pedoman desain web part 2

Pedoman Desain Web untuk Meningkatkan Konversi pada Website (part 2)

Konversi. Pada part sebelumnya, kita telah membahas 5 prinsip desain yan dapat meningkatkan konversi di website Anda. 5 prinsip tersebut ada hukum hick, rule of thirds, kesabaran pengunjung, menggunakan space negative dan mempertimbangkan F-layout. Sebagai lanjutannya, berikut ini ada 6 prinsip yang bisa Anda ikuti untuk meningkatkan konversi di website Anda.

meningkatkan konversi pengunjung website

meningkatkan konversi pengunjung website

Source Gambar: liputan6

Pentingnya pemilihan warna

Warna merupakan aspek yang sering diremehkan desain web tetapi dapat memainkan peran yang sangat penting dalam kegunaan serta menyampaikan makna keseluruhan dari sebuah merk serta suasana keseluruhan website. Kombinasi warna yang berbeda dapat membangkitkan emosi dan reaksi yang berbeda

Salah satu cara praktis untuk melakukan ini adalah dengan melakukan kurasi board Pinterest dengan gambar yang mencerminkan visi untuk brand Anda. Kemudian Anda dapat meng-upload beberapa gambar tersebut pada Adobe Color Wheel menggunakan ikon kamera di sudut kanan atas layar.

Setelah upload gambar, maka secara otomatis akan membuat skema warna untuk Anda berdasarkan warna dalam foto/gambar. Anda juga dapat memilih warna-warna lainnya jika Anda ingin mengatur warna individunya.

Setelah membuat skema warna Anda, ada satu hal penting yang perlu diingat yang akan membuat atau malah menghancurkan konversi Anda:

Kontras.

Menggunakan kontras untuk menjaga teks, judul, dan tombol Call-to-Action CTA untuk tetap terlihat dan dapat dibaca. Dengan kata lain, font dan tombol warna Anda harus dalam kontras tinggi dengan background/latar belakang (misalnya latar belakang putih dengan teks hitam), dan unsur-unsur yang ingin Anda tonjolkan (misalnya tombol subscribe) harus dalam warna yang lebih menonjol dari elemen yang lain di website Anda.

Jadi jika kita menggunakan skema warna yang kita buat di atas, Anda bisa membuat nuansa biru sebagai warna dominan, dan menggunakan warna kuning yang cerah sebagai warna untuk CTA (karena warna yang  paling kontras).

Tetap simpel

Ada yang berkata bahwa, sesuatu yang simpel atau sederhana bisa menjadi lebih menarik. Nah, itu berlaku juga untuk desain website. Kesederhanaan menjasi hal yang super penting ketika mendorong konversi. Setiap kali Anda membuat halaman, tanyakan pada diri sendiri apakah ada cara untuk membuatnya lebih sederhana. Hasilnya biasanya lebih terlihat estetis, dan itu hampir selalu mengkonversi lebih baik.

Mirip dengan Hukum Hick, kenyataan bahwa orang hanya dapat menangani begitu banyak informasi pada satu waktu. Secara visual, jika kita melihat terlalu banyak hal semua berdesakan dalam satu halaman, kita akan kewalahan dan itu mengganggu kita.

Apple adalah salah satu contoh yang sangat bagus dari kesederhanaan dalam desain website, dan itu sangat efektif, banyak juga brand-brand lain mengikutinya.

Gunakan aturan 8 detik

Aturan umum yang praktis adalah bahwa Anda hanya memiliki 8 detik untuk mendapatkan perhatian pengunjung, karena itu adalah panjang rentang perhatian manusia. ( itu lebih cepat dari rentang perhatian dari ikan mas!)

Anda dapat mencoba beberapa hal berikut untuk meraih perhatian dan meningkatkan konversi di website dalam waktu 8 detik pertama:

Gunakan judul yang terlihat besar, manfaatkan judul yang singkat dan to the point.

Gunakan gambar eye-catching yang menyampaikan gagasan atau tujuan dari halaman Anda dan menarik mata ke arah CTA utama Anda.

Membuat tombol subscribe, daftar atau download yang besar, sederhana dan jelas.

Gunakan kata-kata yang “kuat” untuk membuat salinan lebih menarik pengunjung.

Menggabungkan multimedia seperti video, audio, atau konten interaktif lainnya.

Menggunakan efek hover pada tombol Anda (misalnya membuat mereka berubah warna pada mouse-over) untuk membuat mereka lebih menarik untuk mengklik.

Gunakan animasi -popup out untuk melibatkan kembali pengunjung yang kehilangan minat di website Anda.

Teori Gestalt

Prinsip desain Gestalt dapat diringkas oleh satu pernyataan ini: seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Pada dasarnya, mata manusia dan otak menganggap desain terpadu dengan cara yang berbeda dari yang mereka rasakan dari komponen individu sebuah desain.

Dengan kata lain, seseorang akan cenderung mengelompokkan apa dia lihat disekitarnya menjadi suatu kesatuan utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan.

Prinsip Gestalt pertama adalah kesamaan, mata / otak manusia suka mengelompokkan benda serupa. Ini adalah mekanisme yang memungkinkan kita untuk memahami berbagai hal-hal, dan untuk mengatur lingkungan yang bising.

Dalam hal desain web, Anda dapat memanfaatkan hukum ini dengan mengelompokkan berbagai elemen yang ingin Anda hubungkan dengan satu sama lain, seperti kotak testimonial, tombol konversi, atau gambar.

Misalnya, jika Anda memiliki testimonial menakjubkan dan Anda ingin menggunakannya untuk meningkatkan konversi di form opt-in Anda, Anda bisa menempatkannya langsung di bawah form. Bahkan jika testimonial itu tidak ditulis secara khusus dalam hal lead magnet Anda, pengguna akan mengasosiasikan keduanya karena kedekatan posisi mereka.

Prinsip kesamaan juga penting untuk pengalaman pengguna. Dengan mengelompokkan semua elemen utama dari form pendaftaran Anda bersama-sama (judul, deskripsi, dan tombol opt-in), dan menjaga mereka cukup jauh dari unsur-unsur lain pada halaman Anda (menggunakan ruang negatif), otak pengguna akan dapat untuk memproses informasi lebih cepat dan lebih efisien.

Hal ini tentu saja sangat bagus untuk meningktakan konversi di website, terutama karena seperti yang di bahas pada poin sebelumnya, orang memiliki rentang perhatian yang sangat singkat!

Gunakan Wajah untuk Meningkatkan Keakraban

Pastikan untuk memasukkan gambar wajah dalam artikel Anda, studi kasus dan testimonial, opt-in halaman, dan halaman arahan untuk meningkatkan konversi di website Anda.

Jika Anda adalah wajah dari brand Anda, ini sangat sederhana untuk dilakukan. Anda bisa melakukan pemotretan, dan pastikan fotografer mengambil banyak gambar horisontal dengan ruang negatif di salah satu sisi Anda.

Namun, jika Anda bukanlah wajah dari brand Anda, Anda masih dapat menggunakan wajah di website Anda dengan menggunakan model, atau menggunakan stok foto. Pastikan Anda memilih wajah yang mewakili brand Anda secara akurat, sehingga pengguna akan dapat terhubung dengan bisnis Anda.

Vendeve, jaringan sosial bagi pengusaha perempuan, melakukan pekerjaan yang bagus ini dengan menggunakan wajah yang mencerminkan sasaran demografis mereka:

Gambar gambar kualitas tinggi untuk meningkatkan konversi di website

Jika ada satu hal yang benar-benar dapat menurunkan kualitas posting blog atau bagian dari konten, itu adalah  gambar kualitas rendah.

Bahkan, gambar dapat membuat atau menghancurkan sebuah kesepakatan. Sebuah riset dari Bright Local menemukan bahwa 60 persen konsumen lebih bersedia untuk mempertimbangkan hasil pencarian yang mencakup gambar, dan juga 23 persen lebih mungkin untuk menghubungi bisnis yang menampilkan gambar.

Riset dari Skyword menemukan bahwa jika konten Anda memasukkan gambar yang menarik, Anda akan mendapatkan rata-rata 94% lebih banyak views!

Anda dapat memanfaatkan situs-situs seperti Pexels, Death to Stock, StockSnap, Unsplash, Superfamous Studios, Negative Space, Gratisography, Little Visuals, Picjumbo, Kaboompics, dll untuk menemukan stok fotografi gratis yang berkualitas tinggi dan personal.

Sekarang Anda telah memahami total ada 11 prinsip desain untuk meningkatkan konversi di website Anda. Anda bisa menggunakan prinsip-prinsip tersebut dengan baik, dengan langkah pertama Anda harus lihat terlebih dahulu pada desain website yang Anda gunakan sekarang.

Sekarang ini banyak juga jasa pembuatan website yang sangat memudahkan Anda para pebisnis online untuk membuat website sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Pilih yang mempunyai customer service yang bagus, fitur yang cukup mumpuni untuk memenuhi beberapa prinsip-prinsip di atas untuk meningkatkan konversi di website Anda.

Oleh: Nuraini Anitasari