stock opname

Apa Itu Stock Opname dan Kapan Ia Seharusnya Dilakukan?

Stock opname adalah kegiatan penghitungan fisik persediaan yang ada di gudang untuk kemudian dijual. Tujuan dilakukannya stock opname ini adalah untuk mengetahui keakuratan catatan pembukuan yang merupakan salah satu fungsi sistem pengendalian intern. Melalui stock opname ini akan diketahui keakuratan pembukuan stok persediaan. Jika terjadi selisih antara stock opname dengan catatan pembukuan, maka kemungkinan ada transaksi yang belum dicatat atau terjadi kecurangan dalam persediaan.

Stock opname acapkali dilakukan pada akhir tahun. Namun pada perusahaan yang menerapkan sistem pengendalian intern yang lebih tertata, stock opname dapat dilakukan setiap tiga atau empat bulan. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh tingkat kepentingan dan kemampuan dalam melakukan stock opname, Dengan banyaknya barang, maka jarak waktu stock opname juga semakin lama. Stock opname juga dapat dilakukan disela hari kerja, tapi yang dapat dihitung hanya sebagain saja. Ini bisa dilakukan jika usaha Anda sudah menerapkan sistem komputerisasi.  Contoh tampilan form dan proses hasil akhir dari stock opname dengan menggunakan Zahir Accounting sebagai berikut:

stock opname

stock opname2

Keterangan :

  1. Isikan nomer Referensi yang berguna sebagai nomer bukti transaksi ( Bila nomer tidak diisi maka nomer mengikuti standart dari program zahir, bila nomer referensi sudah pernah digunakan maka nomer referensi akan berwarna merah )
  2. Isi Tanggal dilakukannya Transaksi ( dalam pengisian tanggal perlu diperhatikan periode akuntansinya bila transaksi sebelum periode akuntansi maka transaksi tidak dapat dilakukan, dan bila transaksi setelah periode akuntansi, transaksi tetap dapat dilakukan tetapi sebelumnya program zahir akan memberitahukan bahwa tanggal transaksi tidak sama dengan periode akuntansi, dan ini merupakan sistem proteksi dari program zahir agar tidak terjadinya kesalahan dalam penginputan tanggal transaksi
  3. Isikan Keterangan Jurnal ( Bila keterangan jurnal tidak diisi maka keterangan jurnal mengikuti standart dari program zahir)
  4. Gudang terisi berdasarkan pemilihan lokasi/gudang diawal
  5. Item Transaksi : barang yang muncul pada penyesuaian persediaan ini adalah hasil dari pencatatan pada proses stock opname >> pada kolom jumlah terdapat nilai – (negatif), yaitu selisih yang di dapat antara jumlah barang yang tersedia pada buku dengan barang yang tersedia pada fisik, >> pada kolom akun sudah terisi hasil dari pemilihan akun ditahap koreksi persediaan >> Klik Job (pilih Proyek) bila barang ini termasuk ke dalam suatu proyek.
  6. Hapus Baris : Untuk menghapus baris pada transaksi
    Cetak : Untuk Mencetak hasil dari Transaksi
  7. Opsi Terakhir :
    Batal : Untuk membatalkan transaksi
    Rekam draft : Menyimpan Transaksi tanpa terbentuknya jurnal (Belum diposting)
    Rekam : Menyimpan Transaksi dan menjurnal (Posting)

Tujuan Stock Opname

Tujuan dilakukannya stock opname tidak hanya untuk mengetahui persediaan perusahaan saja, tapi juga dapat dilakukan untuk kas, aktiva, piutang, dan hutang. Pada beberapa perusahaan stock opname dilakukan untuk persediaan barang dan kas, sedangkan stock opname pada perusahaan manufaktur dilakukan untuk persediaan bahan baku, bahan penolong, barang setengah jadi, dan barang jadi. Petugas yang ditunjuk untuk melakukan stock opname biasanya adalah petugas audit yang bukan personel pencatat persediaan dari internal perusahaan. Sehingga dilakukan secara independen dengan harapan memberikan hasil yang benar-benar akurat.

Jika terdapat selisih saat selesai dilakukan stock opname, maka perlakuan selisih ini disesuaikan dengan kebijakan perusahaan. Untuk selisih kurang, kekurangannya dapat dibebankan pada perusahaan sehingga dibuat jurnal penyesuaian. Tapi jika peraturan perusahaan mewajibkan petugas di bagian persediaan mengganti kekurangan tersebut, maka jurnal penyesuaian tidak perlu dibuat. Kecuali jika harga penggantian berbeda dengan harga pokok persediaan.

Jika pada persediaan barang atau kas terjadi selisih lebih maka harus dilakukan pengecekan ulang untuk mengetahui adanya kemungkinan ada transaksi yang belum dicatat.