mengenal metode forecasting dalam sektor industri

Salah satu metode untuk melakukan perencanaan serta pengendalian produksi adalah dengan menggunakan metode forecasting (peramalan).

Lantas, apa sebenarnya forecasting itu dan apa saja perannya?

Artikel ini akan menyajikan jawaban yang detail untuk Anda sehingga Anda dapat memanfaatkan forecasting ini untuk kebutuhan bisnis.

Pengertian Forecasting

Peramalan termasuk ke dalam seni atau ilmu dalam melakukan prediksi pada suatu kejadian yang akan datang.

Forecasting atau peramalan merupakan sebuah metode sebagai alat bantu dalam melakukan suatu perencanaan yang efisien dan efektif.

Contohnya seperti peramalan tingkat permintaan suatu produk atau beberapa produk serta peramalan terhadap harga sembako di dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang.

Kegiatan peramalan adalah salah satu fungsi bisnis untuk memperkirakan permintaan serta penggunaan produk agar produk-produk tersebut dapat di produksi dalam jumlah yang tepat

Teknik peramalan ada yang bersifat formal maupun non-formal.

Pada umumnya, aktivitas peramalan di lakukan oleh bagian pemasaran yang di mana hasilnya sering disebut juga sebagai ramalan permintaan.

Metode forecasting sendiri dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah forecasting secara kualitatif yang artinya forecasting hanya berdasarkan pada pendapat serta analisis yang deskriptif.

Dan yang kedua adalah forecasting kuantitatif yaitu merupakan forecasting yang berkaitan dengan perhitungan secara matematis.

Tujuan dan Fungsi Forecasting pada Perusahaan

Fungsi forecasting atau peramalan dipertimbangkan ketika membuat keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan pada pertimbangan apa yang akan terjadi ketika keputusan tersebut diimplementasikan.

Fungsi forecasting atau peramalan memiliki peran penting dalam bisnis, terutama sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan bisnis.

Dalam bisnis, keputusan yang baik merupakan keputusan yang bisa diprediksi untung ruginya.

Nah, tugas forecasting-lah yang mengumpulkan berbagai informasi apa saja yang akan dihadapi oleh bisnis di masa mendatang.

Hal tersebut terkait apa saja potensi keuntungan yang bisa diraih dan apa saja hambatan atau risiko yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan.

Terkait tujuan forecasting untuk bisnis juga telah dibahas oleh banyak pakar bisnis, salah satunya adalah Heizer dan Render (2009:47). Menurut keduanya, forecasting atau peramalan memiliki tiga tujuan utama dalam bisnis, yaitu:

  1. Untuk mengkaji kebijakan perusahaan saat ini dan masa lalu, serta untuk melihat sejauh mana pengaruhnya di masa depan
  2. Untuk memperhitungkan estimasi penundaan antara waktu pembuatan keputusan bisnis dengan waktu implementasi keputusan bisnis
  3. Untuk meningkatkan efektivitas rencana bisnis

Pola Data Produk dalam Metode Forecasting

Penggolongan pola data produk dapat kita bedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Data berpola konstan

Adalah ketika data berfluktuatif di sekitar rata-rata secara stabil dan biasanya pola seperti ini terdapat dalam jangka waktu pendek atau menengah.

2. Data berpola trend

Adalah ketika data memiliki kecenderungan baik itu meningkat maupun menurun dari waktu ke waktu. Pola ini disebabkan oleh adanya perubahan pendapatan, bertambahnya populasi serta pengaruh budaya.

3. Data berpola musiman

Adalah ketika polanya bergerak secara berulang-ulang secara teratur setiap periode tertentu, biasanya berkaitan dengan faktor cuaca atau faktor yang dibuat oleh manusia seperti liburan dan hari besar.

Jenis-jenis Model Forecasting yang Umum Digunakan

Terdapat beberapa jenis dari model forecasting atau peramalan, yaitu:

1. Jenis Model Rata-rata Bergerak (Moving Averages Model)

Model data ini menggunakan sejumlah data permintaan baru yang aktual guna membangkitkan nilai ramal dalam permintaan di masa yang akan datang.

Model jenis ini menggunakan rumus sebagai berikut:

  • Rata-rata bergerak n Periode =  (∑(permintaan dalam n-periode terdahulu))/n

2. Jenis Model Rata-rata Bergerak Terbobot (Weighted Moving Averages Model)

Model ini memiliki sifat yang lebih responsive terhadap adanya perubahan sebab data dari periode yang baru pada umumnya di beri bobot yang lebih besar.

Model jenis ini menggunakan rumus sebagai berikut:

  • Weighted MA (n) = (∑(pembobot untuk periode permintaan aktual periode n))/(∑(pembobot))

3. Jenis Model Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothing Model)

Rumus untuk perhitungan exponential smoothing model adalah sebagai berikut:

  • Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)

Di mana:

  • Ft = Nilai ramalan untuk periode waktu ke-t
  • Ft-1 = Nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, t-1
  • At-1 = Nilai aktual untuk satu periode yang lalu, t-1
  • α = konstanta pemulusan (smoothing constant)

Indikator Validasi pada Model Forecasting

Model-model peramalan yang telah di lakukan tersebut kemudian akan divalidasi dengan menggunakan sejumlah indikator. Indikator yang pada umumnya di gunakan, yaitu:

1. Mean Absolute Deviation (MAD)

Rumus yang digunakan untuk menentukan MAD adalah sebagai berikut:

2. Mean Squared Error (MSE)

Rumus yang digunakan untuk menentukan MSE adalah sebagai berikut:

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

Rumus yang digunakan untuk menentukan MAPE adalah sebagai berikut:

4. Tracking Signal

Rumus yang digunakan untuk menentukan Tracking Signal adalah sebagai berikut:

5. Moving Range (MR)

Rumus yang digunakan untuk menentukan MR adalah sebagai berikut:

Metode-metode yang Digunakan dalam Forecasting

Di dalam praktiknya, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk melakukan peramalan, yaitu metode forecasting kuantitatif dan kualitatif.

Adapun untuk pembagian masing-masing metode tersebut adalah sebagai berikut:

Metode Forecasting Kuantitatif:

  • Time Series atau Deret Waktu
  • Causal Methods atau Sebab Akibat

Metode Forecasting Kualitatif:

  • Juri dari Opini Eksekutif
  • Gabungan Tenaga Penjualan
  • Metode Delphi
  • Survei Pasar (Market Survey)

Untuk penjelasan mengenai masing-masing metode dalam forecasting tersebut, berikut detailnya.

1. Time Series atau Deret Waktu

Di dalam analisa deret waktu terdapat keterkaitan antara variable yang dicari (dependent) dengan variable yang mempengaruhinya (independent variable) yang dihubungkan dengan waktu seperti mingguan, bulan, atau bahkan tahun.

Di dalam analisa deret waktu, variable yang dicari adalah waktu.

Berikut metode peramalan di dalam analisa deret waktu:

  • Metode Smoothing
  • Metode Box Jenkins
  • Metode Proyeksi Trend dengan Regresi

2. Causal Methods atau Sebab Akibat

Merupakan metode yang didasarkan pada keterkaitan antara variable yang diperkirakan dengan variable lain yang mempengaruhinya tetapi bukan dalam bentuk variable waktu.

Metode peramalan yang ada pada causal methods, yaitu:

  • Metode Regresi dan Korelasi
  • Model Input Output
  • Model Ekonometri

Selain metode yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat pula metode kualitatif. Metode kualitatif sangat mendekati tingkat akurasi data aktual dibandingkan dengan metode lainnya.

Pada dasarnya metode ini memiliki sifat yang subjektif sebab sangat dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan serta pengalaman seseorang sehingga hasil peramalan kualitatif dari tiap orang akan berbeda-beda.

Teknik atau metode dalam peramalan kualitatif adalah sebagai berikut:

3. Juri dari Opini Eksekutif

Di dalam metode ini, diambil berdasarkan opini atau pendapat dari sekelompok kecil top manajer baik itu manajer pemasaran, manajer produksi, manajer teknik, manajer keuangan dan manajer logistic yang seringkali digabungkan dengan model statistik.

4. Gabungan Tenaga Penjualan

Untuk setiap tenaga penjualan meramalkan tingkat penjualan di daerahnya masing-masing yang pada akhirnya akan digabungkan pada tingkat provinsi serta nasional guna mencapai ramalan secara keseluruhan.

5. Metode Delphi

Metode ini melakukan penyebaran serangkaian kuisioner yang akan disebarkan kepada tiap responden yang kemudian jawabannya akan disederhanakan sebelum di berikan kepada para ahli untuk dibuatkan peramalannya.

Metode ini tentunya akan memakan banyak waktu sebab melibatkan banyak pihak seperti bagian yang membuatkan kuisioner, mengirimkan kuisioner serta merangkum hasil sebelum di serahkan kepada para ahli untuk dianalisa.

Namun, metode ini memiliki keuntungan yaitu lebih akurat serta lebih profesional sehingga berpeluang besar akan mendekati aktualnya.

6. Survei Pasar (Market Survey)

Metode ini mendapatkan masukan dari konsumen yang berpengaruh terhadap rencana pembelian saat periode yang sedang diamati.

Survei dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner, telepon atau dengan melakukan wawancara langsung.

Manfaat Forecasting bagi Perusahaan

Setelah mempelajari metode forcasting ini, tentunya penerapan metode ini akan memberikan manfaat untuk bisnis.

Salah satu manfaat dari adanya forecasting adalah Anda dapat mengalokasikan anggaran dengan tepat sasaran dan tidak berlebihan untuk suatu produk.

Di luar hal itu masih ada beberapa manfaat lagi yang tak kalah penting untuk perkembangan bisnis Anda, yaitu:

1. Untuk memprediksi masa depan bisnis

Berdasarkan sumber yang ditulis oleh Market Business News, menyebutkan bahwa forecasting dapat membantu bisnis memprediksi masa depan bisnis.

Secara tidak langsung, forecasting dapat memberikan gambaran umum manajemen mengenai arah bisnis ke depannya.

Dengan cara ini, perusahaan dapat memposisikan diri di pasar dengan secara tepat. Dan dampak berikutnya, perusahaan dapat memperoleh laba sebanyak mungkin.

2. Memuaskan keinginan pelanggan

Dengan adanya forecasting, perusahaan dapat mengukur estimasi permintaan kebutuhan barang di masa yang akan datang.

Dengan adanya hal ini, maka bisnis memiliki peluang yang sangat baik untuk memenuhi permintaan barang dari pelanggan dengan jumlah dan waktu yang tepat.

Dan dengan demikian, maka kepuasan pelanggan akan meningkat.

3. Agar mampu mengikuti tren pasar

Dengan melakukan forecasting, perusahaan akan mendapatkan banyak informasi-informasi penting terkait operasional bisnis.

Sehingga dengan mengumpulkan informasi-informasi ini, data yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih lengkap dan terus update dari waktu ke waktu.

Adanya praktik semacam ini, maka perusahaan dapat memprediksi aktivitas market di masa depan. Dengan demikian perusahaan akan terus mengetahui tren pasar ke depannya.

Sekaligus cara ini juga berfungsi sebagai antisipasi jika terjadi perubahan tren di pasar.

4. Memudahkan peminjaman uang cash

Ada kalanya bisnis membutuhkan pinjaman uang tunai untuk menjalankan usaha bisnis.

Biasanya kreditur akan memberikan pinjaman jika transparansi bisnisnya jelas dan detail. Misalnya, informasi yang berkaitan dengan bisnis masa depan Anda, penjualan, biaya produksi, dll.

5. Menjaga posisi keuangan agar tetap stabil

Ketika perusahaan telah mengantisipasi permintaan produk di masa depan, mereka dapat mengelola biaya seoptimal mungkin.

Selain itu, forecasting ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan membutuhkan karyawan baru atau tidak.

Dengan cara ini, maka dana perusahaan tidak akan terbuang percuma karena perusahaan dapat mengetahui kapan saatnya mempekerjakan karyawan baru secara tepat waktu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Forecasting

Dalam forecasting juga terdapat beberapa faktor yang perlu untuk dipertimbangkan, yaitu:

1. Sifat produk

Faktor pertama yang mempengaruhi forecasting adalah sifat produk. Dalam hal ini, perusahaan dapat menilai apakah produknya dapat bertahan dalam jangka panjang atau dalam jangka pendek.

2. Tingkat persaingan

Perusahaan juga harus melihat terlebih dahulu seperti apa tingkat persaingan bisnisnya.

Anda harus bisa melihat bagaimana posisi perusahaan dalam persaingan ini dibanding kompetitor, apakah bisnis Anda mendominasi atau kalah dari pesaing.

3. Data historis

Historis data atau data masa lalu penting untuk diperhatikan oleh bisnis. Hal ini guna untuk ketepatan dalam melakukan forecasting.

Penting untuk dijadikan catatan bahwa data yang dikumpulkan minimal data dari lima tahun yang lalu.

Perbedaan Budgeting dan Forecasting

Dalam pengelolaan keuangan umumnya dikenal dua konsep penting, yakni:

  • Budgeting (penganggaran)
  • Forcasting (Peramalan)

Kedua hal ini memiliki peran yang berbeda, tapi dalam hal perencanaan keuangan secara utuh, kedua hal ini datang untuk saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.

Dengan adanya forecasting yang baik, perusahaan dapat menyesuaikan budgeting lebih mudah.

Karena kedua hal ini sering dibicarakan pada saat yang sama dalam perencanaan keuangan, lantas apa perbedaan dari forecasting dan budgeting ini?

Budgeting merupakan perencanaan terkait besarnya pengeluaran dalam satu periode atau tahun berikutnya.

Dalam budgeting umumnya terdapat beberapa informasi seperti pendapatan, biaya-biaya dalam bisnis, dan arus kas.

Informasi mengenai budgeting ini, nantinya akan muncul pada laporan keuangan perusahaan.

Sedangkan forecasting adalah perencanaan yang disusun berdasarkan data-data bisnis seperti pendapatan dan pengeluaran di tahun sebelumnya.

Data-data ini digunakan untuk melakukan beberapa penyesuaian untuk operasional bisnis di tahun berikutnya.

Kesimpulan

Forecasting atau peramalan sangat penting dilakukan dalam merencanakan serta mengawasi kegiatan produksi baik itu produk maupun jasa.

Selain itu, fungsi forecasting juga dapat mendukung perusahaan dalam meraih laba sebesar-besarnya.

Suatu peramalan yang baik merupakan inti dari efisiensi aktivitas manufaktur serta jasa.

Di mana hasil dari peramalan ini akan dipergunakan oleh pihak manajemen dalam melakukan pengambilan suatu keputusan.

Tentunya keputusan bisnis yang berhubungan dengan proses pemilihan, perencanaan kapasitas dan sebagai dasar keputusan yang sifatnya kontinyu dalam hal perencanaan, penjadwalan serta persediaan.

Semoga bermanfaat.