Mengelola Keuangan UKM

Cara Sederhana Mengelola Keuangan UKM

Salah satu kelemahan UKM atau start up adalah kurangnya kontrol terhadap manajemen keuangan. Masalah mengelola keuangan UKM ini bisa menjadi masalah yang sangat besar jika tidak segera diperbaiki. Banyak usaha kecil yang jatuh bangkrut karena masalah pencatatan keuangan. Padahal sebenarnya bisnis tersebut memiliki potensi untuk menjadi besar.

Pencatatan keuangan, apakah itu cash flow, omzet, atau pembelian haruslah dilakukan dengan tertib dan konsisten. Selain itu pencatatan keuangan sangat dibutuhkan untuk mengukur kinerja dan pencapaian target yang sudah ditetapkan.

Cara Mengelola Keuangan UKM

Pada dasarnya pencatatan keuangan bisnis dapat dilakukan dengan 2 langkah sederhana ini:

1. Memisahkan antara uang bisnis dan uang pribadi

Seringkali pelaku UKM mengabaikan poin ini dengan alasan skala usaha yang masih kecil dan belum kompleks. Keuangan yang campur aduk akan menyebabkan ketidakjelasan dalam penggunaannya. Tidak tahu mana yang digunakan untuk bisnis, dan mana yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Dan ini adalah awal dari penyebab kebangkrutan usaha.

Buatlah dua akun terpisah. Jika anda membutuhkan tambahan dana,  maka ambilah dengan prosentase tertentu dari modal. Karena saat anda membeli kebutuhan pribadi dengan uang usaha, tanpa anda sadari keuangan usaha akan berkurang.

2. Menggunakan karyawan atau software akuntansi

Memiliki karyawan atau menggunakan software akuntansi akan sangat membantu pencatatan keuangan usaha anda. Jika bisnis anda masih baru dan belum memungkinkan untuk menggaji karyawan, gunakan software akuntansi untuk mengelola laporan keuangan anda. Pilihlah software yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan/ skala bisnis anda.

Yang Dibutuhkan Dalam Mengelola Keuangan UKM

Lalu akun apa saja yang harus dibukukan untuk mengelola keuangan UKM?

Ada 5 akun yang perlu dipersiapkan untuk mencatat masing-masing transaksi. Akun-akun tersebut adalah:

1. Akun kas

Akun ini mencatat keluar masuknya uang secara riil serta saldo yang ada.

2. Akun persediaan barang

Akun ini mencatat jumlah barang masuk yang merupakan pembelian kita ke supplier dan berkurangnya barang karena terjual.

3. Pembelian dan Penjualan

Akun ini mencatat pengeluaran yang kita lakukan untuk pembelian barang. Catat nominal setiap transaksi pembelian barang ke supplier. Catat juga uang yang masuk sebagai hasil dari penjualan. Dengan akun ini maka kita bisa memonitor berapa besar pembelian dan penjualan, serta mengetahui selisihnya yang merupakan laba kotor sebelum dikurangi biaya-biaya.

4. Akun hutang-piutang

Akun ini digunakan untuk mencatat hutang pelanggan dan piutang kita ke supplier

5. Akun biaya dan pendapatan

Catatan biaya – biaya seperti listrik, telepon, air, gaji dll dan pendapatan lain seperti penjualan sisa stok dll harus dicatat dalam akun tersendiri. Pencatatan ini penting guna mendapatkan data laba bersih.

Langkah yang sederhana bukan dalam mengelola keuangan ukm? Silahkan mencoba..