Etika dan nilai bisnis adalah dua hal penting yang tidak boleh diabaikan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif ini.
Dengan memiliki etika dan nilai-nilai bisnis, maka bisnis yang dijalankan tidak hanya menghasilkan keuntungan secara materi, namun juga non material, seperti citra positif, kepercayaan, dan keberlangsungan bisnis itu sendiri.
Manfaat Penting Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Daftar Isi
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan perusahaan adalah penerapan etika dalam bisnis. Setiap perusahaan memiliki permasalahan etika bisnis yang berbeda.
Hal ini disebabkan karena operasional perusahaan yang sangat spesifik dalam berbagai bidang kerja, sehingga setiap fungsi perusahaan memiliki masalah etika tersendiri.
Adapun manfaat menerapkan etika bisnis dalam perusahaan adalah:
1. Menciptakan kepercayaan konsumen
Perusahaan yang memegang teguh etika bisnis dan nilai-nilai moral dalam menjalankan usahanya akan menciptakan konsumen yang loyal.
Loyalitas ini timbul karena adanya trust dari konsumen bahwa perusahaan tidak melakukan kecurangan atau hal-hal negatif yang dapat merugikan konsumen.
2. Image perusahaan yang baik di mata konsumen
Citra perusahaan yang baik akan mendapatkan tanggapan yang positif dari konsumen.
Dengan adanya respons positif dari konsumen maka perusahaan tersebut akan dikenal dan produknya akan mengalami peningkatan penjualan.
3. Sebagai motivasi karyawan
Karyawan yang bekerja di perusahaan yang menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral akan memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Mengingat perusahaan di mana mereka bekerja mendapatkan kepercayaan dan respons positif di mata masyarakat, tentunya akan membuat para karyawan ini merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tersebut.
Kebanggaan inilah yang akan melecut semangat karyawan untuk termotivasi bekerja dengan semakin lebih baik.
4. Menghasilkan profit bagi perusahaan
Dengan tingginya kepercayaan konsumen pada bisnis anda, maka tidak sulit bagi perusahaan Anda untuk menghasilkan profit yang signifikan.
Lebih lanjut lagi, kepercayaan ini akan menaikkan citra perusahaan ke depannya.
Apalagi jika bisnis Anda di dukung dengan motivasi tinggi dari karyawan, tentu bisnis Anda akan berkembang lebih cepat dan excellent.
Prinsip-prinsip Utama dalam Etika Bisnis
Dalam menjalankan etika bisnis juga terdapat beberapa prinsip yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya.
Oleh karena itu, sebelum menjalankan etika bisnis secara benar, Anda setidaknya memahami hal-hal yang menjadi prinsip dasarnya, antara lain:
1. Prinsip Kejujuran
Kejujuran merupakan hal yang paling mendasar mengenai etika bisnis. Selain itu, kejujuran merupakan salah satu kunci sukses dalam berusaha.
Anda bisa menerapkannya pada kegiatan bisnis seperti jujur mengenai informasi produk, kerja sama dengan klien, dan lain sebagainya.
2. Prinsip Keadilan
Setiap orang pastinya mempunyai hak untuk diperlakukan secara adil. Oleh sebab itu, setiap orang yang terlibat dalam bisnis Anda berhak untuk memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung.
3. Prinsip Otonomi
Sebagai pelaku bisnis, Anda harus dapat mengambil keputusan dengan tepat, adil, serta tanggung jawab pada keputusan tersebut.
Setiap perusahaan memiliki pendekatan tersendiri untuk menjalankan prinsip ini, karena setiap perusahaan memiliki kondisi yang berbeda-beda tergantung dengan visi-misi perusahaan.
4. Prinsip Integritas Moral
Ketika memiliki integritas moral yang tinggi, maka kepercayaan masyarakat akan tinggi. Prinsip ini harus dijalankan oleh setiap bagian dari perusahaan agar menjaga nama baik perusahaan.
5. Prinsip Loyalitas
Loyalitas perusahaan dapat dilihat dari kerja keras dan keseriusan dalam menjalankan usaha, tentunya sesuai dengan visi-misi yang sudah ditetapkan.
Adanya prinsip ini menghindari Anda agar urusan bisnis dan pribadi tidak tercampur.
Tujuan Penerapan Etika Dalam Berbisnis
Ketika Anda sudah memahami pengertian dari etika bisnis, adapun beberapa tujuan dalam penerapannya, di antaranya:
1. Mendorong Kesadaran Moral
Dalam berjalannya sebuah bisnis yang sehat pastinya tidak hanya berorientasi dengan keuntungan, produksi, dan kegiatan operasional melainkan juga harus memperhatikan tingkat moral yang baik sebagai seorang pebisnis.
Ketika memiliki sikap yang baik, tentunya bisa memberikan kesan yang baik pula dengan klien.
2. Menjaga Sikap dan Perilaku Berbisnis
Dalam dunia bisnis tentunya ada standar operasional kerja yang diberlakukan, salah satunya adalah etika bisnis.
Hal ini terbukti dengan adanya tata sikap dan perilaku ketika menjalankan bisnis, seperti menjaga privasi klien dan transparansi data informasi.
3. Batasan Dalam Menjalankan Bisnis
Etika bisnis diberlakukan untuk menunjang profesionalitas antara kedua belah pihak.
Jadi, apabila sebuah perusahaan memiliki moralitas yang baik maka perusahaan tersebut enggan untuk melakukan kecurangan.
4. Memberikan Citra Perusahaan yang Baik
Citra perusahaan akan membentuk komitmen dari sebuah perusahaan yang memiliki etos kerja sesuai dengan peraturan, seperti adanya kecurangan, KKN, atau hal merugikan lainnya.
Terbentuknya citra perusahaan ini akan berpengaruh kepada seluruh bagian dari perusahaan, seperti klien, calon klien, hingga karyawan di dalam perusahaan.
Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga etika dalam berbisnis.
5. Menghindari Citra Buruk yang Merugikan
Ketika ada citra baik pastinya akan ada citra buruk yang harus dihindari. Perusahaan harus tetap menjaga kinerja yang baik dan profesional agar terhindar dari citra buruk.
Dampak Negatif Ketika Perusahaan Tidak Menerapkan Etika Bisnis
Namun sayangnya tidak semua dan tidak selamanya sebuah bisnis menerapkan etika bisnis beserta nilai-nilai dalam usahanya.
Berbagai permasalahan yang terjadi di fungsi perusahaan sering kali menimbulkan masalah etika bisnis, seperti pada bidang:
1. Akuntansi
Fungsi atau bidang akuntansi ini adalah komponen yang sangat krusial bagi perusahaan. Kejujuran, integritas, dan ketelitian adalah syarat yang harus dipenuhi oleh fungsi ini.
Masalah yang biasa muncul dalam etika di bidang akuntansi ini adalah membuat laporan yang berbeda untuk kepentingan pihak yang berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan internal perusahaan dibuat berbeda dengan laporan keuangan untuk bank, dan untuk laporan pajak.
Bagian akuntansi perusahaan sengaja mengubah data keuangan memiliki tujuan memperoleh keuntungan pribadi dari penyusunan laporan fiktif tersebut.
2. Keuangan
Pelanggaran etika bisnis di bidang keuangan yang dilakukan oleh pelaksana bagian keuangan akan menimbulkan kerugian yang besar bagi pihak investor.
Misalnya, saat mengajukan pinjaman ke bank, pihak perusahaan membuat laporan keuangan yang telah direkayasa sehingga tampak seolah-olah perusahaan memiliki keuangan yang sehat dan layak mendapatkan kredit.
Faktanya, kondisi keuangan perusahaan tidak sebagus yang dilaporkan.
3. Produksi dan Pemasaran
Hubungan antara perusahaan dan konsumen rentan dengan masalah etika bisnis di bidang produksi dan pemasaran.
Sering kali konsumen merasa dirugikan oleh perusahaan terkait dengan produk yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Contohnya, berat bersih, hitungan jumlah isi, takaran, atau manfaat yang tidak sesuai dengan yang diinformasikan oleh produsen.
Untuk itu pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang menjaga konsumen dari praktik tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan.
4. Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi yang kian pesat, keberadaan sosmed, serta kemudahan bertransaksi di dunia maya juga menjadi pemicu permasalahan di bidang teknologi informasi.
Misalnya, saat seorang konsumen menyampaikan keluhannya terhadap suatu produk di dunia maya, maka dengan cepat informasi ini akan tersebar luas.
Jika pihak produsen tidak peka dan tidak menangani kasus tersebut dengan bijak, maka akan merusak citra perusahaan itu sendiri.
Pelanggaran lainnya seperti transaksi e-commerce yang sering kali ditemukan situs-situs penipuan di mana saat buyer sudah melakukan transaksi namun barang tidak dikirim.
Perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis dan nilai-nilai moral akan mencegah pihak lain mengalami kerugian yang diakibatkan oleh perusahaannya.
Contohnya, perusahaan akan segera menarik produknya dari pasaran saat diketahui bahwa produk tersebut cacat atau bahkan dapat membahayakan konsumennya.
Pada prinsipnya, tujuan dari aktivitas bisnis ini tidak semata-mata mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara, tapi perilaku etis tidak boleh diabaikan oleh perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan etika bisnis tidak berarti tidak mampu bersaing dengan kompetitor, tapi untuk dinilai masyarakat sebagai perusahaan yang berperilaku etis serta bermoral.
Dampak Positif Menerapkan Etika Bisnis
Dengan menerapkan etika bisnis secara benar, hal ini jelas akan memberikan banyak keuntungan untuk bisnis Anda.
Berikut beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara etis sehingga memberikan dampak positif pada bisnis itu sendiri, yaitu:
- Memenuhi ekspektasi publik agar perusahaan beroperasi secara etis. Di mana perusahaan yang mengabaikan masalah etika akan menjadi sorotan, sasaran kritik, bahkan hukuman
- Mencegah agar perusahaan tidak melakukan tindakan yang merugikan stakeholder lainnya
- Meningkatkan kinerja perusahaan
- Meningkatkan kualitas hubungan bisnis dengan menerapkan etika bisnis seperti menepati janji, kejujuran, dan menolak suap
- Mencegah perusahaan agar terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan oleh karyawan atau pesaing.
- Menghindarkan pelanggaran hak-hak pekerja yang dilakukan oleh pemberi kerja. Misalnya; adanya diskriminasi besaran gaji yang diakibatkan oleh diskriminasi rasial
- Menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum akibat tidak dipenuhinya etika bisnis
Contoh Penerapan Etika Berbisnis
Berikut ini merupakan beberapa contoh penerapan etika bisnis yang umum digunakan oleh perusahaan.
1. Menyebut Nama Klien Dengan Baik
Sederhana namun sering terlupakan, yaitu menyebutkan nama klien dengan baik dan benar.
Secara tidak langsung hal ini termasuk menghormati klien Anda ketika sedang mengadakan rapat atau pertemuan.
Selain untuk menghormati, penyebutan nama klien yang tepat memberikan suasana bisnis yang sehat, nyaman, dan penuh kepercayaan.
2. Hadir Tepat Waktu
Ketika Anda memiliki time management yang kurang baik dapat berpengaruh terhadap etika berbisnis.
Usahakanlah datang sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan. Walaupun Anda sebagai tuan rumah, jangan biarkan klien Anda menunggu.
3. Berdiri Saat Berkenalan
Contoh penerapan etika berbisnis berikutnya adalah usahakan Anda berdiri ketika berkenalan dengan klien. Walaupun Anda sebagai tuan rumah, hindari sikap bossy.
4. Mengucapkan Terima Kasih
Janganlah Anda segan untuk mengucapkan terima kasih ketika meeting atau berinteraksi dengan klien.
Selain terima kasih merupakan ucapan yang harus dilakukan dalam kehidupan sosial, ucapan terima kasih juga menjadi salah satu cara untuk membangun citra baik.
5. Membayar Tagihan Rapat
Saat ini meeting atau bertemu dengan klien banyak dilakukan di luar kantor, seperti cafe, restaurant, mall, atau tempat umum lainnya.
Biasakan untuk menjadi tuan rumah yang selalu tepat dalam membayar tagihan. Hindari untuk klien mengeluarkan uang ketika mengadakan pertemuan.
Kesimpulan
Mendapatkan keuntungan dari hasil bisnis yang tidak menerapkan etika bisnis dalam perusahaan serta ketidakjujuran karyawan dapat menyebabkan kebangkrutan usaha.
Sementara perusahaan yang memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat dalam bisnisnya akan berhasil dan mempertahankan kegiatan bisnisnya.
Terlebih lagi menjalankan bisnis dengan etika, nilai-nilai kejujuran, dan amanah akan membuat bisnis tersebut lebih berkah, tidak hanya bagi konsumen atau penggunanya saja, tapi juga bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya.