Pada artikel sebelumnya kita pernah membahas Laporan Keuangan Perusahaan. Kali ini kita akan membahas lebih perinci tentang Laporan Neraca Keuangan dari segi pengertian, struktur, dan bentuknya.
Pengertian
Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya Neraca Keuangan adalah salah satu laporan keuangan yang paling esensial dalam menghasilkan suatu keputusan bisnis. Ini ditandai dengan posisi keuangan yang sistematis mulai harta, kewajiban, hingga ekuitas pemilik.
Struktur
Posisi Neraca Keuangan terdiri dari 2 pos meliputi Aktiva dan Pasiva. Pos aktiva terdiri dari satu kelompok akun yaitu harta dan pos pasiva terdiri dari 2 kelompok akun yaitu kewajiban dan modal. Pos pasiva khusus untuk sistem akuntansi otomatis, biasanya dicantumkan akun pembantu sementara dengan nama akun Historical Balancing berkelompok modal. Akun ini berperan sebagai akun penyeimbang sementara untuk mempermudah pengguna sistem akuntansi jika terdapat ketidakseimbangan Neraca Keuangan.
Dari 2 pos tersebut, kita bisa membuat rumus Neraca ini
Harta = Kewajiban + Modal
Jika kita memperhatikan rumus di atas, kita akan senang menentukan keseimbangan saldo pada Laporan Neraca Keuangan terutama sekali jika kita akan mengisi saldo awal akun. Contoh kecilnya sebagai berikut.
Seorang pengguna software akuntansi telah selesai mengisi saldo awal akun. Dengan segera, daftar saldo awal akun muncul nilai negatif di akun Historical Balancing. Ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan. Nilai negatif akan memudahkan pengguna dalam mencari di pos mana sebenarnya nilai tersebut berlebih. Coba Anda temukan sendiri, di pos mana nilai tersebut harus dikurangkan dan ke pos mana nilai yang diambil itu harus ditambahkan (pasti Anda bisa menjawabnya).
Selanjutnya dari rumus di atas, kita juga akan bisa mengetahui posisi normal suatu akun neraca jika digunakan di dalam jurnal. Dari sini kita bisa mengetahui posisi normal akun yang dimaksud. Simak tabel di bawah ini.
Ini berarti bahwa:
► Jika adanya penyetoran modal ke perusahaan (modal bertambah), berarti posisi kas berada di debit dan modal berada di kredit.
► Jika perusahaan membayar utangnya dari kas, berarti posisi utang berada di debit dan kas berada di kredit.
Bentuk
Berbicara mengenai bentuk, perusahaan lebih sering menggunakan bentuk Neraca Keuangan yang memanjang ke bawah. Meski demikian, penggunaan dalam bentuk ke samping juga tetap sah. Penerapan bentuk Neraca Keuangan yang berbeda-beda ini disesuaikan dengan jumlah akun yang digunakan. Semakin banyak akun, bentuk memanjang ke bawah lebih efektif digunakan.
Bentuk memanjang ke bawah ini dikenal dengan istilah Bentuk Stafel atau Bentuk Laporan. Bentuk ini lebih sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar atau perusahaan yang memang memiliki akun yang sangat banyak dan nilai yang besar. Bentuk menyamping dikenal dengan istilah Bentuk Skontro atau Bentuk Akun. Bentuk ini mudah untuk dilihat karena pos aktiva dan pasiva langsung terlihat di kanan dan kiri. Bentuk Skontro akan mudah diterapkan jika akun dan nilai yang ada berjumlah sedikit.
Di Zahir Accounting, Anda akan menemukan Neraca Keuangan Standar dalam bentu stafel. Klik disini untuk melihat contoh laporan Neraca Standar.
Demikianlah seputar penjelasan tentang Neraca Keuangan.