Skill Mengelola Konflik Dalam Organisasi
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. (Sumber: Wikipedia)
Konflik seringkali terjadi baik dalam hubungan interpersonal maupun dalam organisasi dan bisa menjadi hal yang positif jika ditangani dengan tepat. Namun kita dididik untuk sebisa mungkin menghindari konflik. Konflik tidak harus selalu mengakibatkan kegagalan, kekelahan, atau putusnya hubungan individu. Yang harus kita sadari, bahwa kita memiliki pandangan yang berbeda dengan orang lain, memiliki pendapat yang berbeda atas apa yang terbaik bagi kita dan untuk kelompok/organisasi. Ini merupakan sinyal bahwa perubahan itu dibutuhkan dan mungkin terjadi.
Mengelola Konflik
Kemampuan untuk mengelola konflik serta menyelesaikannya bisa jadi salah satu ketrampilan sosial yang penting bagi seseorang, seperti yang dijelaskan dibawah ini:
1.Diagnosa titik awal – menentukan sifat dari konflik
Menentukan akar penyebab konflik bukanlah hal yang mudah. Terlebih jika berkaitan dengan nilai-nilai personal. Memahami jenis konflik seperti ini terletak pada kenyataan bahwa kita memiliki harapan yang berbeda-beda, berdasarkan pengalaman kita dalam organisasi. Ketika kita berinteraksi dengan pihak lain yang ekspektasinya diluar dari apa yang ada dalam organisasi, maka munculah konflik.
2. Inisiasi
Cara paling efektif dalam menangani situasi konflik ini adalah dengan menyatakan efek nyata dari konflik pada diri anda.
3. Aktif mendengarkan
Negosiator harus bisa mendengarkan sudut pandang orang lain
Saat mendengarkan masalah, jangan memikirikan harus menjawab apa untuk persuasi Jawaban yang bisa memicu terjadinya argumen harus dihindari.
4. Memecahkan masalah
Melakukan klarifikasi atas masalah yang terjadi. Setelah melakukan langkah-langkah diatas, masing-masing pihak harusnya memiliki gambaran yang jelas terkait dengn masalah yang ada.
5. Membicarakan apa yang diinginkan/dibutuhkan ( memperjelas fakta dan informasi)
Buatlah daftar solusi yang memungkinkan. Negosiator terbaik akan membuat pihak lain merasa nyaman.
6. Bersama-sama menentukan solusi terbaik yang dapat diterima semua pihak
Jangan mencoba untuk mempengaruhi atau memaksa. Merencanakan implementasi solusi. Menentukan tugas pada siapa, apa, dimana, kapan dan bagaimana. Merencanakan tinjauan evaluasi terhadap solusi dalam periode tertentu.
Dengan mengetahui poin penting dalam mengelola konflik serta menanganinya, maka akan memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak.
Seringkali orang akan merasa puas dan bangga pada dirinya sendiri jika mampu menyelesaikan konflik dengan baik. Ini akan menjadikan individu tersebut memiliki integritas dan percaya diri dalam menerapkan metode diatas, terlepas seberapa berat situasi yang dihadapinya.