Tahukah Anda, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Onbee Marketing Research ( anak perusahaan Octovate Consulting Group) yang bekerjasama dengan Majalah SWA kepada 2000 konsumen di lima kota besar Indonesia menunjukkan bahwa 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari teman dan keluarga pada saat memutuskan untuk membeli sebuah produk.

Hal ini menunjukkan bahwa budaya loyalitas konsumen Indonesia masih sangat kuat dipengaruhi oleh orang – orang terdekatnya, khususnya yang dipercayainya. Namun, memang terjadi sedikit pergeseran dalam hal subjek ( orang-orang ) yang dipercaya oleh individu. Kalau pada jaman dahulu, kita sering kali mengikuti atau mempercayai pada segala sesuatu yang dilakukan, dimiliki atau dipilih oleh lingkungan keluarga saja ( family member loyalty ). Namun, seiring dengan berkembangan jaman dan perkembangan dunia sosialisasi yang semakin luar, kini tingkat kepercayaan ataupun influence ( pengaruh ) sudah meluas, tidak saja kepada family member, namun saudara, teman bahkan rekan kerja.

Kembali lagi berbicara mengenai efektifitas “Word of Mouth”, 89% konsumen Indonesia lebih mempercayai rekomendasi dari mulut ke mulut. Bandingkan dengan iklan yang hanya menempati peringkat ke-lima sebagai sumber referensi yang dipercaya oleh konsumen.

Berdasarkan hasil riset tersebut, sudah jelas bahwa “Word of Mouth” merupakan alat atau media promosi yang paling dipercaya oleh konsumen Indonesia. Bersarkan hasil riset Onbee Marketing Research juga menunjukkan bahwa sebuah brand memerlukan enam rekomendasi positif untuk menetralisir hanya satu pemberitaan negatif dari seorang konsumen. Terlihat sekali bahwa rekomendasi merupakan sumber informasi yang sangat dipercaya oleh konsumen Indonesia dan sangat sulit dibangun untuk mengembalikan tingkat kepercayaan tersebut.

Mengacu pada salah satu artikel yang saya dapatkan, dijelaskan juga bahwa “Penelitian dari Onbee menggunakan konsep mutakhir Word of Mouth Marketing (WOMM). WOMM adalah sebuah strategi pemasaran untuk membuat pelanggan kita membicarakan (do the TAlking), mempromosikan (do the Promotion) dan menjual (do the Selling) yang disingkat menjadi TAPS (Talking, Promoting dan Selling) yang menjadi acuan dasar dari penelitian word of mouth marketing pertama di Indonesia.“ ( inilah.com )

Evolusi Media “Word of Mouth” Marketing

Apabila kita merunut sedikit kebeberapa tahun kebelakang, “Word of Mouth” hanya bisa terjadi apabila terjadi interaksi melalui tatap muka langsung. Lalu, dengan semakin majunya teknologi komunikasi, “Word of Mouth” dapat dilakukan tidak hanya melalui tatap muka langsung namun sudah bisa melalui telephon dan SMS.

Kemudian, teknologi kamonukasi semakin maju dengan adanya internet, sehingga, bertambah lagi media “Word of Mouth” yaitu melalui media electronic mail ( e-mail ) kemudian Live Chat.

Sekarang ini, media komunikasi yang saat ini sedang booming atau sedang trend yang kita kenal dengan sebutan jejaring sosial ( social networking ). Dalam social networking, proses “Word of Mouth” dapat lebih mudah lagi dilakukan. Awal mula dari social networking bisa dikatakan telah dimulai dengan milist group, kemudian friendster, lalu yang kini sedang jadi trend seperti Facebook, Twitter dan juga Blog.

Corporate Social Networking

Seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, bahwa media “Word of Mouth” Promotion / Marketing, sekarang ini tidak lagi hanya bisa dilakukan melalui tatap muka langsung namun dapat dilakukan melalui media.

Social Networking pun kini banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis, baik korporasi maupun individu untuk memanfaatkan ketangguhan dari “Word of Mouth” Marketing ini. Selain berfungsi untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarkat, “Word of Mouth” Marketing ini juga dapat berfungsi untuk meningkatkan dan mengevaluasi brand image yang berkembang di masyarakat serta untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat pada umumnya dan pelanggan pada khususnya.

Dengan melibatkan masyarakat ataupun pelanggan dari pelaku bisnis dalam Corporate Social Networking, maka segala informasi yang berkembang didalamnya akan menentukan turun atau naiknya tingkat kepercayaan, kepuasan ataupun loyalitas dari masyarakat sehingga ini akan menjadi salah satu media yang penting bagi pelaku bisnis untuk menjaga kepercayaan, kepuasan dan loyalitas masyarakat.