Pada dasarnya, akuntansi didefinisikan sebagai pencatatan, pengelompokan, dan pelaporan transaksi keuangan. Lebih detailnya, pengertian akuntansi sendiri menurut Rudianto (2010:10) adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan aktivitas / transaksi suatu badan usaha dalam bentuk informasi keuangan. Tahapan atau rangkaian dalam proses tersebut dinamakan siklus akuntansi atau yang sering disebut dengan pembukuan.
Pembukuan berbeda dengan akuntansi. Pada pembukuan, pekerjaan hanya sebatas sampai pada siklus saja. Namun pekerjaan akuntansi memiliki lingkup yang lebih luas, di mana di dalamnya termasuk pemeriksaan (auditing), akuntansi manajemen, penyusunan sistem akuntansi, sampai perpajakan.
Daftar Isi
- 1 9 Tahapan dalam Siklus Akuntansi
- 1.1 1. Mengumpulkan dan menganalisis data transaksi
- 1.2 2. Membuat jurnal / posting
- 1.3 3. Memindah jurnal umum ke buku besar
- 1.4 4. Membuat neraca percobaan
- 1.5 5. Membuat jurnal penyesuaian
- 1.6 6. Membuat neraca percobaan setelah penyesuaian
- 1.7 7.Menyusun laporan keuangan
- 1.8 8. Penutupan buku
- 1.9 9. Membuat penyesuaian kembali
9 Tahapan dalam Siklus Akuntansi
Dalam satu siklus akuntansi ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu:
1. Mengumpulkan dan menganalisis data transaksi
Tahap pertama dalam siklus akuntansi ini dimulai dengan mengumpulkan data transaksi keuangan yang umumnya disebut nota. Bukti transaksi keuangan tidak harus selalu dalam bentuk nota, namun bisa dalam bentuk surat perjanjian, surat pengakuan utang-piutang, atau kuitansi.
Bukti-bukti inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam melakukan analisis atau identifikasi, apakah transaksi tersebut diakui atau tidak. Misalnya, usaha Anda pada tanggal 20 Februari 2020 melakukan pembelian pesawat telepon, di mana dalam pembelian tersebut Anda mendapatkan nota sebagai bukti pembelian. Selain membeli pesawat telepon, Anda juga memberikan uang makan karyawan produksi, dan karyawan yang menerima uang makan menandatangani kuitansi. Bukti pembelian telepon dan kuitansi uang makan ini yang dikumpulkan oleh staf accounting yang kemudian diverifikasi apakah bukti tersebut sah atau tidak dan berapa besarnya nilai yang diakui.
2. Membuat jurnal / posting
Setelah bukti transaksi diterima dan dianalisis, maka tahap berikutnya adalah memasukkan nilai yang tercantum pada bukti transaksi ke dalam buku catatan transaksi. Proses pencatatan ini disebut menjurnal atau posting. Pembuatan jurnal bisa dilakukan setiap kali setiap ada transaksi atau sekaligus dimasukkan pada sore hari menjelang jam kerja tutup. Pencatatan transaksi ini dalam akuntansi disebut dengan Jurnal Umum.
Pada era digital saat ini, proses menjurnal sudah jarang dilakukan secara manual melainkan dengan menggunakan software akuntansi.
3. Memindah jurnal umum ke buku besar
Pada jurnal umum, catatan transaksi masih tercampur dengan berbagai macam transaksi lainnya. Di tahap ketiga ini catatan transaksi dipindahkan sesuai dengan kelompok akunnya (sesuai dengan jenis transaksi).
Misalnya, jenis transaksi pembelian aset dimasukkan ke dalam akun aktiva tetap, transaksi penjualan dimasukkan ke dalam akun penjualan. Kelompok akun ini disebut dengan Buku Besar. Dalam buku besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu kelompok, contohnya akun kas terdiri dari transaksi yang hanya berupa kas saja atau akun buku besar penjualan berisi transaksi penjualan saja. Pada akhir tahapan ini, nilai-nilai transaksi yang terkumpul akan membentuk nilai akhir yang disebut dengan saldo akhir, yang dapat berupa saldo debit atau kredit sesuai dengan jenis akunnya.
Pada saat ini, munculnya software akuntansi membuat proses ini menjadi lebih mudah. Software akuntansi akan secara otomatis melakukan pemindahan data dari jurnal umum ke buku besar, setelah posting dilakukan.
Proses ini jika dikerjakan secara manual maka dilakukan setiap kali menjelang penutupan buku, sehingga saldo akhir buku besar juga baru bisa diketahui saat itu. Namun jika dengan menggunakan software akuntansi, proses ini terjadi setiap kali transaksi diinput ke dalam software dan saldo akhir akan diketahui saat itu juga.
4. Membuat neraca percobaan
Neraca percobaan dibuat menjelang penutupan buku. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah nilai transaksi debit sama dengan transaksi kredit. Saldo akhir pada akun bersaldo debit dijumlahkan dan saldo pada akun bersaldo negatif juga dijumlahkan kemudian dibandingkan. Jika nilainya sama berarti sudah balance. Lalu bagaimana jika tidak balance? Maka harus ditelusuri kembali, dilakukan pengecekan mengapa terjadi ketidaksamaan.
5. Membuat jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian dibuat agar tercapai keseimbangan. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan ketidaksamaan, di antaranya:
- Ada transaksi yang terlewat (belum dicatat)
- Kesalahan perhitungan (nilai transaksi yang dicatat terlalu besar atau terlalu kecil)
- Ada transaksi yang tidak bisa diakui akibat penerapan sistem akrual.
6. Membuat neraca percobaan setelah penyesuaian
Melakukan langkah pada poin 4, jika masih belum balance maka langkah 5 diulangi. Kedua langkah tersebut harus dilakukan sampai balance.
7.Menyusun laporan keuangan
Setelah saldo balance, langkah selanjutnya adalah membuat laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari 4 jenis laporan:
- Laporan laba rugi
- Neraca
- Laporan arus kas
- Laporan perubahan modal
8. Penutupan buku
Pendapatan dan biaya yang diakumulasi dilaporkan untuk periode tertentu (bulanan, kuartal, atau tahunan). Agar akun pendapatan dan biaya tidak tercampur dengan periode berikutnya, maka harus ditutup pada setiap akhir periode sehingga saldonya nol. Selisih yang dihasilkan antara pendapatan dengan biaya akan memberikan nilai tertentu. Nilai inilah yang disebut dengan Laba atau Rugi. Disebut laba jika selisih bernilai positif, sedangkan rugi jika selisih bernilai negatif.
Setelah langkah ini dilakukan, maka akun pada pendapatan dan biaya bernilai nol. Akun yang memiliki nilai saldo adalah akun yang masuk dalam kelompok neraca (piutang, kas, persediaan, aktiva tetap, dan modal).
9. Membuat penyesuaian kembali
Inilah tahap terakhir dalam siklus akuntansi. Membuat penyesuaian kembali ini dilakukan untuk:
- memastikan semua kelompok akun pendapatan dan biaya sudah ditutup.
- memastikan semua saldo akun pada kelompok neraca sudah balance dan siap digunakan menjadi saldo awal pembukaan buku periode selanjutnya.
Rangkaian tahapan tersebut merupakan siklus akuntansi yang akan terus berulang pada periode selanjutnya selama perusahaan masih berjalan. Tidak rumit bukan? Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Setiap jenis usaha memiliki transaksi dan perlakuan pencatatan yang berbeda dengan tingkat kompleksitas yang beragam sesuai dengan bidang atau skala usaha. Kerumitan dan kompleksitas ini akan terbantu dengan digunakannya software akuntansi yang mampu membuat laporan secara otomatis, meminimalisasi human error, serta menyajikan laporan keuangan yang tepat, cepat, dan akurat.