Perusahaan Ini Cocok Menggunakan Metode FIFO

Setiap perusahaan memiliki jenis barang tertentu yang digunakan sebagai persediaan, misalnya aktiva berupa mesin pabrik merupakan aktiva tetap bagi perusahaan manufaktur, tetapi bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan mesin pabrikasi aktiva jenis tersebut merupakan persediaan.

Persediaan barang hendaklah dikelompokkan sesuai dengan jenis usahanya. Dalam bidang perdagangan, persediaan merupakan aktiva dalam bentuk yang siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam kegiatan usaha. Sementara dalam perusahaan manufaktur, persediaan dikategorikan menjadi: persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Perbedaan pengelompokan antara perusahaan jasa dan manufaktur dikarenakan fungsi dari kedua bidang tersebut memang berbeda. Fungsi dari perusahaan dagang adalah untuk menjual barang yang didapat dalam bentuk jadi, dimana tidak membutuhkan proses pengolahan. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Contoh bidang usaha yang dapat menerapkan metode ini adalah supermarket, pengolahan makanan atau obat-obatan.

Dalam mengelola inventory ini diterapkan berbagai metode, salah satunya adalah metode FIFO. Pengertian dari FIFO (First In First Out) adalah metode penilaian persediaan dimana barang yang pertama kali masuk akan dijual terlebih dahulu. Misalnya Anda menjual telur, maka telur yang terlebih dahulu dijual adalah telur yang pertama kali masuk ke toko Anda. Jika menjual telur yang belakangan masuk, maka telur yang masuk terlebih dahulu makin lama akan rusak. Metode ini banyak diaplikasikan di berbagai usaha karena perhitungannya yang sederhana, baik dengan sistem fisik/periodik ataupun sistem perpetual yang akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama. Karena itu harga perolehan barang yang dibeli lebih awal akan dibebankan terlebih dahulu sebagai HPP.

Metode FIFO ini menganggap bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Karena itu, barang yang dibeli terlebih dahulu adalah barang pertama yang dijual, sedangkan barang yang belum terjual diasumsikan sebagai biaya akhir. Sehingga dalam menentukan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk menilai laporan. Aliran fisik dari barang tidak nampak secara langsung karena pengambilan barang dari gudang berdasarkan pengaturan barangnya. Maka metode ini akan lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang, dimana biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali dianggap sebagai COGS (Cost of Goods Sold). Keuntungan dari menerapkan FIFO ini adalah di akhir inventory tercatat harga yang terbaru, sehingga dapat memberikan gambaran yang sebenarnya.

Adapun sistem persediaan yang lazim digunakan adalah:

a. Sistem fisik (physical inventory system) : harga pokok penjualan dihitung secara periodik dengan hanya mengandalkan perhitungan fisik tanpa melakukan pencatatan harian atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem ini digunakan untuk menentukan jumlah persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi. Pada dasarnya sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, namun memiliki kelemahan dalam hal pengawasan persediaan. Persediaan yang hilang tidak dapat diketahui dan manajemen tidak memiliki alat untuk melakukan mengontrol jumlah persediaan setiap waktu.

b.Sistem perpetual (perpetual inventory system): sistem yang menyelenggarakan pencatatan secara kontinyu dengan menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan dicatat dalam dalam kartu persediaan yang memuat setiap transaksi dari masing-masing persediaan, nama barang, tempat penyimpanan barang, dan kode barang. Sistem perpetual ini akan mempermudah dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi karena pada saat penentuan persediaan akhir tidak lagi menghitung fisiknya, tetapi perhitungan fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.