Omset Adalah: Pengertian, Cara Menghitung, dan Contoh Praktis

Omset menjadi salah satu metrik utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja penjualan mereka. Data dari Statista menunjukkan bahwa di tahun 2020, omset global dari e-commerce di seluruh dunia diperkirakan mencapai lebih dari $4,2 triliun USD, sebuah angka yang terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, perusahaan besar seperti Apple dan Amazon tercatat memiliki omset tahunan lebih dari $300 miliar USD pada tahun 2021. Pencapaian omset yang besar ini menjadi salah satu indikator kesuksesan bisnis mereka, sekaligus menunjukkan pentingnya pemantauan dan pengelolaan omset yang baik.

Dalam dunia bisnis, omset (atau revenue) mencerminkan volume penjualan yang berhasil dicapai perusahaan dalam periode tertentu. Namun, meskipun penting, tidak semua orang memahami secara jelas tentang apa itu omset, bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana cara menggunakan informasi omset untuk mengambil keputusan strategis yang tepat. Artikel ini akan membahas secara rinci pengertian omset, cara menghitung omset, peranannya dalam pengelolaan bisnis, serta memberikan contoh praktis yang dapat Anda terapkan di perusahaan Anda.

Pengertian Omset

Apa Itu Omset?

Omset adalah total pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasa dalam periode tertentu. Dalam laporan keuangan, omset mencakup semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan tanpa memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan penjualan tersebut.

Omset sering kali disebut juga sebagai penjualan bruto atau revenue dalam bahasa Inggris. Secara sederhana, omset mencerminkan volume penjualan yang tercatat dalam suatu periode akuntansi tertentu.

Omset Kotor vs Omset Bersih

Terdapat dua jenis omset yang sering digunakan, yaitu omset kotor dan omset bersih:

  • Omset Kotor adalah total nilai penjualan sebelum dikurangi dengan potongan, diskon, atau retur barang. Ini adalah angka awal yang dihitung dari total transaksi.
  • Omset Bersih adalah omset yang sudah dikurangi dengan potongan harga, diskon, dan retur barang. Omset bersih lebih mencerminkan pendapatan yang masuk ke kas perusahaan setelah berbagai pengurangan tersebut.

Contoh: Jika sebuah toko menjual barang senilai Rp100.000.000, namun ada retur dan potongan harga sebesar Rp10.000.000, maka omset kotor adalah Rp100.000.000, sedangkan omset bersih adalah Rp90.000.000.

Perbedaan Omset, Laba, dan Pendapatan

Omset

Omset merujuk pada total penjualan yang dicatat oleh perusahaan dalam periode tertentu, tanpa memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut. Omset mencakup seluruh uang yang diterima perusahaan dari transaksi penjualan, baik itu uang tunai maupun piutang. Omset memberi gambaran mengenai seberapa besar volume penjualan yang berhasil dicapai perusahaan.

Contoh:

  • Jika sebuah toko pakaian menjual 1000 baju seharga Rp 200.000 per baju dalam sebulan, maka omset bulanannya adalah Rp 200.000.000.

Laba

Laba, atau keuntungan, adalah jumlah uang yang tersisa setelah dikurangi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, seperti biaya produksi, operasional, pajak, dan lainnya. Laba ini menunjukkan keberhasilan finansial perusahaan, karena menunjukkan seberapa banyak pendapatan yang dapat dipertahankan setelah biaya-biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis.

Laba dapat dibagi menjadi dua jenis:

  • Laba Kotor (Gross Profit): Selisih antara omset dan biaya langsung terkait dengan produksi barang atau jasa.
  • Laba Bersih (Net Profit): Setelah dikurangi semua biaya operasional dan non-operasional lainnya, termasuk pajak dan bunga.

Pendapatan

Pendapatan sering kali dianggap serupa dengan omset, namun dalam beberapa konteks, pendapatan bisa merujuk pada angka yang sudah dikurangi dengan beberapa biaya tertentu, terutama biaya yang langsung terkait dengan proses penjualan. Dalam akuntansi, pendapatan adalah total uang yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya (penjualan barang atau jasa), tetapi dalam beberapa kasus, ini lebih spesifik dibandingkan dengan omset.

Contoh:

  • Jika sebuah perusahaan mengeluarkan diskon atau menawarkan potongan harga, jumlah uang yang dihasilkan setelah pengurangan diskon atau pengembalian produk disebut sebagai pendapatan, meskipun omset awalnya lebih tinggi.

Bagaimana Cara Menghitung Omset?

Langkah-langkah Menghitung Omset

Untuk menghitung omset, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tentukan Produk atau Layanan yang Dijual
    Langkah pertama adalah mengidentifikasi barang atau layanan yang terjual selama periode tertentu. Ini termasuk produk yang sudah terjual baik secara langsung maupun melalui saluran distribusi lainnya.
  2. Jumlahkan Semua Penjualan
    Setelah itu, jumlahkan seluruh nilai transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan dalam periode tersebut. Ini mencakup semua tagihan atau invoice yang diterbitkan.
  3. Hitung Omset Kotor
    Untuk menghitung omset kotor, Anda cukup menjumlahkan seluruh penjualan tanpa mengurangi potongan atau retur barang.
  4. Hitung Omset Bersih
    Omset bersih diperoleh dengan mengurangi omset kotor dengan nilai diskon, potongan harga, dan retur barang.

Contoh Perhitungan:

Misalnya, sebuah perusahaan menjual produk elektronik. Dalam satu bulan, mereka berhasil menjual barang senilai Rp500.000.000, namun ada potongan diskon dan retur barang sebesar Rp50.000.000.

  • Omset Kotor = Rp500.000.000
  • Potongan Diskon dan Retur = Rp50.000.000
  • Omset Bersih = Rp500.000.000 – Rp50.000.000 = Rp450.000.000

Mengapa Omset Itu Penting bagi Bisnis?

Peran Omset dalam Laporan Keuangan

Omset adalah salah satu komponen utama dalam laporan keuangan yang menunjukkan seberapa banyak penjualan yang berhasil dilakukan perusahaan dalam periode tertentu. Omset dapat digunakan untuk:

  1. Menganalisis Kinerja Penjualan:
    Dengan mengetahui omset, Anda bisa melihat apakah penjualan perusahaan meningkat atau menurun dari waktu ke waktu.
  2. Menilai Potensi Keuntungan:
    Omset merupakan indikator awal dari potensi keuntungan perusahaan. Semakin besar omset, semakin besar pula peluang perusahaan untuk menghasilkan laba.
  3. Perencanaan Bisnis:
    Omset juga menjadi dasar untuk perencanaan keuangan, seperti proyeksi pendapatan dan biaya operasional.

Mengelola Arus Kas dan Likuiditas

Mengelola Arus Kas dan Likuiditas

Omset memainkan peran yang sangat penting dalam mengelola arus kas perusahaan. Dengan mengetahui omset, perusahaan dapat memproyeksikan berapa banyak uang yang akan masuk dalam periode tertentu, yang memungkinkan mereka untuk merencanakan pengeluaran lebih efektif. Hal ini akan membantu dalam mengatur arus kas untuk memastikan perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar gaji karyawan, membayar utang, atau membeli bahan baku.

Selain itu, pengelolaan arus kas yang baik sangat penting untuk menjaga likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (seperti utang dan pengeluaran operasional) tanpa kesulitan. Jika perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara omset yang dihasilkan dan arus kas yang keluar, mereka akan lebih mudah menghindari masalah likuiditas yang dapat memengaruhi kelangsungan operasional bisnis.

Contoh penerapan:

  • Sebuah perusahaan retail yang memiliki omset yang tinggi tetapi tidak mengelola pengeluaran dengan bijak, bisa mengalami kesulitan likuiditas meskipun penjualan tampak baik. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa setiap transaksi penjualan diimbangi dengan pengaturan kas yang tepat, sehingga perusahaan tetap memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban operasional dan investasi.

Strategi Meningkatkan Omset

Meningkatkan omset adalah tujuan utama bagi kebanyakan perusahaan, karena semakin tinggi omset, semakin besar potensi keuntungan yang bisa diperoleh. Berikut adalah beberapa strategi untuk meningkatkan omset bisnis:

  1. Optimalisasi Penjualan
    Perusahaan dapat meningkatkan omset dengan meningkatkan jumlah transaksi atau volume penjualan produk. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk, penawaran khusus, atau meningkatkan pengalaman pelanggan.
  2. Peningkatan Strategi Pemasaran
    Pemasaran yang lebih efektif, baik melalui media digital, iklan, atau promosi, dapat membantu memperkenalkan produk lebih luas kepada audiens dan meningkatkan penjualan.
  3. Perluasan Saluran Distribusi
    Menambah saluran distribusi seperti membuka toko online atau bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memperluas jangkauan pasar dapat meningkatkan omset perusahaan.
  4. Meningkatkan Retensi Pelanggan
    Membangun hubungan baik dengan pelanggan yang ada dan meningkatkan tingkat retensi mereka dapat mendongkrak omset jangka panjang.

Tantangan dalam Meningkatkan Omset

Meski omset merupakan indikator penting, terdapat beberapa tantangan dalam meningkatkannya, seperti:

  • Fluktuasi Permintaan Pasar:
    Permintaan pasar yang tidak stabil bisa menghambat pencapaian omset yang konsisten. Musim atau faktor ekonomi tertentu dapat mempengaruhi pola pembelian konsumen.
  • Persaingan yang Ketat:
    Dalam industri yang sangat kompetitif, perusahaan mungkin harus menawarkan harga yang lebih rendah atau memberikan diskon besar untuk memenangkan pasar, yang bisa mengurangi margin keuntungan meskipun omset meningkat.
  • Kendala Sumber Daya:
    Sumber daya yang terbatas, seperti tenaga kerja, teknologi, dan modal, dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan kapasitas produksi atau distribusi yang diperlukan untuk meningkatkan omset.

Peran Teknologi dalam Memantau Omset

Teknologi modern memiliki peran yang sangat besar dalam membantu perusahaan memantau dan mengelola omset secara lebih efisien:

  1. Software Akuntansi dan ERP (Enterprise Resource Planning):
    Sistem ERP membantu perusahaan dalam memantau omset secara real-time, mencatat semua transaksi penjualan, serta menyusun laporan keuangan yang akurat.
  2. CRM (Customer Relationship Management):
    Sistem CRM memungkinkan perusahaan untuk melacak hubungan dengan pelanggan, memahami kebiasaan pembelian mereka, dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
  3. E-Commerce dan Alat Pemasaran Digital:
    Platform e-commerce dan alat pemasaran digital mempermudah perusahaan untuk menjual produk secara online, meningkatkan jangkauan pasar, dan meningkatkan omset secara keseluruhan.

Memahami dan mengelola omset dengan baik adalah kunci untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dengan kemampuan untuk memantau penjualan secara real-time, Anda bisa melakukan analisis lebih cepat dan mengambil keputusan yang lebih tepat untuk mengoptimalkan pendapatan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, memanfaatkan teknologi untuk mempermudah pengelolaan omset dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kesalahan dalam pencatatan keuangan.

Zahir Accounting adalah solusi perangkat lunak akuntansi yang memungkinkan Anda untuk memantau omset secara otomatis dan mengelola keuangan perusahaan dengan efisien. Dengan fitur otomatisasi dan laporan yang disediakan secara real-time, Zahir Accounting mempermudah Anda dalam melacak omset, mengelola arus kas, serta merencanakan keuangan bisnis.

Jika Anda ingin meningkatkan efisiensi pengelolaan omset dan mendapatkan laporan keuangan yang lebih transparan, Zahir Accounting adalah pilihan tepat. Coba gratis Zahir Accounting sekarang untuk merasakan manfaatnya!

Klik di sini untuk mencoba Zahir Accounting gratis dan tingkatkan efisiensi pengelolaan omset bisnis Anda!