Peran Koperasi Bagi Perekonomian Negara
Berawal dari Krisi Ekonomi
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia bahkan negara maju sekalipun pada tahun 2009 setidaknya menjadi saksi dan sekaligus memberikan pelajaran sangat berharga bahwa perusahaan yang berbasis konglomerasi itu rentan terhadap badai krisis.
Di lain pihak, pada saat yang sama kita dapat menyaksikan bahwa ekonomi yang dibangun dengan sistem kerakyatan seperti koperasi, yang sangat berbeda jauh karakteristiknya dengan ekonomi konglomerasi, mampu menunjukkan daya tahannya terhadap gempuran badai krisis pada saat itu.
Di era globalisasi dan perdagangan bebas yang disponsori oleh kekuatan kapitalis menunjukan bahwa semakin ketatnya persaingan usaha diantara pelaku-pelaku ekonomi berskala internasional. Perusahaan-perusahaan multi nasional yang dikelola dengan mengedepankan prinsip ekonomi yang kapitalis dan rasional dengan menerapkan prinsip efektifitas, efisiensi dan produktifitas dihadapkan dengan koperasi, yang dalam banyak hal bisa dikatakan tidak sebanding kekuatannya.
Peran Koperasi
Koperasi di Indonesia adalah badan usaha yang mengedepankan azas kekeluargaan dan kesejahteraan anggotanya. Pada prakteknya, koperasi tidak hanya melulu mencari keuntungan saja. Hal ini berbeda dengan perusahaan konvesional.
Koperasi pada umumnya memiliki bidang usaha yang banyak menggunakan komoditi lokal, sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di dalam negeri dan dapat dijadikan penghasil produk unggulan. Pemanfaatan produk-produk lokal untuk diolah dan dijual kembali adalah salah satu yang membuat koperasi memilik peran besar terhadap perekonomian Indonesia.
Di saat perekonomian yang melemah dan para produsen hasil bumi di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan kesulitan menjual hasil produksinya, koperasi hadir menjadi solusi untuk permasalahan yang mereka hadapi. Ini lah yang membuat koperasi memiliki andil terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.
Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat Indonesia saat ini, maka dapat diasumsikan bahwa koperasi dapat tumbuh, berkembang, dan sekaligus juga memiliki peran dan manfaat bagi masyarakat yang tengah berkembang. Meskipun demikian proses yang dilakukan untuk mengembangkan koperasi memang membutuhkan waktu yang lebih lama dengan berbagai faktor “non-bisnis” yang kuat pengaruhnya terhadap koperasi itu sendiri.
Koperasi juga banyak diasosiasikan dengan organisasi usaha yang penuh dengan ketidakjelasan, tidak profesional yang justru mempersulit kegiatan usaha anggota (karena berbagai persyaratan), banyak mendapat campur tangan pemerintah, dan sebagainya. Dengan demikian pemenuhan berbagai faktor fundamental dapat menyebabkan indikator kinerja lain, seperti pertumbuhan bisnis jangka pendek, harus dikorbankan demi untuk memperoleh kepentingan yang lebih mendasar dalam jangka panjang. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan juga para anggota koperasi dalam pengembangan koperasi di masa-masa yang akan datang.
Dari fakta-fakta yang ada mengenai koperasi, memang masih banyak orang yang menganggap remeh salah satu bidang usaha unggulan Indonesia ini. Meskipun demikian, kita juga tidak boleh menutup mata dengan ketahanan koperasi dalam menghadapi badai krisis yang melanda ekonomi bangsa. Kali ini, koperasi diuji dengan melemahnya perekonomian Indonesia akibat turunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Jika koperasi bisa kembali menunjukan ketahanannya, mungkin ke depannya koperasi bisa menjadi usaha yang cukup menguntungkan. Menguntungkan disini bisa diartikan mendapatkan laba dan terhindar dari dampak krisis yang lebih besar.