Tidak Hanya Pegawai, Perusahaan Pun Harus Terus Belajar
Perkembangan yang berjalan sangat cepat pada saat ini mendorong orang-orang yang ada didalamnya harus mampu mengikuti perubahan dengan cepat pula. Begitu juga halnya dalam berbisnis, pelaku usaha harus bisa menyesuaikan perubahan yang terjadi dengan melakukan berbagai inovasi dan terobosan. Perusahaan yang gagal dalam mengembangkan dirinya atau berinovasi akan semakin tertinggal jauh, terpukul dengan pesaing yang lebih cepat dalam melakukan proses pengembangan dan pembaruan.
Agar tetap menjadi perusahaan yang unggul, perusahaan harus terus menciptakan produk baru, layanan baru dan cara baru dalam proses bisnisnya. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah perusahaan harus bersedia untuk terus belajar. Tidak hanya mendorong karyawan untuk mau meng-upgrade ilmunya, tapi perusahaan dan pihak manajemen juga harus melakukan hal yang sama untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Semangat belajar ini sangat penting dimiliki oleh organisasi beserta personel didalamnya sehingga menjadi organisasi pembelajar.
Organisasi atau perusahaan yang sudah mapan atau relatif lebih baik dibanding perusahaan lainnya, bukan berarti berhenti untuk berinovasi atau mempelajari hal baru. Ada 4 alasan mengapa perusahaan harus terus belajar:
-
Kompetisi yang kian ketat: Persaingan yang ketat saat ini membuat perusahaan tidak bisa menganggap sebelah mata kompetitornya, lengah sedikit saja maka akan membuat kita tertinggal jauh. Agar perusahaan atau organisasi dapat memenangkan kompetisi, maka perusahaan memerlukan proses belajar yang berkelanjutan.
-
Sinergi dalam tim: Tidak ada pekerjaan yang tidak membutuhkan orang lain. Daya tahan sebuah organisasi ditentukan dari kekuatan yang terletak pada bagaimana menciptakan sinergi dalam tim. Dengan bersinergi, maka tiap-tiap personel akan belajar dan membawa hasil pembelajarannya untuk saling memperkuat.
-
Perubahan yang cepat: Perubahan yang sangat cepat turut mempengaruhi ritme dunia bisnis. Ada saat dimana satu produk menjadi trend dan booming, namun sesaat kemudian mendadak tergeser dengan tren lainnya. Berbagai penemuan, inovasi atau terobosan baru terus bermunculan yang dapat saling menguatkan atau menggantikan yang lain. Agar perusahaan mampu menghadapi perubahan, maka harus memiliki kemampuan untuk belajar dari situasi yang terjadi saat itu. Dengan demikian perusahaan mampu menghadapi perusahaan dengan lebih percaya diri.
-
Mempersiapkan organisasi dalam menghadapi ketidakpastian. Harus disadari jika hari esok akan penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Tidak ada yang bisa menebak kemana arah bisnis dan kondisi ekonomi pada satu dekade mendatang. Perusahaan yang terus belajar akan lebih siap dan terbuka menghadapi apapun yang terjadi didepannya, meskipun tetap menghadapi ketidakpastian.
Lalu, bagaimana membentuk perusahaan agar menjadi organisasi pembelajar?. Peter Senge dalam “The Fifth Discipline” menyebutkan ada 5 komponen yang harus ada dalam sebuah organisasi pembelajaran, yaitu :
-
System Thinking : seluruh fungsi dalam organisasi saling terkait dan tergantung, semuanya bekerja dalam satu kesatuan dalam sistem yang sama.
-
Shared Vision : visi bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh manajemen atau pemimpin perusahaan, tetapi visi yang bisa diterjemahkan di setiap level sehingga menjadikan visi bersama. Visi ini akan mendorong personel didalamnya untuk fokus dan memiliki energi dalam proses pembelajaran.
-
Personal Mastery : setiap individu memiliki kemampuan yang khas. Kemampuan atau skill individual ini akan dapat dirasakan jika setiap individu di dalam organisasi memberikan kontribusi yang tinggi dalam proses pembelajaran, sehingga menjadikan dirinya sebagai pakar dibidangnya yang dapat membawa manfaat besar dalam organisasi.
-
Mental Models : proses mental yang dimiliki oleh seluruh personel dalam organisasi dengan nilai-nilai yang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi, serta membuang nilai-nilai yang tidak relevan.
-
Team Learning : akumulasi pengetahuan dari pembelajaran setiap individu yang kemudian dibagi kepada anggota organisasi lainnya sehingga menjadi pengetahuan tim.
Dalam kondisi yang sarat persaingan ini, kekuatan perusahaan akan ditentukan oleh kualitas produk yang dihasilkan dan kemampuan perusahaan dalam menghadapi perubahan yang terjadi dengan sangat cepat. Agar perusahaan mampu bertahan dalam kondisi yang demikian, maka perusahaan harus bisa menghasilkan kreativitas, berbagai terobosan, serta memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Hal-hal tersebut hanya dapat dilakukan jika perusahaan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga karyawan dan manajemen, dalam hal ini perusahaan dapat terus belajar untuk mengembangkan diri, melakukan inovasi, dan tanggap dalam menghadapi perubahan.