Konflik internal adalah suatu hal yang umum terjadi dalam aktivitas atau kegiatan sehari-hari, terutama untuk aktivitas yang dapat memungkinkan adanya permasalahan atau konflik. Dan kondisi ini sudah pasti mampu mengganggu aktivitas yang ada.
Terlebih jika aktivitas tersebut dirasa penting dan memberikan dampak besar yang berkaitan dengan kepentingan banyak individu.
Hal seperti itu tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada suatu perusahaan yang mana di dalamnya pasti terdapat sumber daya manusia yang menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan proses bisnis di perusahaan tersebut.
Adanya konflik dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal.
Konflik yang disebabkan dari faktor eksternal atau konflik eksternal ini berkaitan dengan hal luar di luar perusahaan itu sendiri yang ikut memberikan dampak bagi perusahaan.
Sedangkan konflik internal terjadi karena adanya permasalahan pada sumber daya yang ada pada perusahaan itu sendiri.
Apa Itu Konflik Perusahaan?
Daftar Isi
Sekeras apa pun Anda menghindari konflik perusahaan, tantangan itu akan selalu ada, di mana pun Anda bekerja.
Itulah mengapa penting bagi pelaku bisnis bisa mengatur dan meminimalkan jumlah konflik yang ada dalam organisasinya.
Yang dimaksud dengan Konflik perusahaan adalah suatu perselisihan yang bisa menjadi titik kelemahan bagi suatu bisnis. Pada dasarnya konflik bisa merenggangkan hubungan antar manusia dalam perusahaan.
Tapi, konflik juga terkadang dibutuhkan agar orang-orang di dalam perusahaan tetap waspada dan fokus dengan tujuan organisasi.
Kondisi aman damai tanpa konflik bisa membuat karyawan bekerja lebih santai karena menganggap semua rencana selalu berjalan sempurna.
Akan tetapi, mereka tidak sadar perusahaan saingan sedang bekerja keras untuk menguasai pasar.
Jenis-jenis Konflik dalam Perusahaan
Ada dua jenis konflik dalam perusahaan yang biasanya ditemui, yaitu:
1. Konflik Internal
Merupakan perselisihan yang terjadi antar pribadi. Biasanya konflik ini terjadi karena adanya ketidakpuasan dalam diri seseorang.
Konflik bisa tersulut ketika ada perbedaan pendapat yang sulit untuk dikompromikan.
Konflik jenis ini bisa dengan mudah membuat karyawan stres, mengapa?
Karena selagi bekerja, otak mereka harus terus berputar mengatasi bagaimana cara meredam konflik agar tidak melebar ke mana-mana.
Konflik jenis ini bisa sangat mempengaruhi tingkat kinerja seseorang.
2. Konflik Eksternal
Konflik ini terjadi setelah adanya dorongan dari luar.
Misalnya, emosi tersulut ketika klien bertentangan dengan Anda atau adanya ketidaksesuaian perjanjian dengan pemasok barang.
Contoh umum dari hal ini adalah bos yang suka mengelola mikro tetapi memiliki karyawan yang sangat mandiri. Hal ini pasti akan menimbulkan konflik dan situasi kerja yang tidak menyenangkan.
Contoh Konflik Internal Perusahaan
Ada beberapa contoh konflik internal yang kerap kali terjadi di perusahaan, di antaranya:
1. Konflik Kepemimpinan
Konflik ini bisa terjadi ketika seorang pemimpin tidak bisa mencegah terjadinya konflik karena kurangnya pengetahuan, pelatihan, dan pengalaman menghadapi banyaknya karyawan yang ada di bawah tanggung jawabnya.
Konflik ini biasanya terjadi dalam ukuran perusahaan sedang atau besar, di mana jumlah karyawan banyak dan posisi tinggi di perusahaan mudah diraih dalam waktu singkat.
2. Konflik Antar Departemen
Masing-masing divisi dalam perusahaan memiliki tugas dengan tenggat waktu berbeda untuk menyelesaikan tugas itu.
Satu divisi juga bisa sangat tergantung dengan divisi lain karena pada dasarnya mereka bekerja untuk satu perusahaan.
Konflik sangat mudah terjadi ketika misalnya divisi keuangan terlambat memberikan laporan, sehingga divisi manajemen sumber daya manusia ikut terlambat memerikan upah kepada karyawan.
3. Gaya Bekerja
Tidak semua karyawan cocok bekerja sendiri dan tidak semua karyawan cocok bekerja tim.
Perbedaan gaya bekerja ini bisa jadi pemicu konflik internal perusahaan, pasalnya ketika bekerja tim akan sangat rawan bagi satu atau dua karyawan tidak mengikuti arahan dan mengerjakan tugas mereka.
Hal ini tentu akan mengundang rasa iri dan benci para karyawan rajin lantaran gaji sama tetapi tenaga yang dikeluarkan berbeda.
Penyebab Utama Konflik Internal Perusahaan
Beberapa faktor pemicu adanya konflik secara umum seperti adanya perbedaan individu dalam hal pendirian dan perasaan.
Perbedaan pendirian dan perasaan dalam menjalankan kegiatan bisnis perusahaan akan berdampak pada adanya konflik sosial.
Hal tersebut dikarenakan adanya kegiatan yang otomatis melibatkan hubungan sosial seseorang yang dapat menimbulkan ketidakselarasan pandangan antar kelompok maupun individu.
Faktor lain juga dapat disebabkan adanya perbedaan latar belakang kebudayaan yang membentuk pribadi-pribadi yang berbeda, baik itu akan berpengaruh pada pola pemikiran dan pendirian seseorang yang tentunya dapat memberikan dampak pada sumber daya manusia yang ada di perusahaan tersebut.
Selain itu, adanya perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok juga tidak kalah berpengaruh dalam memicu adanya konflik internal.
Karena bagaimanapun seorang manusia selain memiliki perasaan, pendirian dan latar belakang kebudayaan yang berbeda, juga dapat memiliki tujuan dalam berkarir yang berbeda-beda pula.
Sehingga hal tersebut pun sering kali menjadi persoalan yang cukup mengganggu perusahaan dalam mencapai tujuan kesuksesannya.
Dari beberapa faktor pemicu konflik internal tersebut sudah seharusnya dapat diatasi dengan baik dan bijak oleh seluruh sumber daya manusia yang ada pada perusahaan.
Tujuannya agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi aktivitas di dalam perusahaan itu sendiri.
Dampak Konflik Internal Perusahaan Paling Merugikan
Apa pun konflik pasti akan membawa dampak di ujung akhirnya. Oleh karena itu, demi kenyamanan dalam lingkungan kerja, perusahaan harus punya solusi jika konflik tersebut muncul.
Untuk melihat lebih jauh dampak konflik internal perusahaan, berikut penjelasannya.
1. Kesehatan Mental
Konflik dalam perusahaan bisa menyebabkan karyawan menjadi frustrasi. Banyak kekhawatiran yang dirasakan oleh mereka, seperti tidak dihargai, tidak dianggap, dan selalu dikucilkan.
Karyawan yang mengalami hal ini berpotensi mengalami stres yang akan mempengaruhi kehidupan pribadi mereka.
Hal ini bisa memicu adanya masalah tidur, hilangnya nafsu makan atau makan berlebihan, sakit kepala, dan pendiam.
Jika kondisi sudah sangat parah, biasanya karyawan akan bersikap anti sosial.
Adanya konflik membuat karyawan kurang fokus pada pekerjaan mereka karena kepala dipenuhi oleh upaya menyelesaikan konflik.
Hal ini juga mempengaruhi terjadinya perpecahan di dalam perusahaan, sehingga di waktu kerja, para karyawan malah saling bergosip untuk melampiaskan frustrasi.
Turunnya produktivitas karyawan bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
3. Tingkat Keluar Masuk Pegawai Tinggi
Adanya konflik dalam perusahaan bisa membuat karyawan mundur dan memilih bekerja di tempat lain.
Tingginya tingkat keluar masuk karyawan dalam perusahaan akan merugikan karena divisi sumber daya manusia harus terus mencari karyawan baru dengan modal yang tidak sedikit.
Hal paling ditakutkan adalah ketika karyawan berbondong-bondong keluar hingga perusahaan terpaksa menutup divisi tertentu karena kekurangan sumber daya manusia kompeten.
Namun, di sisi lain konflik juga bisa memberikan dampak positif seperti mempererat komunikasi antara satu karyawan dengan karyawan lainnya.
konflik juga bisa membuat pemimpin melakukan identifikasi karyawan, siapa yang bisa menyelesaikan masalah, siapa yang diam, dan siapa yang memperkeruh masalah.
Semua bisa dilakukan penilaian dari kondisi genting tersebut.
Cara Efektif Mengatasi Konflik Internal Perusahaan
Berikut cara mengatasi konflik internal pada perusahaan:
1. Menjaga komunikasi
Dalam sebuah organisasi apalagi perusahaan tentunya terdapat beberapa individu yang terlibat dan membutuhkan komunikasi yang terjalin untuk menjalankan seluruh aktivitas yang ada.
Sehingga sudah seharusnya perusahaan menjaga komunikasi dengan baik untuk melakukan segala aktivitas.
Mengapa demikian?
Ketika sumber daya manusia yang ada pada perusahaan itu sendiri mampu menjaga komunikasi, maka otomatis akan menghindari terjadinya hal buruk yang merugikan perusahaan.
Seperti misalnya, dapat terhindar dari kesalahpahaman, dapat membantu membangun kinerja yang optimal baik secara individu atau secara tim, membangun suasana yang kondusif sekaligus positif, serta masih banyak hal lain yang tentunya bermanfaat untuk perusahaan itu sendiri.
Jadi, sudah seharusnya poin pertama ini diterapkan dengan baik pada perusahaan.
2. Menerapkan Keterbukaan
Salah satu penyebab adanya konflik internal adalah kesadaran akan pentingnya menyampaikan pendapat atau masukkan yang bersifat membangun.
Seseorang sering kali menyembunyikan permasalahan yang berkaitan dengan rekan di perusahaan atau bahkan berkaitan dengan aktivitas di perusahaan itu sendiri.
Sehingga jika hal semacam itu terjadi maka tak heran jika adanya konflik yang memungkinkan adanya perselisihan pada internal perusahaan.
Untuk menghindari hal tersebut, maka sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan disarankan untuk terbuka jika ada permasalahan yang mengganggu dan sama-sama ingin memperbaiki untuk kepentingan bersama.
3. Menerapkan Sikap Proaktif, Fleksibel dan Profesional
Jika konflik internal telah terjadi, maka cara untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan adalah dengan menerapkan sikap proaktif, fleksibel dan profesional pada seluruh jajaran yang ada dalam perusahaan itu.
Sikap tersebut dapat diterapkan dengan memberikan mengarahan yang baik dan tepat agar dapat dijalankan pada masing-masing individu.
Mengingat konflik internal ini dikhawatirkan akan mengganggu kelangsungan perusahaan dalam mencapai kesuksesan dan merugikan berbagai pihak tentunya.
Untuk itu, dengan bersikap proaktif, fleksibel dan profesional maka diharapkan setiap individu dapat aktif dalam mencari solusi penyelesaian konflik dengan baik tepat.
Kesimpulan
Demikianlah beberapa cara untuk mengatasi konflik internal perusahaan.
Dari ulasan di atas tidak menutup kemungkinan adanya dampak positif yang disebabkan adanya konflik internal pada perusahaan.
Bahkan konflik ini dirasa perlu untuk memupuk dan memberikan motivasi pada kondisi perusahaan yang semakin baik dan sukses tentunya.
Tentunya konflik yang dimaksud tersebut merupakan konflik positif, yang mana dampaknya justru menambah kreativitas dan performa para karyawan di dalamnya.