BLOG - Analisa Biaya Modal dan Struktur Modal

Analisa Biaya Modal dan Struktur Modal

Pada tahap awal pendirian suatu usaha, pasti membutuhkan modal yang digunakan untuk menentukan struktur modalnya, dan pada saat akan melakukan ekspansi usaha, terdapat kemungkinan akan melakukan perubahan struktur modal akibat adanya perubahan modal atau penambahan modal. Karena itu ada dua hal yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu dengan menentukan besarnya kebutuhan modal kuantitatif (Kapitalisasi) dan menentukan sumber modal kualitatif (Struktur Modal).

Dalam menentukan struktur modal, setidaknya ada 10 variabel yang mempengaruhinya, yaitu:

  1. Tingkat bunga
  2. Stabilitas penjualan
  3. Tingkat pertumbuhan penjualan
  4. Susunan aktiva
  5. Kadar resiko dari aktiva
  6. Kebutuhan modal
  7. Struktur saingan
  8. Keadaan pasar modal
  9. Sikap manajemen
  10. Sikap pemberi pinjaman

Susunan struktur modal terbaik bagi perusahaan juga dikenal sebagai struktur Modal Optimum. Dimana menurut pendekatan konservatif adalah struk modal yang menggunakan modal pinjaman sebesar 50% dari total modal. Sementara itu, menurut pendekatan biaya modal struktur modal optimum adalah struktur modal yang dapat meminimalisir rata-rata biaya modal perusahaan. Metode biaya modal ini dapat dianalisa dengan berbagai pendekatan, misalnya dengan pendekatan tradisional dimana struktur modal optimum akan terjadi pada kondisi rata-rata biaya modal minimum dan nilai perusahaan maksimum.

Karena itu analisa variabel yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan dan penentuan nilai perusahaan harus dilakukan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal optimal adalah:

  • Stabilitas penjualan. Penjualan perusahaan yang stabil akan mendapatkan lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada jika penjualan perusahaan tidak stabil.
  • Operating leverage: dengan mengurangi leverage operasional, maka perusahaan akan mampu menaikkan penggunaan leverage keuangan.
  • Corporate taxes : bunga yang tax-deductable akan memberikan keuntungan jika menggunakan hutang. Dengan marginal tax rate yang tinggi, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan menggunakan hutang yang lebih tinggi.
  • Kadar resiko dari aktiva: makin lama jangka waktu penggunaan aktiva dalam perusahaan, maka makin besar pula resikonya.
  • Lenders dan rating agencies: semakin berlebih hutang yang digunakan oleh perusahaan, maka pihak lenders akan meminta tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating agencies akan menurunkan rating pada tingkat hutang perusahaan.
  • Internal cash flow: internal cash flow yang lebih tinggi dan lebih stabil akan dapat menyebabkan tingkat leverage yang lebih stabil.
  • Pengendalian: saat ini banyak perusahaan yang meningkatkan tingkat hutangnya. Peningkatan hutang tersebut bertujuan untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sementara pembelian saham kembali ditujukan untuk meningkatkan pengendalian.
  • Kondisi ekonomi: kondisi ekonomi dan pasar keuangan akan turut mempengaruhi keputusan struktur modal. Pada saat suku bunga tinggi, keputusan pendanaan akan lebih menitik beratkan pada short-term debt, dan melakukan refinance dengan long-term debt.
  • Preferensi pihak manajemen: preferensi manajemen terhadap resiko memiliki andil yang besar terkait dengan kombinasi debt-equity perusahaan pada struktur modalnya.
  • Debt covenant : uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan surat hutang serta terwujud melalui kesepakatan.
  • Agency cost : biaya yang digunakan untuk memantau kegiatan pihak manajemen dalam rangka memastikan bahwa aktivitas mereka atas persetujuan antara manajer, kreditur, dan shareholder.
  • Profitabilitas: profitabilitas yang tinggi pada perusahaan serta penggunaan internal financing yang lebih besar akan menurunkan penggunaan hutang.

Manajer keuangan perlu memahami dan mengerti biaya dan struktur modal agar dapat menyeimbangkan finansial neraca yang dibutuhkan dan menentukan susunan kualitatif neraca dengan sebaik-baiknya. Analisa investasi sangat penting dilakukan untuk dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang didapatkan.