perbedaan antara agile vs traditinal organisasi

Agile Organization dan Traditional Organization pada prinsipnya kedua sistem organisasi ini memiliki kelebihannya masing-masing.

Dan kedua sistem organisasi ini sama baiknya untuk diterapkan guna mencapai tujuan bisnis Anda.

Lalu, apa perbedaan antara agile organization dan traditional organization yang saat ini sudah diadopsi oleh perusahaan-perusahaan besar?

Untuk mengetahui apa saja perbedaan kedua jenis organisasi ini, artikel ini akan menjelaskan secara detail mulai dari segi struktur organisasinya dan bagaimana struktur tersebut saling berinteraksi.

Struktur Organisasi: Agile Organization vs Traditional Organization

gambaran struktur organisasi pada agile dan tradisional organisasi

Kita dapat melihat pada gambar ilustrasi di atas, sebuah piramida yang menggambarkan struktur traditional organization.

Seperti yang kita ketahui bahwa jabatan yang paling tinggi berada di atas, dan jabatan yang rendah berada di paling bawah.

Dalam struktur seperti ini biasanya mempunyai hirarki yang sudah jelas.

Perintah akan datang dari atas, kemudian di-cascade turun ke bawah atau biasanya dikenal dengan top-down.

Kemudian perintah kerja akan dieksekusi dengan melewati berbagai macam birokrasi. Biasanya birokrasi akan menggemuk pada bagian tengah.

Sebagai eksekutor yang berada di bawah, terbagi menjadi beberapa divisi dan adanya pemisahan anggota.

Seperti divisi marketing akan terpisah dengan sales, produksi, keuangan, atau IT. Masing-masing divisi ini memiliki tugas yang berbeda-beda sesuai dengan perintah dari atasnya.

Dalam menjalakan tugasnya, masing-masing divisi ini bekerja secara individu atau tidak terlibat kerja sama dengan divisi lainnya (silos).

Ketika menerapkan sistem agile organization, bentuk ilustrasi struktur organisasinya adalah sebuah lingkaran.

Dari gambar ilustrasi di atas, kita bisa memahami seperti apa struktur organisasi agile organization. Analogi yang pas untuk menggambarkan struktur organisasi ini adalah seperti mikroorganisme.

cara kerja dalam agile organisasi

Berdasarkan gambar work flow agile organization di atas, siapa yang menduduki jabatan tersebut tidaklah terlalu penting.

Yang lebih penting adalah action apa yang sudah dilakukan oleh orang yang berada di posisi tersebut.

Orang-orang yang berada dalam agile organization ini, mereka cenderung cepat berubah, seperti adanya anggota yang pindah kerja ke perusahaan lain, berganti divisi pekerjaan, atau datang project baru secara tiba-tiba.

Perubahan bisnis yang sangat cepat menuntut sumber daya di dalamnya harus fleksibel. Dan yang bisa mengakomodasi perubahan secepat ini adalah agile organisasi.

Perbedaan Agile Organization dan Traditional Organization

Perbedaan yang sangat terlihat dari perbedaan sistem organisasi ini adalah dari segi sumber daya.

Ketika menggunakan sistem agile organization, Anda bisa mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang biasanya berbeda dengan traditional organization.

Agile organization memiliki sifat yang lebih fleksibel sehingga sumber daya dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.

Berbeda hal ketika kita menggunakan sistem traditional organization.

Dalam traditional organization, sumber daya sudah dibagi dalam divisi-divisi yang mana masing-masing sumber daya pada tiap divisi ini tidak bisa saling bertukar.

Dari gambar di atas, kita mengetahui bahwa agile organisasi terbentuk bukan dari beberapa departemen atau divisi yang menjadi individu atau silos, melainkan sebagai tim.

Dalam tim tersebut terdiri dari beberapa divisi, seperti marketing dan finance, yang mana memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga akhir.

Lalu, apakah leader tidak dibutuhkan dan tidak memiliki peran?

Tentunya leader memiliki peran penting. Dalam organisasi ini, leader berperan sebagai orang yang memberi arahan dan menyusun action strategi.

Peran leader juga untuk memudahkan dan memfasilitasi tim untuk taking the right action sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan. Sehingga tim bisa bekerja dengan lebih fleksibel.

Untuk detail perbedaan dari kedua sistem organisasi ini, simak penjelasan berikut ini.

Agile Organization

Agile organization mirip dengan sebuah mikroorganisme yang fleksibel dan dapat beradaptasi sesuai dengan keadaan.

Pada prinsipnya, jenis-jenis pekerjaan yang ada pada agile organization berasal dari bidang yang berbeda, tapi saling membaur dan bekerja sama.

Hadirnya seorang leader dalam organisasi ini hanya memberikan arahan dan memfasilitasi pekerjaan tim.

Sistem organisasi ini tentunya tidak hanya memberikan keuntungan bagi leader saja, tetapi juga memberikan pengaruh besar untuk para pekerja.

Hal ini bisa terjadi karena organisasi ini menciptakan sumber daya yang fleksibel, sistem kerja dilakukan secara team, dan memiliki kemampuan cepat dalam beradaptasi.

Traditional Organization

Pada sistem traditional organizational dapat diibaratkan seperti mesin yang terprogram.

Sistem organisasi tradisional ini menuntut setiap para pekerja atau karyawannya harus bisa mengerjakan kewajiban sesuai dengan arahan, dan tanpa disertai dengan inovasi.

Traditional organization menciptakan adanya pemisahan pekerjaan di masing-masing bidang dan masing-masing divisi hanya bekerja secara pribadi atau silos.

Sistem seperti ini membuat perusahaan atau organisasi sulit untuk melakukan perubahan dan cenderung lemah ketika menghadapi tantangan dan persaingan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan sumber daya di dalam organisasi ini tidak saling bekerja sama sehingga sulit berinovasi.

Kesimpulan

Dapat kita asumsikan bahwa perbedaan utama dari agile organization dan traditional organization adalah terletak pada karakteristiknya.

Traditional organization memiliki karakteristik seperti mesin: seolah semua sudah terprogram, diturunkan menjadi sebuah perintah kerja yang dibuat lebih spesifik, dan mulai dialokasikan ke orang-orang yang memiliki tanggung jawab tersebut.

Ketika perusahaan menganut sistem ini, maka tidak akan ada distorsi atau penyimpangan ketika penyerahan pekerjaan dari atas ke bawah.

Sehingga setiap orang memiliki accountability yang tinggi untuk menjalankan semua.

Ciri kas dari organisasi ini adalah sulitnya mengubah perintah atasan meski terjadi adanya perubahan di sekitar organisasi.

Jadi, traditional organization layaknya sebuah mesin yang sudah terprogram dengan baik.

Sedangkan, agile organization seperti organisme yang bersifat fleksibel, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Dan ini berbanding terbalik dengan organisasi tradisional.

Lantas, apakah itu berarti traditional organization itu tidak bagus?

Sistem ini tetap memiliki kelebihan, dengan catatan apabila keadaan organisasi sedang ada di posisi yang stabil dan kondisi market bisa diprediksi, maka sistem traditional ini bagus untuk diterapkan.