Dalam sebuah bisnis, tidak dapat dipungkiri akan terjadinya penyimpangan, penipuan atau kecurangan atau fraud. Pada umumnya, fraud dapat terjadi karena sejumlah alasan yang umumnya disebut sebagai the fraud triangle atau adanya tiga alasan. Ketiga alasan tersebut adalah adanya tekanan, adanya peluang dan adanya rasionalisasi.

Pengertian fraud menurut Karyono (2013:4-5) diistilahkan sebagai kecurangan yang mengandung makna suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal act) yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu, seperti menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain yang dilakukan oleh orang-orang, baik dari dalam maupun dari luar organisasi.

Kecurangan ini dirancang untuk memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain.

Ketahui empat jenis penipuan berikut ini yang umum terjadi dan bagaimana cara menghindarinya :

  1. Penipuan gaji

    Hal semacam ini dapat terjadi, ketika akun penggajian tidak pernah direkonsiliasi dengan sistem pencatatan waktu yang teratur. Cara terbaik untuk mencegah penipuan penggajian adalah dengan merekonsiliasi semua akun neraca dan catatan penggajian bulanan atau, paling tidak, triwulanan. Cari perbedaan apa pun dan selidiki sampai Anda mendapatkan jawaban yang jelas.

  2. Penipuan “pemeriksaan ulang”

    Contoh kasusnya misalkan ada bagian keuangan dalam suatu perusahaan yang mencuri uang perusahaan secara perlahan, namun ketika dijumlah hasilnya akan mengejutkan. Karyawan ini melakukan dengan cara menulis secara double ketika ada tagihan yang harus dibayar, di mana yang satunya untuk vendor dan yang satunya lagi untuk dirinya sendiri.

    Bagaimana bisa ? ya, ketika pencatatan atas dirinya dibuat dengan kode yang lain di mana yang tahu hanya dia sendiri.

    Kejadian seperti ini, sangat menyulitkan pemilik bisnis untuk mengetahui  jenis aktivitas ini. Terlebih ketika aktivitas semacam ini bukan sekali atau dua kali terjadi, melihat laporan keuangan dan tagihannya terlihat agak tinggi, mungkin akan terlihat masuk akal. Jika hal seperti ini dibiarkan atau lambat dalam mengetahuinya, maka bisa bertambah dengan cepat.

    Kecurangan macam ini hanya dapat terdeteksi ketika pemegang buku jatuh sakit dan pemegang buku lain menggantikannya. Dengan sangat cepat, orang baru itu dapat menyadari bahwa rekening bank tidak direkonsiliasi dengan benar selama beberapa bulan. Setelah melakukannya, jelas terlihat bahwa ada beberapa pembayaran di bulan yang sama ke vendor yang sama.

    Sebagai pemilik bisnis, sulit untuk mendapatkan bantuan akuntansi yang baik, tetapi penting untuk memiliki lebih dari satu orang yang menandatangani cek dan merekonsiliasi rekening bank. Juga, penting untuk meminta orang luar atau audit datang dan melihat pembukuan dan rekonsiliasi setidaknya setiap tahun, dan secara acak.

  3. Kecurangan yang berlebihan

    Hal ini dapat diilustrasikan dengan adanya pemesanan perlengkapan yang berlebihan dan bahkan belum diperlukan pada waktu tertentu. Ketika melakukan pemesanan perlengkapan kantor secara berlebihan. Dia akan mengembalikan persediaan yang tidak diperlukan perusahaan dengan imbalan kartu hadiah, yang kemudian dia gunakan untuk membeli sesuatu yang kecil dan mengambil sisanya dalam bentuk tunai.

    Cara termudah bagi bisnis ini untuk menghindari penipuan jenis ini adalah dengan melakukan hal yang benar sejak awal. Apabila dibiarkan begitu saja, maka hasilnya adalah lingkungan kerja yang tidak sehat dan skenario dimana seseorang merasa bahwa mencuri adalah suatu hal yang “adil”.

  4. Penipuan berkedok “Persahabatan”

    Rasanya, apapun yang berhubungan dengan uang akan sangat sensitif. Perpecahan dapat terjadi hanya karena masalah uang. Penipuan yang berkedok persahabatan ini, biasanya acap kali terjadi karena pemilik perusahaan memiliki sahabat yang anaknya ingin bekerja, di mana sudah saling mengenal.

    Sebaik apapun, ketika seseorang melihat adanya ‘kesempatan’ maka dapat berubah 180 derajat.

    Untuk memiliki seseorang yang menjadi divisi keuangan atau pembukuan, haruslah yang benar-benar dapat dipercaya. Tentunya perusahaan sudah memiliki kualifikasi tersendiri, bukan hanya karena persahabatan atau keluarga.

    Atau pihak perusahaan dapat melakukan dengan membangun budaya akuntabilitas, ukur hasil, dan pastikan semua orang tahu bahwa Anda melihat kinerja mereka. Lalu, rekrut berdasarkan bakat, dan bayar bakat tersebut untuk tampil pada tingkat akuntabilitas dan integritas yang tinggi.

Teori Terjadinya Fraud

Sebelumnya sudah disinggung mengenai segitiga fraud (fraud triangle), yang kali ini menurut Priantara (2013:44-47) dijelaskan lebih rinci bahwa terdiri dari tiga kondisi yang umumnya hadir pada saat fraud terjadi :

  1. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud (pressure)
    Tekanan dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu :
    – masalah keuangan
    – terlibat perbuatan kejahatan atau tidak sesuai dengan norma
    – tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan
    – tekanan-tekanan lain
  2. Peluang atau kesempatan untuk melakukan fraud (opportunity)
    – sistem pengendalian internal yang lemah
    – tata kelola organisasi yang buruk
  3. Dalih untuk membenarkan tindakan fraud (rationalization)
    Rationalization terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktivitasnya yang mengandung fraud. Para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu fraud tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelakunya merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi.

Ketahui kejanggalan-kejanggalan yang terjadi dalam bisnis Anda, sekecil apapun itu. Karena jika dibiarkan, maka lama-kelamaan akan menjadi besar dan dapat merugikan bisnis Anda. Adakan pengecekan pembukuan secara rutin, buat jadwalnya agar dapat mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan. Mungkin untuk mendatangkan audit juga dapat Anda lakukan sesekali.

Sumber :

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4950/Bab%202.pdf?sequence=10