Bagi Anda yang sudah berkecimpung dalam dunia bisnis, pasti sudah tidak asing dengan peralatan dan perlengkapan dalam sistem akuntansi. Peralatan (equipment) dan perlengkapan (supplies) merupakan aset yang menjadi “harta” perusahaan.
Namun, apa sebenarnya pengertian dan contoh peralatan dalam akuntansi? Adakah perbedaan peralatan dan perlengkapan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari pelajari lebih lanjut penjelasan berikut ini.
Apa Itu Peralatan dalam Akuntansi?
Daftar Isi
Di dalam dunia bisnis, pasti ada sistem akuntansi untuk menjalankan usahanya. Bahkan ada beberapa perusahaan yang mengukur besar atau kecilnya perusahaan melalui sistem akuntansi.
Dalam sistem akuntansi akan ditemukan beberapa rekening akun, yang menunjukkan aktiva (harta) perusahaan.
Akun “Harta” tidak hanya ada satu, tapi ada beberapa. Contohnya adalah akun Kas, akun Bank, akun Piutang, dan akun Asset yang terdiri dari, harta tetap berwujud dan tidak berwujud.
Jadi, dari uraian di atas sudah sangat jelas jika peralatan masuk dalam akun aset.
Lantas apa itu peralatan yang dimaksud dalam akun aset tersebut?
Yang dimaksud dengan peralatan (equipment) adalah akun aset (fixed asset) yang menjadi investasi modal jangka panjang dalam menjalankan perusahaan.
Peralatan itu sendiri juga terdiri dari beberapa jenis yang masing-masing memiliki klasifikasinya tersendiri.
Jenis-jenis Peralatan dalam Akuntansi
Peralatan bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu “peralatan besar” dan “peralatan kecil”. Lalu apakah perbedaan dari kedua jenis peralatan ini? Terdapat perbedaan yang cukup besar dari segi akuntansinya.
1. Peralatan Besar
Peralatan besar adalah peralatan yang memang merupakan aktiva perusahaan yang bisa saja dijual kembali dan bisa saja menghasilkan pendapatan.
Tentu saja peralatan besar ini harus disusutkan, saat pembelian akan masuk ke saldo aktiva tetap, seperti berikut ini:
Pembelian peralatan:
- [D] Aktiva – Seperangkat Komputer
- [K] Kas / Bank
Saat Penyusutan peralatan komputer tersebut:
- [D] Beban Penyusutan Seperangkat Komputer
- [K] Akumulasi Penyusutan Seperangkat Komputer
Atau
- [D] Beban Penyusutan – Seperangkat Komputer
- [K] Aktiva – Seperangkat Komputer
2. Peralatan Kecil
Lalu yang kedua, ada peralatan kecil. Metodenya hampir sama, hanya caranya saja yang sedikit berbeda. Contoh peralatan kecil adalah seperti obeng, stapler, gunting, dan lain-lain.
Saat terjadi pembelian, masukkan ia ke kelompok Aktiva Tetap – Peralatan Kecil.
Misalnya:
- (D) Aktiva Tetap – Peralatan Kecil
- (K) Kas / Bank
Begitu terus hingga akhir tahun buku. Tapi, karena masuk kelompok aktiva tetap, berarti harus disusutkan.
Kemudian muncul pertanyaan:
- Bagaimana cara menyusutkannya?
- Bagaimana bisa tahu barang yang mana yang hilang?
- Barang mana yang rusak?
Solusi penyelesaiannya adalah dengan melakukan perhitungan peralatan secara seksama.
Cara Menghitung Besarnya Peralatan dalam Akuntansi
Cara menghitung besarnya peralatan (equipment) terutama peralatan kecil adalah melakukan stock opname sebagai langkah awal. Dalam melakukan stock opname ini diperlukan ‘penghitungan fisik’.
Dimulai dari yang paling kecil seperti isi stapler, pulpen, sampai yang cukup besar seperti kertas printer, obeng, dan lain-lain. Kemudian Anda bisa membandingkannya dengan buku besar akun Aktiva Tetap – Peralatan Kecil.
Begitu Anda yakin angka-angkanya sudah akurat, berarti Anda sudah mendapat angka berapa jumlah persediaan per tanggal penghitungan fisik (akhir tahun). Dari angka ini anda bisa tahu berapa penggunaan peralatan periode tersebut.
Untuk mendapatkan penyusutannya, Anda bisa menggunakan rumus perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi) pada persediaan:
- Saldo Awal Peralatan + Pembelian Peralatan – Saldo Akhir Perhitungan Peralatan
Hasilnya akan menunjukkan peralatan yang menyusut selama tahun berjalan. Setelah mendapatkan hasil perhitungan tersebut, maka bisa digunakan jurnal penyusutan sebagai berikut:
- [D] Penyusutan – Peralatan Kecil
- [K] Akumulasi Penyusutan – Peralatan Kecil
Catatan: Setelah disusutkan, maka nilai buku Peralatan kecil di Neraca akan seperti nampak hasil penghitungan fisik.
Dengan perlakuan seperti ini, maka laba perusahaan tidak akan terlalu tergerus karena besarnya beban peralatan kecil yang timbul, padahal peralatan-peralatan kecil tersebut masih digunakan sampai periode berikutnya.
Contoh Peralatan dalam Akuntansi
Dalam suatu bisnis pasti didukung dengan adanya peralatan dan perlengkapan untuk mengoperasikan bisnis tersebut. Misalnya saja dalam sebuah bisnis atau usaha konveksi.
Contoh peralatan yang digunakan dalam menjalankan bisnis konveksi adalah mesin jahit yang merupakan aset jangka panjang.
Cara menghitung peralatan mesin jahit dalam sistem akuntansi adalah dengan melihat biaya penyusutan yang timbul selama mesin jahit tersebut digunakan dan dimanfaatkan.
Beberapa contoh peralatan lain adalah:
- Komputer
- Kendaraan
- Peralatan lainnya yang memiliki masa penggunaan yang lama
Berbeda halnya dengan perlengkapan yang memiliki masa penggunaan yang relatif singkat dan bersifat habis pakai seperti kertas, pulpen, pensil, dan lain sejenisnya.
Perbedaan Peralatan dan Perlengkapan dalam Akuntansi
Selain masa penggunaan yang berbeda, terdapat beberapa aspek lain yang membedakan peralatan dan perlengkapan.
1. Peralatan
- Biaya penyusutan: Ada
- Masa penggunaan: Lebih dari 1 tahun
- Penjualan kembali: Bisa dijual kembali
- Sumber penggerak: Biasanya menggunakan sumber listrik
- Biaya: Relatif mahal
- Tujuan utama: Sebagai “pemeran” utama dalam produksi
- Pencatatan di laporan keuangan: Fixed Asset
2. Perlengkapan
- Biaya penyusutan: Tidak ada
- Masa penggunaan: Kurang dari 1 tahun (barang habis pakai)
- Penjualan kembali: Umumnya tidak bisa dijual kembali
- Sumber penggerak: Umumnya tidak menggunakan listrik
- Biaya: Murah
- Tujuan utama: Sebagai “pemeran” pendukung dalam produksi
- Pencatatan di laporan keuangan: Current Asset
Kesimpulan
Istilah peralatan dalam sistem akuntansi memiliki pengertian sebagai akun aset yang merupakan investasi jangka panjang dalam mengoperasikan sebuah perusahaan.
Ada 2 (dua) jenis peralatan yaitu peralatan besar dan peralatan kecil. Kedua jenis peralatan ini dalam perhitungan akuntansi harus memperhatikan biaya penyusutan.
Hal ini berbeda dengan perlengkapan yang tidak memiliki biaya penyusutan karena bersifat habis pakai.
Contoh perlengkapan adalah alat tulis kantor seperti kertas dan pulpen. Sedangkan contoh peralatan adalah mesin produksi dan komputer.
Tidak hanya itu, ada beberapa aspek lainnya yang membedakan peralatan dan perlengkapan dalam sistem akuntansi, mulai dari biaya yang dikeluarkan untuk membeli peralatan cenderung lebih besar daripada perlengkapan.
Kemudian, masa penggunaan peralatan yang bersifat panjang dan lama dari pada perlengkapan yang memiliki waktu penggunaan yang singkat. Hingga, pencatatan di laporan keuangan untuk peralatan di fixed asset sedangkan perlengkapan pada current asset.
Download Versi PDF