belajar mengenali apa itu agile organization

Perubahan era industri dari 4.0 menuju 5.0 pada saat ini menyebabkan banyak sekali organisasi yang tidak mampu bertahan dan juga bersaing.

Persaingan yang terus meningkat dan ditambah lagi dengan tuntutan konsumen yang begitu cepat dalam mengikuti perubahan, maka akan membuat setiap organisasi harus mampu beradaptasi dengan cepat pula.

Namun, cara yang benar dalam merespons perubahan ini tidaklah hanya fokus pada organisasinya saja yang harus beradaptasi, melainkan orang yang berada di organisasi tersebut juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.

Sehingga dengan adanya sinergi antara organisasi dan orang-orang di dalamnya, maka organisasi dapat bertransformasi dan bergerak dengan lincah atau agile.

Oleh sebab itu, dari adanya fenomena ini, jelas organisasi saat ini harus menjadi agile organization agar survive dan tetap relevan dengan market mereka.

Apa Itu Agile Organization?

Agile organization adalah organisasi yang memiliki kemampuan dalam merespons tuntutan perubahan dan tantangan yang dihadapi, serta mudah beradaptasi dengan cepat atas adanya perubahan keadaan.

Konsep ini, agile organization, adalah salah satu langkah yang tepat bagi organisasi untuk siap dalam menghadapi perubahan industri 4.0 menuju 5.0.

Sehingga dengan menjadi organisasi yang agile, maka perusahaan mampu menghadapi berbagai macam guncangan dan tekanan.

Organisasi yang sudah menerapkan agile akan bekerja secara efektif, efisien, dan konsisten.

Fokus utama dalam agile organization adalah memberikan pelayanan yang terbaik pada situasi apa pun.

Pentingnya Menjadi Agile Organization

Menuju perubahan era industri 4.0 ke 5.0, tiap perusahaan dituntut untuk merespons tantangan secepat mungkin, adaptif, dan tentunya memanfaatkan teknologi.

Respons ini juga berlaku ketika bisnis atau organisasi harus membuat keputusan yang cepat dan tepat.

Tentunya pengambilan keputusan ini tetap berdasarkan pada komitmen dan tujuan bersama dari para stakeholder, yaitu keputusan yang sifatnya:

  • Mendatangkan keuntungan bagi organisasi
  • Menciptakan karyawan yang terampil dan berpotensi dalam mengembangkan inovasi baru

Berdasarkan hasil survei dari Global Human Capital Trends yang dilaksanakan oleh Deloitte pada tahun 2016, menunjukkan sebanyak 82% responden menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan potensi yang kompetitif.

Oleh sebab itu, peran pemimpin sangat penting dalam pembentukan organisasi yang agile.

Untuk mewujudkan sebuah organisasi yang agile, maka pemimpin dalam organisasi juga memiliki agility dalam leadership.

Pemimpin yang agile tentunya menjadi contoh atau panutan yang nyata untuk karyawan.

Ketika Anda ingin mewujudkan agile organization yang sukses, pastinya butuh perubahan yang berbasis pada budaya dan nilai organisasi.

Lalu, bagaimana dengan organisasi yang tidak menerapkan agile?

Tentunya organisasi yang hirarkis dan birokratis akan susah beradaptasi dan akan kehilangan momentum bisnis dikarenakan terlambat dalam merespons perubahan.

Selain itu, tanpa menerapkan konsep agile dalam organisasi, mereka menjadi tidak adaptif dengan perubahan market, iklim bisnis, dan persaingan baru.

Sehingga organisasi tersebut terlambat dalam melakukan inovasi. Akibatnya mereka akan kalah bersaing dengan pemain-pemain baru atau bisnis startup.

Bisnis-bisnis startup ini, umumnya sudah melek dalam penerapan agile di bisnis mereka.

Artinya bisnis baru ini lebih siap bersaing dan lebih siap menghadapi tantangan, baik dari market atau dari pesaing bisnis yang sudah ada lebih dulu.

Contoh Bisnis yang Masuk Dalam Kategori Agile Organization

Di Indonesia saat ini ada contoh bisnis startup yang telah menganut konsep agile dalam organisasinya, yaitu Gojek.

Gojek memiliki perkembangan yang sangat pesat, adaptif dalam merespons perubahan dengan cara menghasilkan inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhan customer atau pasar.

Fokus Gojek selalu kepada kebutuhan pasar dan menerapkan agile organization. Dengan adanya penerapan ini, Gojek akhirnya mampu melakukan ekspansi ke luar negeri.

Selain Gojek, masih ada satu bisnis yang juga sudah menerapkan agile organization: Netflix.

Netflix adalah salah satu bisnis penyedia jasa layanan streaming. Netflix mengalami peningkatan user dan profit dalam beberapa tahun ini.

Bahkan Netflix mendapatkan keuntungan yang signifikan di tengah pandemi saat ini. Mengapa bisa demikian?

Dalam menjalankan bisnisnya, Netflix memberikan kebebasan kepada seluruh karyawannya dalam bekerja.

Meskipun demikian, karyawan-karyawan ini harus memiliki komitmen dan pertanggungjawaban dalam pencapaian target yang sudah ditetapkan.

Hasilnya, penerapan agile organization di Netflix ini berhasil dan memanen profit besar.

Oleh karena itu, sudah dapat disimpulkan bahwa Netflix merupakan perusahaan yang fokus memberikan layanan terbaik untuk pelanggannya, tapi tetap fleksibel dalam aturan bisnisnya.

Kesimpulan

Dalam menjalankan perubahan dari traditional organization ke agile organization dalam suatu organisasi, jelas membutuhkan proses panjang dan komitmen tinggi.

Namun, semuanya akan terbayarkan apabila Anda berhasil mencapai titik kesuksesan dan terus mengalami peningkatan dalam membangun agile organization.

Seperti kutipan dari Bill Gates, “Kesuksesan hari ini membutuhkan ketangkasan (agility) dan dorongan untuk terus-menerus memikirkan kembali, menyegarkan, bereaksi, dan menemukan kembali.”

Artinya, jika Anda ingin organisasi atau bisnis Anda terus eksis sepanjang zaman, kuncinya adalah AGILE.