Kiat-Kiat Menjadi Akuntan Profesional

akuntan profesional

Akuntan ProfesionalPeran seorang akuntan tidak bisa dipisahkan dari berbagi jenis usaha. Mereka harus memiliki pengetahuan akuntansi yang memadai sehingga dapat mengakomodir kebutuhan pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Profesi ini selalu memiliki demand yang tinggi. Tidak sedikit pula akuntan bersertifikat yang memiliki jam terbang yang tinggi memulai bisnis konsultan sendiri.

Tips Menjadi Akuntan Profesional

Lalu apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang akuntan profesional?

1. Pengetahuan dan pengalaman yang memadai
Menjadi seorang akuntan pastinya harus memiliki pengetahuan yang memadai, dimana dia harus bergelar sarjana di bidang akuntansi atau bidang terkait. Selain itu seorang akuntan harus memiliki keahlian analisa dan teknis yang baik dalam sistem bisnis.

Dengan demikian seorang akuntan akan bisa memberikan solusi atau input yang terkait dengan keputusan stratejik.

2. Akurat
Pekerjaan seorang akuntan erat kaitannya dengan angka dan uang. Untuk itu seorang akuntan harus mampu mengakurasikan dan mengakuntabelkan nilai uang yang digunakan dalam kegiatan bisnis. Misalnya: akuntansi hanya mengakui transaksi yang didukung dengan bukti transaksi yang valid. Nominal atau angka yang diakui harus sesuai dengan yang tercantum dalam bukti transaksi. Akurasi memiliki nilai positif, dimana akan menimbulkan kepercayaan dari pihak lain, baik dalam bisnis atau masyarakat.

Akuntan Profesional3. Fokus pada detil
Pekerjaan yang terkait dengan akuntansi dituntut untuk selalu fokus pada detil. Tanpa detil yang memadai, maka keakuratan tidak tercapai, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya: Gula 2 truk dari supplier tidak bisa dicatat dengan “ Persediaan gula 2 truk Rp. 50.000.000. Pencatatan harus dilakukan dengan rinci, yaitu dengan menggunakan unit pengukuran yang terkecil. Satuan ukur terkecil dari gula adalah kilogram, maka satuan yang digunakan dalam perhitungan dan pencatatan harus kilogram.

Fokus pada detil akan mendorong pelaku usaha untuk mengambil keputusan berdasarkan back up data yang detil, sehingga keputusan yang diambil akan lebih tepat dan cepat dibandingkan dengan menggunakan dasar pertimbangan.

4. Konsistensi
Seorang akuntan harus memiliki konsistensi yang tinggi terhadap akuntabilitas, yaitu dengan konsisten terhadap:

– Prosedur akuntansi

– Metode yang digunakan

– Satuan ukur terkecil

– Format penyajian

Tuntutan konsistensi tersebut harus diterapkan dimanapun dia berada. Sekali tidak menerima permintaan barang tanpa PO, maka selamanya tidak akan menerima. Sekali menetapkan tidak boleh menggunakan fasilitas kantor, maka selamanya tidak boleh.

5. Disiplin
Dalam membuat laporan keuangan, seorang akuntan harus bisa menyajikan laporan yang relevan dan tepat waktu. Untuk memenuhinya, maka seorang akuntan membutuhkan disiplin yang tinggi. Konsistensi disiplin ini diterapkan dalam hal:

– Tidak menyepelekan data sekecil apapun

– Patuh pada prosedur dan kebijakan perusahaan

– Taat pada regulasi pemerintah

– Taat pada kode etik

– Memegang teguh prinsip dan praktek yang lazim.

6. Jujur
Perilaku jujur merupakan hal yang terpenting dalam mewujudkan akuntabilitas. Hal ini dilakukan dengan melaporkan kondisi keuangan perusahaan apa adanya, tanpa melakukan kecurangan.

7. Pantang menyerah
Profesi sebagai akuntan memiliki tingkat kerumitan yang membutuhkan pembelajaran untuk menguasainya yang membutuhkan kerja keras dan kegigihan yang ekstra. Selain itu, sifat akuntansi yang bersifat dinamis mengikuti perkembangan di lingkungan bisnis menuntut akuntan untuk terus belajar. Kemauan, daya juang yang tinggi dan pantang menyerah merupakan syarat mutlak untuk meraih kesuksesan.