mengelola hutang piutang

True Story : Hampir Bangkrut Karena Tidak Mengelola Hutang Piutang

Suatu malam di penghujung akhir tahun 2011, saya dihubungi oleh seorang pengusaha furniture di Bali yang kini menjadi teman baik saya. Nada suaranya yang bersahabat membuat pembicaraan pertama itu menjadi sangat cair, seakan kita sudah pernah kenal sebelumnya.

Dalam percakapan itu teman saya ini bercerita panjang lebar mengenai bisnisnya yang semakin besar di Bali namun ternyata fakta yang membahagiakan itu tidak serta merta membuahkan hasil bisnis yang manis bagi teman saya. Dalam pembicaraan itu, dia mengeluh bagaimana sulitnya mengelola bisnis yang semakin besar, dengan pertumbuhan bisnis dan peningkatan penjualan justru teman saya ini merasa cash nya tidak pernah ada, penjualan bagus, tapi kondisi keuangan menunjukkan tanda-tanda kebangkrutan di depan mata.

Sambil terus berdiskusi di telepon, pikiran saya mengawang dengan fakta yang saya dengar dari sang pengusaha muda itu

“Penjualan meningkat tapi kenapa uang nya ngga pernah kelihatan ya”, “hmm…. permasalahan klasik dalam bisnis ya cashflow…”, renung saya dalam hati.

Singkat cerita, teman saya ini mencoba meminta saran bagaimana solusi untuk permasalah yang sedang dia hadapi, berbagai alternatif kita coba dikusikan malam itu di telepon, mulai mencari konsultan, staf yang ahli hingga mencoba menggunakan software akuntansi Zahir untuk melakukan pembukuan.

Oh iya! Dalam diskusi itu saya juga banyak bertanya untuk mencari tahu apa penyebab utama dari masalah yang sedang dihadapi, pertanyaan itu penting bagi saya untuk bisa memberi pendapat yang tepat.

Selang lebih dari 30 menit berlalu sampailah saya pada sebuah kesimpulan, teman saya yang passionate sekali dengan bisnisnya ini tidak punya pembukuan atau pencatatan keuangan yang baik, sehingga dia tidak mengerti persis kemana uangnya mengalir, berapa hutangnya, berapa piutangnya, siapakah pelanggan yang mempunyai kredit macet, dan berbagai pertanyaan lain yang tidak bisa dijawab secara pasti karena lemahnya pencatatan keuangan tadi.

Setelah cukup lama berbicara di telepon, pembicaraan malam itu ditutup dengan kesepakatan, saya akan membantu mencarikan konsultan yang berpengalaman dengan sistem dan mengerti mengimplementasikan software akuntansi Zahir di perusahaannya.

Tidak lama kemudian, konsultan yang juga merupakan Partner Zahir saya perkenalkan dengan teman saya di Bali itu melalui telp. Mereka sepakat menentukan waktu untuk melakukan pertemuan di Bali demi membahas perbaikan sistem perusahaan dan implemantasi software akuntansi Zahir.

Sekitar 3 bulan berselang sejak Partner Zahir itu terbang ke Bali, saya kembali menerima telp dari teman saya itu, dengan nada yang antusias dia bercerita bagaiaman serunya melakukan perbaikan sistem dan implementasi program akuntansi Zahir dibantu dengan Partner Zahir. Mulai dari penyiapan data awal yang tidak mudah karena pembukuan yang berantakan sebelumnya sampai dengan training penggunaan software kepada staf, tapi semua itu tidak membuat teman saya ini patah semangat. Berbekal keyakinannya dengan hasil perbaikan sistem dan implementasi software, sampailah dia pada fakta yang mengejutkan. Ternyata miliaran rupiah uangnya ada di pelanggan dan tidak pernah tertagih selama ini.

Rupanya inilah mengapa cashflow nya bermasalah, uangnya “nyangkut” di pelanggan tanpa pernah dia sadari. Baru setelah implementasi software Zahir berjalan, dia mengerti bagaimana kondisi bisnisnya dengan baik. Temukan benefit dari software Zahir di sini.

Perbaikan sistem dan pencatatan keuangan dengan sofware akuntansi Zahir telah membantu teman saya ini mengelola hutang piutang dengan lebih cermat. Dengan pencatatan yang baik, teman saya itu kini punya manajemen kredit yang terkendali, setiap pelanggannya kini diberi kredit limit, sehingga sampai batas tertentu, pelanggan tidak bisa lagi mengambil barang sampai piutang sebelumnya dilunasi. Tidak ada invoice bertumpuk yang tidak terkendali.

Hari ini, saya masih berteman baik dan melihat bisnisnya terus tumbuh dengan sejumlah cabang dan melakukan ekspansi keluar Bali. Bahkan tahun lalu dia sempat berangkat ibadah haji dan menginggalkan bisnis nya selama 4 bulan, alhamdulillah perusahaannya tetap berjalan dengan baik.

Saya sendiri belajar banyak dari pengalaman bisnisnya. Jika melihat cerita teman saya diatas, saya semakin mengerti begitu pentingnya mengelola hutang piutang perusahaan, jika salah, bukan hal yang mustahil kebangkrutan datang menghantui bisnis yang kelihatan berjalan dengan baik.

Jadi, ingatlah bahwa cash flow adalah urat nadi perusahaan, dan mengelola hutang piutang dengan baik adalah salah satu syarat untuk menjaga cash flow perusahaan tetap sehat. Simak juga artikel Merencanakan Arus Kas Bisnis Eceran.

Sekarang giliran kita, sudahkah punya laporan hutang piutang dengan baik? Tahu kapan hutang piutang jatuh tempo? Kalau belum, ayo mulai lakukan pencatatan keuangan dengan baik dari sekarang.

Baca juga artikel terkait mengenai Hutang Piutang.

Cashflow