megeluarkan uangnya untuk menikmati keunikan produk tersebut.
  • Kinerja (Performance): produk ini lebih fokus pada kinerja yang baik .Kinerja yang responsif atau tanggap merupakan salah satu parameter yang diterapkan dalam produk ini.
  • Kemudahan (Accessibility): sebisa mungkin produk atau jasa yang dihasilkan ada disekitar konsumen sehingga memudahkan akses konsumen untuk mendapatkan atau menggunakan produknya.

customer segmentSelanjutnya adalah Customer Segment, yaitu sekelompok orang atau organisasi yang dipilih sebagai target konsumen yang siap dijangkau atau dilayani. Sebuah bisnis hendaknya mengetahui customer segment mana yang akan dituju.

>Beberapa contoh customer segment meliputi:

  • B2B (Business to Business) : bisnis ini menjadikan bisnis lain sebagai target pasarnya. Bisnis ini biasanya diterapkan oleh supplier barang setengah jadi atau barang jadi yang membutuhkan bisnis lain untuk memasarkan produknya.
  • B2C (Business to Customer) : bisnis yang menyasar pada end user dan langsung berhadapan dengan konsumen.
  • Pasar Luas (Mass Market) : bisnis yang tidak membedakan segmen pelanggan, misalnya sektor produk elektronik
  • Pasar Ceruk (Niche Market) : target dari bisnis ini adalah melayani pelanggan yang spesifik.

Lalu, mana yang harus didahulukan, value proposition atau customer segmen?. Tidak ada patokan yang baku dalam menjawabnya, tergantung dari model bisnis yang Anda inginkan. Yang harus diingat adalah value proposition dan customer segment memiliki kaitan yang erat dan saling mempengaruhi. Saat Anda menentukan bisnis yang fokus pada segmen spesifik maka Anda akan menentukan value proposition setelah menetapkan customer segment. Anda harus menyelaraskan value yang ditawarkan dengan customer segment yang dituju. Dalam perjalanan sebuah usaha, value proposition dan customer segmen merupakan dua hal yang terlebih dahulu mengalami perubahan. Perubahan salah satu dari value proposition dan customer segment akan mempengaruhi keseluruhan dari model bisnis Anda. Misalnya sebuah usaha kuliner yang pada awalnya menyasar kelas menengah, ketika kana melayani segmen menengah keatas maka akan ada perubahan layanan, tempat, menu makanan, dan harga. Karena itu perhatikan dengan seksama hubungan antara value proposition dengan customer segment agar bisnis Anda dapat berjalan dengan baik.