Sebagai makhluk ekonomi, manusia tumbuh dan besar dengan mendengarkan nasihat dan belajar tentang bagaimana cara mendapatkan hingga mengatur keuangan. Akan tetapi nasihat keuangan tersebut tidak lagi relevan dangan zaman sekarang.
Banyak nasihat-nasihat yang diberikan orang tua hingga teman tentang keuangan dan bagaimana cara mengelola uang untuk bertahan hidup.
Lantas apakah semua nasihat yang diberikan itu benar atau hanya mitos?
Anda sepertinya harus memeriksa kembali terkait mitos-mitos keuangan yang justru sering dijadikan panutan. Jika ternyata nasihat itu hanya mitos belaka, maka keputusan untuk meninggalkan nasihat tersebut ada di tangan Anda.
5 Nasihat Keuangan yang Sering Dianggap Mitos
Daftar Isi
Berikut 7 nasihat tentang keuangan yang harus mulai dipikirkan ulang karena bisa jadi hal tersebut sudah usang.
1. Wajib membeli rumah bagaimana pun caranya
Impian mainstream mayoritas masyarakat adalah sekolah, lolos masuk universitas, mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, menikah, membeli rumah, dan membeli mobil.
Tujuan hidup seperti ini sangatlah baik, tapi sayangnya, banyak orang justru jadi terlena dan merasa harus menggapai apa yang diinginkan tanpa melihat kondisi keuangan dalam jangka panjang.
Bisa jadi, justru rumah dan mobil belum begitu dibutuhkan di usia Anda saat ini. Apalagi jika Anda diwariskan rumah oleh orang tua, walau di pinggiran kota.
Masalahnya adalah, membeli rumah, apalagi dengan gaji yang tidak begitu besar bisa menjadi boomerang.
Banyak orang memaksa ingin membeli rumah dengan gaji pas, akhirnya memilih jarak rumah yang jauh dengan tempat kerja.
Pada akhirnya rumah terbengkalai karena jarak terlalu jauh sehingga jarang ditempati.
2. Investasi hanya untuk orang kaya
Ini adalah mindset salah yang harus segera diubah. Investasi bukan untuk orang kaya, tapi untuk orang yang mengerti dan tertarik dengan ilmu di bidang ini.
Siapapun bisa menjadi seorang investor walau uang yang dimiliki hanya sedikit. Anda bisa membeli saham di pasar saham dengan uang yang Anda dimiliki, lalu belajar bagaimana cara menjaga uang tersebut agar bisa bertambah berkali-kali lipat.
Selain itu, saat ini banyak layanan Reksadana yang memudahkan Anda untuk memulai investasi dengan modal hnaya ratusan ribu rupiah.
Jadi, siapa pun bisa memulai investasi, syaratnya Anda harus melek dunia keuangan dan investasi.
3. Keuangan hanya diatur oleh istri atau suami, bukan keduanya
Orang dewasa harus memahami bagaimana kondisi keuangan di dalam keluarganya, membebankan pengaturan keuangan hanya pada istri atau suami adalah pilihan yang kurang tepat.
Sangat penting bagi kedua pasangan untuk menyadari keadaan keuangan keluarga, dan mampu mengelola pengeluaran dan investasi rumah tangga jika terjadi sesuatu.
4. Tidak memikirkan dana pensiun
Dana pensiun harus dipikirkan sejak dini, tidak ada waktu yang tepat untuk mulai menyisihkan uang untuk dana pensiun selain saat Anda masih muda dan kuat untuk bekerja.
Semakin lama Anda menabung untuk masa tua, semakin banyak dana pensiun yang akan didapat ketika Anda sudah tidak lagi sanggup bekerja.
Dana pensiun juga bisa menjadi hadiah terindah bagi diri Anda sendiri, agar di hari tua nanti Anda tidak harus menjadi beban anak dan bisa hidup bahagia melakukan berbagai hobi yang belum pernah ditekuni ketika masih muda.
5. Merasa tidak perlu membuat anggaran keuangan
Menganggarkan uang untuk keperluan bulanan jarang dilakukan, namun ternyata hal ini penting untuk mengatur kedisiplinan Anda dalam mengelola keuangan.
Tanpa anggaran yang pasti, Anda akan dengan mudah menghabiskan uang di ATM, apalagi ketika sedang jalan-jalan atau bermain dengan teman.
Penting bagi Anda untuk mengatur anggaran agar kondisi keuangan tetap stabil. Hal ini sebagai bentuk preventif ketika Anda terkadang tidak bisa mengendalikan pengeluaran akibat hal yang tak terduga.