memberhentikan karyawan

Cara Etis Memberhentikan Karyawan

Pada saat sebuah perusahaan melakukan proses rekrutmen, bisa dipastikan proses yang dilakukan membutuhkan berbagai tahapan yang harus dilalui kandidat. Mulai dari tes tulis, psikotes, kesehatan, dan interview. Tahapan proses yang berliku ini ditempuh demi mendapatkan orang terbaik di posisinya.

Namun, tidak bisa dipungkiri jika kesalahan pemilihan karyawan acapkali terjadi. Hal ini bisa dilihat setelah si karyawan tersebut bekerja di perusahaan tersebut dan mulai nampak sisi-sisi lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Misalnya, tingkat kedisiplinan yang rendah, tidak jujur, atau hal-hal yang dapat membawa pengaruh negatif pada sekitarnya.

Baik atasan perusahaan besar atau owner usaha, pasti pernah dihadapkan pada kondisi dimana harus memberhentikan karyawan atau staff-nya. Jika langkah tersebut tidak ditempuh, maka akan menimbulkan resiko yang berdampak besar pada kelangsungan usaha.

Tidak ada seorangpun, termasuk karyawan anda yang ingin kehilangan pekerjaan. Namun, jika karyawan anda melakukan kesalahan yang terhitung fatal, maka jangan ragu untuk mengambil tindakan tegas seperti memutuskan untuk memberhentikan karyawan atau staff Anda.

Beberapa Cara Memberhentikan Karyawan

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat anda lakukan untuk memberhentikan karyawan dengan lebih etis:

1. Menerapkan Sistem Ranking

Sistem ranking ini dipopulerkan oleh salah satu manajer paling terkenal Jack Welch. Sistem ini membagi manajer dan timnya ke dalam tiga kategori: Top 20%, Middle 70%, dan Bottom 10%.

Personel yang berada pada kelompok Middle 70% wajib diberi pembinaan dan pelatihan. Manajer harus mampu mempertahankan dan meningkatkan motivasi timnya dalam bekerja dan tidak merasa tertekan dengan diterapkannya sistem ini. Sedangkan yang berada pada posisi Bottom 10% adalah semua personel yang harus ‘pergi’. Meski sistem ini terkesan keras, namun sistem ini memiliki kelebihan seperti:

a. Mempertegas budaya kerja di perusahaan pada karyawan. Semua individu dalam perusahaan sudah mengetahui budaya kerja serta nilai-nilai yang harus dianut oleh semua orang didalam perusahaan. Mulai awal masuk karyawan juga sudah harus menyadari konsekwensi yang bakal diterima jika tidak menunjukkan kinerja yang memadai.

b. Mekanisme ini memberikan pressure pada setiap manajer untuk menghapus anggota timnya yang memiliki kinerja terburuk. Dengan demikian manajer tidak bisa menunda keputusan dimana underperformer ini bisa bertahan di perusahaan tersebut. Strategi ini juga mengharuskan manajer untuk memberikan binaan pada kelompok yang berada di tingkat Middle. Karena, bagaimanapun kehilangan banyak karyawan pada waktu yang nyaris bersamaan akan berakibat buruk bagi perusahaan.

2. Menetapkan Standar Pekerjaan

Perusahaan yang baik harus memiliki ekpektasi yang jelas terhadap karyawan dan mendapatkan feed back yang positif. Jika dari awal anda sudah menetapkan standar pekerjaan yang jelas dengan sistem evaluasi yang terbuka, maka adalah hal yang wajar jika karyawan dengan performa yang buruk atau yang berada dalam level bottom harus meninggalkan perusahaan.

3. Berikan peringatan terlebih dahulu

Segera berikan peringatan saat karyawan anda melakukan kesalahan. Jangan menunda hingga mengakibatkan kerugian usaha. Peringatan dini memberikan efek yang cukup jitu dimana karyawan akan merasa bahwa performanya diperhatikan. Berikan penjelasan yang dapat dipahami oleh karyawan saat anda memberikan peringatan/teguran.

4.  Menjaga komunikasi setelah pemecatan

Pemecatan atau memberhentikan karyawan dengan cara yang buruk hanya akan mengakibatkan efek samping yang dapat merugikan secara moral dan loyalitas pada karyawan yang ada. Melakukan pemecatan yang sesuai prosedur dan mengkomunikasikan hal tersebut pada karyawan agar tidak ada yang merasa dirugikan serta menjaga iklim kerja agar tetap baik.

Melakukan pemecatan atau memberhentikan karyawan memang bukan hal yang mudah. Namun sebagai pemimpin dalam perusahaan anda harus bersikap tegas. Ibarat virus, jika tidak segera diobati maka akan menimbulkan penyakit yang serius. Demikian pula halnya dengan masalah pemecatan karyawan. Jika si karyawan dinilai memiliki performa yang buruk atau attitude yang tidak pantas, maka dia harus ‘pergi’ dari perusahaan tersebut. Jika tidak dikhawatirkan akan ‘menulari’ individu lainnya yang masih ‘sehat’. Sikap ini juga menunjukkan pada karyawan yang masih stay di perusahaan tersebut bahwa perusahaan memegang teguh regulasi yang sudah ditetapkan.