Ingin Menjual Aset Perusahaan? Ini Cara Menghitungnya

 

Pada umumnya, tidak ada perusahaan yang berencana atau ingin menjual aset tetapnya. Hal ini karena aktiva tetap dibeli dengan tujuan untuk digunakan selama umur ekonomisnya ada untuk keberlangsungan usaha, baik untuk produksi, tempat usaha, peralatan kerja, atau lainnya.

Namun ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan perusahaan memutuskan untuk menjual aset perusahaan, seperti:

1. Kekurangan dana. Perusahaan terpaksa menjual aset perusahaan (menjual aktiva tetapnya) untuk mendapatkan tambahan dana, baik untuk keperluan modal usaha atau memenuhi kewajiban jangka panjang / pendek.

2. Adanya pergantian produk. Pergantian jenis produk yang dihasilkan perusahaan akan mengakibatkan mesin dan peralatan tertentu tidak bisa digunakan/memberi manfaat lagi. Hal ini pada umumnya terjadi pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk dengan perputaran yang cepat seperti perusahaan garmen dimana perubahan mode yang cepat membuat beberapa mesin untuk pengerjaan tertentu tidak lagi digunakan.

3. Pergantian teknologi, seperti perusahaan menjual PC komputer di departemen tertentu dan menggantinya dengan laptop.

4. Perusahaan berhenti beroperasi karena alasan tertentu.

Secara garis besar ada 2 langkah dalam prosedur dan jurnal penjualan aktiva tetap, terdiri dari:

1. Update buku aktiva yang dijual
2. Menghapus aktiva tetap

Berikut contohnya:

Pada tanggal 18 April 2015, PT. Sukses Jaya menjual mesin produksinya seharga Rp. 15.000.000. Mesin tersebut dibeli pada tanggal 22 February 2012 dengan harga perolehan sebesar 25. 000.000.

 PT. Sukses Jaya menggunakan metode garis lurus untuk mengkalkulasi penyusutan aktiva tetapnya, tanpa nilai residu maka umur ekonomis mesin diperkirakan sekitar 8 tahun. Posisi aktiva tetap mesin PT. Sukses Jaya per 31 Desember 2015 adalah:

Perolehan          = Rp 25,000,000
Accum Deprec = (Rp 8,854,167)
—————————————-
Nilai Buku = Rp 16,145,833

Prosedur dan perlakuannya:

Tahap 1: Update buku aktiva tetap

a. Hitung penyusutan mulai 1 Januari – 18 April 2015
Karena mesin dijual pada tanggal 18 April 2015, dimana tanggal 18 sudah melewati tengah bulan, maka pada bulan April mesing dianggap sudah digunakan satu bulan penuh (jika dibawah tanggal 15 maka dianggap belum dipergunakan), maka.

Penyusutan 01 Jan – 18 Apr 2015:

4/12 x (25,000,000/8) = Rp 1,041,667

Membebankan penyusutan dengan jurnal:
[Debit]  Depreciation = Rp 1,041,667
[Kredit]Accum Deprec = Rp 1,041,667

Jurnal diatas akan menambah Depreciation Cost dan menambah Accum Depreciation mesin senilai Rp 1,041,667.

Dengan demikian Accum Deprec Mesin per 18 April 2015:
Accum Deprec per 31 Dec 2014       = Rp 8,854,167
Accum Deprec 01 Jan-18 Apr 2015 = Rp 1,041,667
————————————————————-
Accum Deprec per 18 April 2015      = Rp 9.895,833

Dan nilai “Buku Aktiva Tetap Mesin” per 18 April 2015 adalah:
Rp 25,000,000 – Rp 9,895,833 = Rp 15,104,167

Tahap selanjutnya adalah penghapusan

Tahap 2: Menghapus aktiva tetap mesin
Aktiva Tetap Mesin dihapus dengan jurnal:

[Debit]  Kas/Piutang = Rp 15,000,000,-
[Debit] Accum Deprec Mesin = Rp 9,895,833
[Debit] Rugi Penjualan Aktiva = Rp 104,167
[Kredit] Aktiva Tetap Mesin = Rp 25,000,000

Dengan demikian jurnal diatas akan:

1. Menghapus aktiva tetap mesin serta akumulasi penyusutannya. Penghapusan ini karena posting Aktiva Tetap Mesin dimasukkan kedalam kredit dan Deprec Accum dimasukkan ke Debit.

2. Mencatat kas masuk sebesar nilai penjualan

3. Mengakui rugi penjualan aktiva tetap sebesar selisih antara harga perolehan dengan kas.

Dalam hal pelaporan laba rugi penjualan aktiva tetap dimasukkan kedalam kelompok Pendapatan lain-lain yang bernilai positif jika untung dan negatif jika rugi.