Zahir mendukung Program Sinergi Akselerasi UMKM Industri Halal

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menggelar acara peluncuran Sinergi Akselerasi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Industri Halal.

Zahir Accounting sendiri menjadi satu di antara sejumlah lembaga yang mengikuti akselerasi tersebut.

Saat ini, Pemerintah mulai mengambil bagian dalam memberikan dukungan kuat bagi UMKM industri halal agar bisa menguasai pasar ekspor.

Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin mengatakan bahwa sinergi akselerasi ini menjadi salah satu bentuk dukungan agar UMKM industri halal bisa berkembang dengan cepat.

“Adanya perhatian besar dari banyak pihak kepada UMKM merupakan modal yang harus dioptimalkan. Sejumlah insentif telah dilaksanakan oleh berbagai pihak yang membantu UMKM naik kelas,” kata Ma’ruf Amin sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (27/8/2021).

Adapun, contoh dukungan terhadap UMKM industri halal dari segi pembiyanaan bisa dilakukan melalui:

  • Bank syariah
  • Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)
  • Pembiayaan lembaga keuangan mikro (LKM) syariah
  • Kredit usaha rakyat (KUR) syariah
  • Saham syariah
  • Fintech syariah

Jika UMKM industri halal membutuhkan peningkatan dari segi penjualan, maka bisa mendapatkan dukungan melalui kerja sama dengan layanan pemasaran digital.

“Demikian pula guna meningkatkan kualitas operasional perusahaan, maka terdapat banyak provider digital yang siap membantu UMKM,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

Program Sinergi Akselerasi UMKM Industri Halal

Menurut data terbaru Kementerian Keuangan (Kemenkeu), jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi senilai Rp8.573,89 triliun atau 61,07% dari keseluruhan PDB.

Namun, dari sekian banyak UMKM di Indonesia, hanya sekira 1% yang telah memiliki sertifikasi halal.

“Meskipun jumlahnya mendominasi, namun masih banyak pekerjaan rumah untuk memajukannya salah satunya adalah agar kita memiliki sertifikasi halal mengingat jumlah sertifikasi yang baru dimiliki oleh UMKM baru sekitar 1%,” kata Halim Alamsyah selaku Tenaga Ahli Menteri Keuangan bidang Keuangan dan Keuangan Syariah dalam acara peluncuran Sinergi Akselerasi Pengembangan UMKM Industri Halal, Rabu (25/8/2021).

“Dan sebagian besar ini adalah bisnis yang berada di sektor yang termasuk kategori industri halal, maka sertifikasi halal menjadi suatu hal yang penting,” tutur dia.

Untuk itu, program ini dibangun demi mempercepat pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air.

Dilansir dari beritasatu.com, Jumat (27/8/2021), sinergi akselerasi UMKM industri halal ini diwujudkan melalui 28 aspek.

Di antaranya pelatihan dan literasi halal untuk pelaku UMKM industri halal, kerja sama layanan digital banking syariah, pelatihan tenaga pendamping proses produk halal (PPH).

Fasilitas transaksi ekspor, hingga aktivasi lain yang berdampak pada pengembangan industri halal di Indonesia.

Direktur Eksekutif Manajemen KNEKS Ventje Rahardjo menjelaskan bahwa sinergi akselesari UMKM industri halal ini juga akan berperan dalam mengoreksi inisiatif penguatan UMKM, sehingga gerakan ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Di tahap pertama kick-off, KNEKS telah memfasilitasi 13 lembaga atau perusahaan untuk bersinergi satu sama lain.

Cita-cita Indonesia Jadi Produsen Halal Dunia

Sinergi ini dibangun untuk mewujudkan harmonisasi UMKM dan industri halal di Indonesia.

Ma’ruf Amin sendiri berharap agar sinergi dapat menciptakan ekosistem yang saling memberikan manfaat di tengah-tengah perputaran UMKM industri halal.

Berkembangnya UMKM industri halal adalah cita-cita Indonesia. Mar’ruf Amin mengungkapkan bahwa visi negara adalah untuk membuat Indonesia jadi pusat produsen industri halal dunia.

“Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pasar produk halal saja, tetapi bisa menjadi produsen produk halal yang dapat mengekspor produk-produk halal ke seluruh penjuru dunia,” kata Wapres dalam acara peluncuran Sinergi Akselerasi Pengembangan UMKM Industri Halal, Rabu (25/8/2021) sebagaimana dikutip dari Antara.

Dijelaskan Ma’ruf Amin, pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap pelemahan ekonomi syariah di Indonesia, namun tidak lebih berat dibanding kontraksi ekonomi nasional.

Dampak yang dirasakan ekonomi syariah minim karena terbantu oleh Halal Value Chain pada tahun 2020 yang ditopang oleh industri pertanian dan makanan.

Apa yang terjadi pada 2020 itu merupakan bukti nyata bahwa perkembangan ekonomi dan keuangan syariah mampu bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19 sekalipun.

“Perkembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah tersebut tentu perlu mendapatkan perhatian dan dukungan untuk berkembang lebih maksimal dan berkontribusi dalam pemulihan perekonomian nasional,” ucap dia.

“UMKM adalah kunci dalam mengakselerasi ekonomi syariah yang harus diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan secara serius oleh kita bersama,” lanjut Ma’ruf Amin.