budaya akuntabilitas

Dalam menjalankan sebuah pekerjaan, setiap orang dituntun untuk memiliki yang namanya akuntabilitas.

Karena bagaimanapun yang dinilai bagus atau tidaknya kinerja karyawan dapat terlihat dari sejauh mana akuntabilitas mereka.

Pentingnya Akuntabilitas dalam Budaya Kerja

Berada di lingkungan kerja dengan kondisi performa rekan kerja yang mulai menurun dan ditambah lagi dengan adanya isu-isu negatif dari rekan sekitar, tentunya akan mempengaruhi kinerja kita sebagai tim dalam menjalankan pekerjaan.

Jika kondisi ini makin parah dan tidak segera diselesaikan, lambat laun para karyawan tidak lagi akan peduli dengan hasil kerja mereka. Karena mereka sudah tak merasa nyaman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Lantas apa yang haris kita lakukan jika hal ini terjadi?

Apakah kita hanya cukup dengan mencari alasan dengan menyalahkan nilai-nilai kerja yang justru ujung-ujungnya mengakibatkan demoralisasi?

Selain itu, jika kita tetap beralasan menyalahkan nilai-nilai kerja, dampaknya akan membuat mereka enggan melakukan pekerjaannya, menolak tanggung jawab, dan lebih cenderung gampang bergantung pada orang lain untuk memecahkan masalah.

Kondisi-kondisi tersebut itulah yang dinamakan kurangnya akuntabilitas dalam menjalankan pekerjaan.

Bagi karyawan yang memiliki idealisme akan memilih hengkang dari tempat kerja tersebut—jika mereka bisa.

Namun, jika karyawan tersebut tidak bisa keluar tempat kerjanya, mereka akan memutuskan “baiklah, mungkin saya cocok dengan budaya seperti ini dan menjadi bagian dari rekan-rekan lainnya.”

Dari gambaran di atas, kita tahu bahwa setiap karyawan semestinya bisa menjalankan prinsip akuntabilitas apa pun kondisi lingkungan kerjanya.

Ketika masing-masing karyawan memiliki prinsip akuntabilitas, kinerja mereka dan kinerja perusahaan juga akan meningkat.

Pekerjaan akan lebih terkendali dan pekerjaan yang dibebankan ke setiap karyawan dapat diselesaikan dengan baik dan lebih efisien.

Apa itu Akuntabilitas?

Sejak awal tulisan ini, Anda sudah diperkenalkan dengan apa itu akuntabilitas dan peran pentingnya dalam perusahaan.

Lalu, apa sebenarnya definisi akuntabilitas itu?

Akuntabilitas berasal dari istilah bahasa Inggris accountability yang berarti pertanggungjawaban atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggungjawaban.

Dengan kata lain, akuntabilitas ialah berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan perusahaan yang sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.

Kemudian hasilnya dikomunikasikan dan dipahami oleh semua orang.

Akuntabilitas ditentukan secara proaktif (sebelum terjadi sesuatu) bukan secara reaktif (setelah terjadi sesuatu).

Saat terjadi kesalahan, respons yang muncul bukanlah menunjuk kambing hitam dan mencari alasan. Tapi bagaimana memecahkan masalah dan belajar dari kesalahan tersebut.

Setiap karyawan harus memiliki sense of belonging terhadap perusahaan dan melakukan apa yang menjadi tujuan perusahaan.

Itulah arti dari akuntabilitas.

Jenis-jenis Akuntabilitas Menurut Ahli

Akuntabilitas itu sendiri jika dibedah secara mendalam akan memiliki beberapa jenis. Menurut Mardiasmo, seorang pakar, akuntabilitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Akuntabilitas Vertikal

Akuntabilitas vertikal adalah suatu syarat yang menyebabkan seorang wajib mempertanggungjawabkan sebuah keputusan yang diambil berdasarkan jabatan otoritas yang lebih tinggi.

2. Akuntabilitas Horizontal

Akuntabilitas horizontal adalah bentuk pertanggungjawaban pada warga atau lingkungan yang luas dan tidak terdapat interaksi antara atasan dengan bawahan. Misalnya tanggung jawab yang berkaitan erat dengan tugas untuk melayani dan membantu publik.

Prinsip Akuntabilitas yang Perlu Dipahami

Agar lebih mudah dalam memahami akuntabilitas, sebaiknya Anda mengenal terlebih dahulu prinsip-prinsipnya, yaitu:

  1. Memberikan kepastian dalam penggunaan sumber daya secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
  2. Menjalankan komitmen manajemen secara penuh kepada karyawan dalam melaksanakan tugas organisasi secara tanggung jawab.
  3. Implementasi tujuan visi, misi, manfaat dan hasil yang dicapai organisasi
  4. Memberikan informasi tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
  5. Memiliki prinsip transparansi, kejujuran, inovatif dan objektif

Melakukan pertanggungjawaban tentunya Anda harus menyajikan hasil laporan kegiatan secara transparan tanpa dibuat-buat.

Selain itu, Anda juga harus melakukan pertanggungjawaban keuangan yaitu dalam bentuk pelaporan keuangan menurut siklus akuntansi dari kegiatan sumber dana yang dilakukan.

Untuk Anda yang masih menggunakan laporan keuangan secara manual pasti akan menemui kesulitan dan kebingungan untuk mengisi kolom apa saja yang berkaitan dengan operasional bisnis.

Namun, kini dengan bantuan akuntan dan teknologi yang berkembang pesat, dapat membantu Anda mendapatkan laporan keuangan dengan cepat dan dapat dibandingkan dari tahun ke tahun.

Solusi untuk membuat Anda tertib pembukuan, yaitu menggunakan teknologi software akuntansi atau menggunakan jasa profesional seperti jasa pembukuan.

Adanya teknologi ini akan membantu Anda dalam menyusun laporan keuangan secara realtime, membuat faktur, menghitung elemen pajak, serta penggajian.

Fungsi Akuntabilitas dalam Bisnis

Dengan adanya akuntabilitas dalam bisnis, artinya perusahaan sudah menerapkan sistem bisnis yang lebih terorganisir.

Sehingga kinerja bisnis dan staf di dalamnya akan semakin optimal karena semua pekerjaan bisa di-monitoring dengan jelas siapa penanggung jawabnya.

Oleh karena itu, akuntabilitas jelas memiliki fungsi atau peran penting bagi kemajuan bisnis itu sendiri.

Dan berikut beberapa fungsi akuntabilitas dalam bisnis, antara lain:

1. Tugas karyawan lebih jelas

Setiap karyawan pastinya memiliki beban tanggung jawab masing-masing. Inilah prinsip dasar yang umumnya diterapkan dalam manajemen proyek, yakni mereka yang bertanggung jawab atas suatu tindakan harus diidentifikasi dengan jelas.

Masing-masing karyawan jelas memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. Berangkat dari hal tersebut, dapat dipastikan tiap karyawan memiliki keahlian tertentu yang sesuai dengan posisinya di perusahaan.

2. Hasil pekerjaan lebih terukur

Masing-masing karyawan pastinya akan menghasilkan output yang berbeda-beda sesuai dengan tugas yang dipertanggungjawabkan.

Jika Anda bisa melakukan pemetaan siapa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan apa saja hasil atau target yang harus diselesaikan, jelas ini akan memudahkan Anda dalam melihat kinerja para staf.

Dengan pembagian pekerjaan yang jelas, maka output pekerjaan yang berhasil diselesaikan oleh karyawan akan lebih mudah diukur.

3. Struktur organisasi pekerjaan lebih mudah dipantau

Semua staf memiliki tugas atau tanggung jawab masing-masing. Dan hasil dari pekerjaan ini nantinya akan dievaluasi oleh atasan atau pemberi kerja.

Untuk perusahaan yang jumlah karyawannya compact jelas akan monitoring pekerjaan akan mudah.

Namun, bagaimana jika bisnis Anda terdiri banyak divisi atau departemen? Tentunya struktur organisasi internal lebih banyak dan staf yang menangani suatu tugas akan melibatkan banyak orang.

Dengan akuntabilitas, maka pengawasan pekerjaan akan lebih efisien karena strukturnya jelas dan siapa saja yang bertugas sudah terdata dengan rapi, mulai dari manager atau leader, partner internal atau eksternal, hingga stafnya.

4. Konsekuensi pekerjaan lebih jelas

Beberapa jenis pekerjaan memiliki peran yang cukup esensial pada kinerja perusahaannya, contohnya adalah bagian keuangan.

Konsekuensi bagian keuangan bisa dikatakan cukup berat karena jika terjadi kesalahan atau kecurangan yang dilakukan oleh staf, hal tersebut bisa berujung tuntutan hukum.

Inilah yang dimaksud dengan konsekuensi pekerjaan. Dengan akuntabilitas, maka setiap staf akan menyadari konsekuensi dari pekerjaan yang dijalankannya.

Sehingga dengan adanya konsekuensi ini, para staf akan bekerja lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

Cara Menciptakan Budaya Akuntabilitas di Perusahaan Anda

Menciptakan budaya akuntabilitas dimulai dengan LEADERSHIP.

Pemimpin—mulai dari yang paling atas dan di semua level—akan memberikan pesan yang jelas dan konsisten terkait dengan “apa yang kita lakukan di sini”.

Berikut adalah 8 hal yang bisa dilakukan pemimpin dalam rangka menciptakan budaya akuntabilitas, antara lain:

1. Contoh sikap akuntabilitas

Tidak bisa dimungkiri jika banyak organisasi yang tidak mau mengakui adanya kesalahan atau ketidakberesan dalam organisasi demi menghindari masalah hukum.

Namun, hal ini justru akan memperburuk keadaan dibandingkan dengan kesalahan sebenarnya, dan memberikan pesan pada karyawan untuk lempar batu sembunyi tangan.

Alasan semacam itu dan mencari kambing hitam hanya akan memperburuk keadaan.

Ketika seorang pemimpin dapat berdiri di depan karyawaannya dan mengatakan, ”Saya telah melakukan kesalahan dan ini yang akan kita lakukan untuk memperbaikinya” adalah contoh positif sikap akuntabilitas di mana nantinya karyawan tidak ragu untuk mengikutinya.

2. Menentukan hasil dan harapan (sebelum ada kejadian merugikan)

Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang disalahkan.

Tentukan standar yang jelas dan harapan, bahkan sebelum memulai sebuah pekerjaan.

Kemudian, pastikan semua karyawan memiliki kesadaran dan memahami apa yang menjadi sasaran organisasi serta apa yang menjadi harapan seluruh karyawan.

Setiap karyawan harus memiliki pandangan yang jelas terkait dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan.

3. Berkomitmen penuh

Pernyataan “Ok, akan saya coba” bukanlah sebuah komitmen. Sebagai atasan atau pemilik bisnis tanyakan “Apakah saya bisa memegang komitmenmu?”

Setelah itu dengarkan setiap pendapat yang masuk.

Pastikan Anda bekerja sama dengan karyawan untuk mengatasi hambatan dan mendapatkan gambaran kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk memenuhi komitmennya.

4. Terbuka dalam mendapatkan feedback dan memecahkan masalah tanpa mencari kesalahan

Pintu organisasi selalu terbuka bagi karyawan yang ingin mengungkapkan ganjalan atau masalah dalam organisasi tanpa ada rasa takut atau tekanan.

Sehingga dengan adanya hal ini, karyawan bisa lebih tenang dalam menghadapi masalah dan hasil pekerjaan juga akan lebih maksimal.

5. Mempekerjakan karyawan yang memiliki akuntabilitas

Jangan hanya mempekerjakan karyawan berdasarkan keterampilan teknis dan pengalaman saja, namun pertimbangkan pula kecocokannya dengan budaya kerja organisasi.

Meski karyawan tersebut punya skill yang dibutuhkan bisnis Anda, jika mereka tidak bisa melebur menjadi tim di perusahaan Anda, mereka hanya akan merugikan bisnis Anda.

6. Melatih karyawan agar akuntabel

Karyawan memiliki latar belakang yang beragam di mana mereka belum pernah diajarkan tentang akunabilitas.

Mereka hanya mempelajari keterampilan dan sikap seperti critical thinking sebelum mereka bisa berkembang dalam budaya akuntabilitas

7. Konsekuensi dan dukungan

Harus ada konsekuensi yang diberikan pada kinerja yang buruk dan dukungan untuk sikap dan hasil yang positif. Tanpa ini, karyawan akan menganggap bahwa akuntabilitas hanyalah NATO (No Action Talk Only)

8. Mempertahankan akuntabilitas

Dalam budaya akuntabilitas, pemimpin tidak hanya mempertahankan akuntabilitas karyawan. Dia juga harus saling mengingatkan antar karyawan untuk tetap akuntabel.

Setiap karyawan memiliki rasa kepemilikan demi tujuan organisasi. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, mengajarkan, dan mendorong mental akuntabilitas ini kepada semua stafnya.

Kesimpulan

Budaya akuntabilitas akan berubah menjadi positif ketikan pemimpin konsisten menerapkan 8 prinsip di atas. Jika mereka tidak bersedia atau tidak mau, mungkin sudah saatnya mencari pemimpin baru.

Kenapa bisa semudah itu mengganti pemimpin? Iya, itulah kenapa pentingnya akuntabilitas untuk perkembangan bisnis. Jika pemimpin tidak sanggup menjalankan hal tersebut, itu artinya dia menghalangi perkembangan bisnis Anda.

Sebagai pemilik bisnis, Anda harus mampu melihat siapa-siapa saja yang memiliki karakter akuntabilitas dalam cara mereka bekerja.