Sedari kecil, Anda tentu sudah diajarkan untuk menabung. Saat duduk di bangku sekolah dasar, sistem menabung dilakukan dengan membagikan buku tabungan pada siswa.
Memasuki usia remaja, Anda juga memiliki kemudahan untuk menabung dengan adanya beragam penawaran rekening tabunganku dari bank swasta maupun bank BUMN.
Cara-cara lain dalam menabung juga telah diajarkan sedari kecil dengan adanya celengan.
Namun, pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kemampuan menabung yang berkelanjutan.
Ada saja keinginan dalam diri untuk membongkar tabungan dan menggunakan uang yang telah dikumpulkan untuk membeli sesuatu.
Lantas, apakah kebiasaan ini bisa diubah?
Tentu saja bisa, pertama teliti dulu apa alasan di balik munculnya kebiasaan gagal menabung tersebut. Dengan mengetahui sumber penyebabnya, maka Anda akan mudah menentukan solusinya.
5 Penyebab Utama Kenapa Banyak Orang Gagal Menabung
Daftar Isi
Kebiasaan-kebiasaan yang tidak bisa ditahan untuk dilakukan dalam menggunakan uang tabungan bisa diatasi jika Anda tahu dari mana akarnya.
Nah, apakah hal-hal di bawah ini salah satu yang sering Anda alami?
1. Terlalu Royal
Sebelum menjadi orang yang tidak memiliki keraguan dalam mengeluarkan uang, Anda harus bisa menyadari sejauh apa kapabilitas keuangan Anda sendiri.
Jika memang kondisi keuangan tidak mendukung Anda untuk bersikap royal, maka Anda bisa mulai mengurangi kebiasaan itu.
Jika Anda bersikap royal agar bisa bergaul dengan kelompok tertentu atau agar bisa memiliki banyak teman karena dianggap bisa diandalkan, maka Anda sebenarnya hanya menyiksa diri sendiri.
Ingat bahwa diri Anda adalah prioritas utama dalam hidup.
Hal ini juga berlaku bila Anda memiliki pasangan. Sebelum berbicara soal budaya traktir pasangan, pastikan Anda ingat bahwa budaya menabung juga perlu dipertahankan demi masa depan yang lebih terjamin.
2. Gaya Hidup Mewah
Jika Anda memiliki gaya hidup yang mewah, maka menabung akan jadi hal yang sulit dilakukan. Sebab, gaya dari fesyen hingga teknologi akan terus berkembang dari tahun ke tahun.
Jika Anda hanya bekerja untuk memenuhi gaya hidup, seperti berganti ponsel setiap kali model baru rilis, atau membeli barang bermerek dengan kuantitas terbatas sehingga harganya cukup tinggi, maka menabung hanyalah mimpi.
3. Takut Kekurangan Uang
Kebutuhan hidup terutama untuk sekunder, seperti makan dan tempat tinggal biasanya bisa diprediksi besarannya.
Namun, terkadang masih ada saja orang yang ketakutan tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak menabung.
Kebutuhan ini lebih dari kebutuhan sekunder, seperti terlalu banyak jajan kopi, membeli barang-barang yang tidak begitu berpengaruh besar jika tidak dibeli, dan lain sebagainya.
Hilangkan jauh-jauh rasa takut kekurangan memenuhi kebutuhan hidup dan cobalah menabung walau dalam jumlah sedikit.
4. Tidak Memiliki Target Finansial
Menabung memang akan lebih mudah jika Anda memiliki target yang ingin dicapai. Misalnya, ingin pergi jalan-jalan ke luar negeri.
Adanya target-target seperti itu membantu Anda menyadari bahwa menabung sangat penting demi mendapatkan keinginan yang selama ini hanya jadi angan-angan semata.
Jika Anda belum memiliki target finansial, pikirkan baik-baik apa yang Anda ingin lakukan di masa depan, misalnya bertemu dengan idola dari luar negeri, atau memiliki rumah impian.
Menabung kadang tidak dijadikan prioritas oleh sebagian orang.
Tipe orang seperti ini biasanya akan menabung hanya bila memiliki uang sisa. Baik itu sisa setelah kalap belanja online, sisa setelah keseringan minum kopi kekinian, dan sisa-sisa lainnya.
Sebaliknya, jika seseorang memang niat menabung, ketika mendapatkan gaji bulanan dari perusahaan atau keuntungan bulanan dalam bisnis, ia akan langsung menyisihkannya ke rekening tabungan, kemudian mengandalkan sisa uang yang ada untuk bertahan hidup.
Kesimpulan
Dari beberapa penyebab kegagalan dalam menabung di atas, mana kira-kira yang paling sering Anda alami?
Dengan mengetahui penyebab kegagalan tersebut, selanjutnya buatlah strategi dalam mengatur keuangan Anda.
Cara mudah dalam mengatur keuangan adalah dengan membuat list pos-pos keuangan Anda. Apakah itu pos untuk kebutuhan sehari-hari, pos tabungan, pos biaya sekolah anak, maupun pos sedekah.
Setelah Anda menentukan pos-pos mana saja yang penting untuk Anda, langkah selanjutnya adalah membagi uang Anda ke masing-masing pos-pos tersebut.
Waktu yang tepat membagi uang Anda ke pos-pos keuangan adalah ketika Anda mendapatkan transfer gaji atau setelah selesai perhitungan profit bisnis atau penjualan tiap bulannya.
Anda bisa membagi keuangan Anda dengan cara tradisional, seperti menyiapkan sejumlah amplop untuk masing-masing pos. Atau cara yang lebih kekinian, seperti menyiapkan rekening tabungan secara terpisah.
Dari kedua cara di atas, pilih cara mana pun yang paling mudah untuk Anda lakukan.
Dengan mengatur secara sederhana seperti ini, maka pengeluaran Anda akan lebih terkontrol.