cara membuat laporan keuangan

 

Seberapa penting laporan keuangan bagi perusahaan menurut Anda? Laporan keuangan ibarat air yang berada di sebuah danau sedangkan air yang mengalir di sungai mengibaratkan proses pencatatan transaksinya. Filosofi ini memberikan arti bahwa laporan keuangan senantiasa mencerminkan kegiatan transaksi mulai pemilahan nota transaksi sampai dengan neraca saldo. Tanpa adanya laporan keuangan, tidak adanya informasi yang dapat diambil untuk keputusan bisnis. Tanpa adanya laporan keuangan, tidak akan pula terjaminnya keberlangsungan hidup perusahaan.

Sebagai cerminan dari kegiatan transaksi, laporan keuangan sudah sepatutnya disusun dengan cara yang saksama agar ia dapat dipergunakan secara tepat guna oleh pelbagai pihak terlebih lagi oleh pihak penanam modal kendati sebelum menjadikannya sebagai suatu informasi yang signifikan dan diperiksa lebih lanjut oleh auditor.

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas Siklus Akuntansi. Siklus tersebut akan memberi gambaran kepada kita cara membuat laporan keuangan yang tepat guna. Sekarang kita simak cara sederhana ini:

1. Kita harus memahami juga Prinsip-prinsip Akuntansi terutama pada asumsi kesatuan usaha (konsep entitas). Jangan sekali-kali mencampur pencatatan keuangan perusahaan dengan pencatatan keuangan pribadi/ rumah tangga. Yang demikian dipastikan akan mengakibatkan karut-marutnya data keuangan perusahaan. Dampaknya kredibilitas perusahaan akan dipertanyakan oleh calon investor (usaha terbuka).

2. Persiapkan daftar akun yang sesuai dengan bidang usaha Anda. Jika usaha bergerak dalam bidang manufaktur, sudah tentu ada akun inti yaitu persediaan barang mentah dan persediaan barang jadi dan work in process.

3. Golong-golongkan nota transaksi kepada jenis transaksi yang ada misalnya transaksi pembayaran iuran listrik masuk ke golongan jurnal umum, transaksi pembelian bahan baku masuk ke golongan jurnal khusus pembelian, dll.

4. Buatlah kode awal transaksi/ referensi yang unik untuk setiap jenis transaksinya. Ini berguna agar Anda dapat dengan mudah mencari nomor referensi berdasarkan transaksinya. Misalkan transaksi penjualan diawali dengan kode SJ yang artinya sales journal.

5. Transaksi pembayaran-pembayaran dari jurnal khusus seperti utang-piutang harus selalu dimasukkan ke jurnal pembayaran utang-piutang.

6. Pastikan seluruh transaksi telah diposting agar transaksi masuk ke buku besar dan buku besar pembantu.

7. Siapkan Neraca Saldo lalu buatlah jurnal penyesuaian yang nantinya akan masuk ke Neraca Saldo. Jurnal penyesuaian dibuat jika adanya pengakuan-pengakuan atas pendapatan atau beban termasuk penyusutan.

8. Setelah itu, buatlah Laporan Keuangan. Laporan Laba-Rugi menyajikan akun-akun yang mengidentifikasikan kinerja keuangan, Laporan Neraca Keuangan mengidentifikasikan posisi keuangan, dan laporan Arus Kas mengidentifikasikan keluar atau masuknya kas.

9. Buatlah rasio keuangan beserta grafik tren untuk memperingkas pembacaan laporan keuangan. Yang demikian ini dapat membantu Anda menganalisis kinerja keuangan dengan cepat.

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai cara membuat laporan keuangan. Untuk melihat contoh-contoh laporan keuangan silahkan klik di sini. Selamat Mencoba.