4 Penyebab Kegagalan Bisnis Start Up
Merintis bisnis start up memang bukan pekerjaan yang ringan. Banyak contoh dari pelaku usaha yang harus menghadapi berbagai rintangan sebelum bisnisnyan mencapai kesuksesan. Dalam membangun bisnis start up ini, Anda harus menyiapkan diri sebaik mungkin mulai dari modal, mental, skill, dan waktu sehingga Anda dapat menglolanya dengan baik.
Layaknya bisnis lainnya, bisnis start up pun juga rentan dengan kegagalan. Kegagalan bisnis start up yang terjadi hendaklah dijadikan penyemangat untuk mencapai keberhasilan. Dari kegagalan bisnis start up itu pula Anda akan mengetahui pada titik mana saja dalam bisnis yang memiliki celah kegagalan sehingga dapat diambil tindakan perbaikan serta menentukan strategi baru.
Faktor Pemicu Kegagalan Bisnis Satr Up
Berikut ini adalah beberapa faktor pemicu kegagalan bisnis start up:
1.Memiliki banyak staff, namun kurang komunikasi
Seringkali pelaku usaha beranggapan bahwa dengan memiliki staf yang banyak, maka bisnis dapat dijalankan dengan mudah. Anggapan tersebut belum tentu benar. Semakin banyak staf yang Anda miliki, maka Anda juga harus memastikan bahwa setiap staf atau anggota tim mengetahui peran atau fungsi tugasnya masing-masing. Kurangnya sosialisasi atau mengkomunikasikan apa yang menjadi tujuan perusahaan dan harapan perusahaan pada karyawannya akan membuat tim Anda tidak solid dan menunjukkan performa yang tidak optimal.
Jika Anda masih dalam tahap membangun bisnis startup, sebaiknya jangan terburu-buru merekrut banyak staf. Rekrutlah tenaga untuk menempati posisi inti, misalnya finance dan sisanya Anda dapat menggunakan jasa freelance.
2. Tidak memiliki prioritas kerja
Sebagian orang beranggapan jika dengan semakin banyaknya pekerjaan yang ditangani, maka hasil yang didapatkan juga akan semakin besar. Pada kenyataannya tidaklah demikian. Banyaknya jumlah pekerjaan yang ditangani bukan jaminan Anda akan mendapatkan hasil yang ditargetkan. Hal ini terjadi karena tidak adanya prioritas kerja, menentukan pekerjaan mana yang terpenting yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Berkomunikasi atau berdiskusi dengan staf terkait dengan prioritas kerja serta bagaimana pekerjaan dapat terpenuhi sesuai dengan harapan akan menciptakan iklim work smart, bukan work hard.
3.Menggabaikan diri sendiri
Merintis bisnis startup memang banyak menguras waktu dan tenaga. Namun bukan berarti Anda menggabaikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh Anda. Memiliki manajemen waktu yang baik akan sangat membantu Anda dalam membagi waktu untuk bisnis dan istirahat. Istirahat yang cukup akan menghindarkan Anda dari stress sehingga produktivitas kerja Anda akan maksimal.
4.Lebih banyak argumen, daripada keinginan untuk belajar
Meskipun Anda sebagai seorang owner sebuah bisnis, bukan berarti membuat Anda malas untuk mempelajari hal baru. Menghadapi masalah dan mencari solusi bersama dengan tim Anda adalah salah satu langkah yang membuat Anda untuk terus belajar. Mencoba untuk lebih banyak mendengarkan masukan dari staf dan orang sekitar Anda serta mengurangi argumen akan membuat Anda memahami banyak hal dan dapat mengambil keputusan dengan lebih baik.
Experience is the best teacher, tidak ada hal yang lebih baik selain belajar dari pengalaman, baik pengalaman pribadi atau orang lain. Pengalaman yang dibagikan akan memperkaya wawasan Anda sehingga tujuan bisnis Anda dapat tercapai dengan cepat.