BLOG - Keamanan Software Akuntansi Online di Tengah Serangan Cyber Crime

Keamanan Software Akuntansi Online di Tengah Serangan Cyber Crime

 

Perkembangan internet yang berkembang pesat memberikan banyak dampak positif dan negatif. Dampak positif dari kemajuan teknologi tersebut adalah dengan terbuka lebarnya peluang e-commerce, e-banking, dan dikembangkannya aplikasi akuntansi online. Sistem akuntansi berbasis online ini memungkinkan pemilik usaha untuk dapat memantu kondisi keuangan usahanya dengan cepat dan akurat sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat. Kebutuhan informasi keuangan yang cepat dan akurat, tanpa terhalang waktu dan tempat dapat dilakukan dengan sistem yang berbasis cloud.

Namun yang harus diingat, teknologi internet juga memberikan dampak negatif. Internet membuka peluang terjadinya tindak kejahatan yang bersifat konvensional seperti pengancaman, pencurian, dan penipuan yang kini marak dilakukan secara online. Berbagai dampak negatif tersebut pada akhirnya membentuk paradigma bahwa tidak ada komputer atau sistem yang aman.

Dalam dunia maya, masalah keamanan merupakan masalah yang krusial. Tanpa adanya keamanan yang memadai maka data-data dan sistem yang ada bisa dicuri. Kelemahan yang sering ditemukan pada sistem jaringan berbasis internet adalah adanya hole (lubang keamanan). Jika hole tidak ditutup, maka akan menjadi celah bagi personel yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan tindak kriminal. Pencurian data dan sistem dari internet ini sering disebut dengan cyber crime.

Cyber crime hanya dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber. Banyak kasus terjadi dimana pelaku cyber crime adalah personel sebuah perusahaan yang loyal dan mendapat kepercayaan dari perusahaannya. Mereka melihat celah yang terdapat pada sistem komputer dan pada akhirnya mereka melakukan tindak kriminal.

Lalu bagaimana dengan keamanan software akuntansi yang berbasis cloud? Berikut adalah bebarapa poin yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cyber crime atau pembobolan sistem akuntansi online:

  • Lokasi server lebih dari 1 dengan tempat yang berbeda sehingga jika terjadi kebakaran atau bencana alam, database perusahaan tidak hilang atau rusak.
  • Menggunakan firewall yang sulit ditembus. Meskipun jika dapat ditembus tapi dapat mempersiapkan perlindungan lainnya seperti dengan menyimpan data di server yang berbeda.
  • Mensyaratkan pada provider untuk memberikan garansi atas kestabilan kondisi kecepatan akses sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman dan penerimaan data.

Sudah seharusnya perkembangan teknologi yang melesat diiringi dengan hukum yang dapat mengaturnya. Tanpa adanya hukum yang mengatur dan ketegasan lembaga dalam penegakannya maka dapat menganggu perkembangan teknologi itu sendiri.