Umumnya, hubungan setiap pemimpin dengan bawahan hanya sebatas pekerjaan. Seorang pemimpin yang humble dan disenangi, akan bergaul dengan bawahannya pada tingkat pribadi, dapat menikmati kebersamaan satu sama lain, bisa menjadi teman dan keluarga ketika di luar kantor tapi tetap memiliki batasan.

Seorang pemimpin yang terhormat akan meminta perhatian, disiplin, dan kepatuhan dari bawahannya, yang akan mengarah pada suasana kerja yang lebih terorganisir, dan hierarki yang lebih kuat dalam organisasi.

Ada pemimpin perusahaan yang menyediakan waktu untuk sesi curhat dengan karyawannya, ini dilakukan sebagai bentuk perhatian dan saling support dalam lingkungan kerja.

Masalahnya, tidak semua pemimpin melakukan seperti ini. Dan pasti ada saja karyawan yang tidak menyukai pemimpinnya. Ketika ada pemimpin perusahaan yang sangat terlihat ingin dihormati, pada akhirnya bisa saja membuat pemimpin itu kurang disukai.

Lalu, bagaimana membuat Anda sebagai pemimpin perusahaan agar disukai dan dihormati ? mana yang lebih baik, disukai atau dihormati ?

  1. Rasa hormat sebagai bentuk kebutuhan

    Sudah selayaknya karyawan berperilaku hormat kepada pemimpinnya dan ini sebagai bentuk kepatuhan. Rasa hormat ini dilakukan ketika seorang karyawan harus mengerjakan perintah atau pekerjaan yang Anda berikan selaku pemimpin. Maka mereka akan melakukannya, karena jika tidak mungkin akan dipecat atau yang lainnya.

    Tapi, terlepas dari aturan yang ada, ada juga karyawan yang memang hormat kepada Anda karena gaya kepemimpinan, kepribadian yang membuat mereka kagum. Sehingga, mereka melakukannya bukan karena terpaksa atau aturan, tapi karena memang suka dan secara cuma-cuma.

    Baik rasa hormat itu dilakukan secara bebas atau karena bentuk kepatuhan, rasa hormat menjadi kebutuhan mutlak bagi seorang pemimpin. Karena jika tidak ada rasa hormat dari karyawan kepada Anda, maka bisa jadi mereka akan semena-mena, tidak mau mengikuti perintah Anda saat Anda membutuhkannya.

    Memiliki karyawan seperti ini bisa menyusahkan perusahaan Anda dalam hal kinerja. Jadi, untuk alasan ini, rasa hormat lebih diutamakan daripada disukai.

  2. Timbul masalah jika Anda disukai karyawan

    Mungkin ada yang bingung dengan poin ini. Sebagai pemimpin yang disukai karyawannya memanglah tidak bermasalah, tapi dapat mempengaruhi efek berikut:

    – Berkurangnya nilai Anda di mata karyawan

    Terkadang, pemimpin yang seperti ini lebih dianggap rekan. Bisa jadi, karyawan Anda melakukannya secara berlebihan dan Anda dinilai kurang berharga.

    Memang, dalam waktu tertentu ketika Anda menjadi pemimpin yang friendly akan lebih dipercaya dan memperoleh hubungan yang erat, tapi ternyata hal ini dapat menurunkan persepsi orang lain tentang keterampilan dan kemampuan Anda.

    Anda harus berhati-hati dalam bertindak, niat hati ingin disukai tapi malah membuat Anda sulit.

    – Antara kompromi dan penyimpangan

    Ketika Anda disukai karyawan Anda, seperti pada poin sebelumnya bahwa Anda dianggap menjadi rekan. Hal ini akan ‘memudahkan’ mereka untuk berkompromi dan melakukan penyimpangan dari apa yang suda ditetapkan perusahaan Anda.

    Contoh, ketika mereka terlambat menyelesaikan deadline lalu Anda membiarkannya begitu saja karena ingin terlihat ramah dan bahwa Anda benar menjadi alasan mengapa mereka menyukai Anda.

    Jika hal seperti ini dilakukan terlalu sering, Anda akan kehilangan rasa hormat dan otoritas sebagai seorang pemimpin perusahaan.

    – Antara pribadi dan profesional

    Bersikap ramah itu bersifat pribadi bukan bentuk dari profesional. Jika Anda ingin diperlakukan seperti ketika berada di level yang lebih tinggi, Anda harus menempatkan diri Anda di level yang lebih tinggi.

  3. Pengaruh adanya ketidaksamaan

    Menjadi pemimpin yang disukai karyawan, menjadi hal baik setidaknya sampai batas tertentu. Tapi, bagaimana jika Anda bukan pemimpin yang disukai ? Apa efek samping buruk yang dapat mempengaruhi Anda dan perusahaan Anda seperti :

    – Budaya kantor

    Jika Anda terlalu tegas, tanpa kompromi, atau terlalu teguh dalam sikap Anda, maka seluruh budaya perusahaan dapat menderita di tangan Anda. Budaya tempat kerja yang tidak baik, akan memberikan pengaruh kepada karyawan Anda meskipun mereka nampak mengikuti setiap perintah yang diberikan.

    – Ketakutan

    Karyawan Anda akan tidak nyaman jika perilaku Anda yang buruk, mereka tidak lagi leluasa memberitahu kepada Anda tentang apa yang mereka pikirkan atau mereka takut menyampaikan ide.

    Berikanlah perintah sebagaimana mestinya, agar dapat menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman.

  4. Menemukan keseimbangan

    Penting bagi Anda yang merupakan seorang pemimpin perusahaan memikirkan citra Anda sebagai merek pribadi. Dilemanya ketika menjadi pemimpin yang terlalu disukai dan friendly dapat membuat Anda kehilangan rasa hormat. Tetapi terlalu berfokus pada rasa hormat bisa membuat Anda tidak disukai yang kemudian juga bisa menjadi masalah.

    Ciptakan karakter yang ingin Anda tunjukkan sebagai seorang pemimpin. Maka dari itu, berusahalah untuk menemukan keseimbangan antara disukai dan dihormati.