resiko piutang

 

Ingin Memperkecil Resiko Piutang? Lakukan Tips Ini

 

 

Pada umumnya, setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang dagang atau industri menginginkan penjualan dilakukan secara tunai. Namun karena keterbatasan daya beli konsumen atau adanya faktor lain, maka diberlakukan penjualan dengan kredit.  Tidak bisa dipungkiri jika penjualan dengan kredit dapat mendongkrak omset penjualan, namun disisi lain juga akan menyebabkan resiko tersendatnya penerimaan kas. Tidak menutup kemungkinan jika penjualan secara kredit ini akan mengakibatkan kerugian akibat tunggakan konsumen atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak, maka akan semakin besar pula investasi yang diperlukan.

Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi resiko tersebut banyak perusahaan yang menerapkan 5C sebagai dasar dalam memberikan kredit:

  1. Character: menilai karakter atau sifat dari pelanggan. Pelanggan yang jujur dan amanah akan selalu berusaha untuk amanah dan memenuhi kewajibannya.
  2. Capacity: penilaian subyektif terkait kemampuan pelanggan yang dapat diukur dari histori sebelumnya atau dengan melakukan survey ke tempat usaha pelanggan.
  3. Capital: mengukur dari sisi finansial yang ditunjukkan melalui analisa rasio finansial
  4. Collateral: penilaian dari aktiva yang dijadikan jaminan untuk keamanan kredit
  5. Conditions: pengaruh langsung dari tren ekonomi terhadap perkembangan perusahaan sehingga dapat mempengaruhi kemampuan pelanggan dalam memenuhi kewajibannya.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalkan resiko piutang yang tidak tertagih adalah:

  • Menetapkan besarnya resiko yang bakal ditanggung perusahaan, yang ditentukan berdasarkan histori tahun sebelumnya.
  • Kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya yang dapat diukur melalui likuiditas dan rentabilitas.
  • Membuat klasifikasi kredit setiap pelanggan dengan menggunakan daftar analisa piutang untuk mengetahui sejarah kredit setiap pelanggan.
  • Seleksi calon pelanggan dengan menggunakan histori kredit mereka sebagai dasar untuk menentukan plafon kredit, apakah ditambah, diturunkan, atau tetap.