Ketika masuk ke dunia bisnis, Anda harus paham mengenai keuangan bisnis. Hal tersebut penting dikuasai agar Anda tidak terjebak pada kesalahan keuangan yang merugikan kelangsungan bisnis Anda.

Kesalahan mengatur keuangan ini dapat terjadi jika Anda tidak melakukan perencanaan dan pengawasan dalam menjalankan bisnis Anda.

Selain itu, kesalahan keuangan ini juga dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan seputar keuangan dan akuntansi.

Anda sebagai pemilik bisnis, justru dituntut untuk memahami keuangan dan akuntansi, terlebih jika baru merintis usaha. Kedua ilmu tersebut merupakan hal penting untuk melihat kesehatan bisnis Anda.

7 Kesalahan Keuangan Bisnis yang Sering Terjadi dan Merugikan

Berikut ini merupakan kesalahan keuangan yang umumnya dilakukan oleh para wirausahawan, antara lain:

1. Tidak mengetahui perbedaan laba dan arus kas

Akuntansi adalah bahasa bisnis sehingga penting untuk dipahami oleh para pebisnis. Setidaknya dalam menjalankan bisnis, Anda sudah menguasai dasar-dasar akuntansi.

Dengan menguasai ilmu ini, Anda dapat mengetahui apa itu laba dan arus kas. Sekaligus, mengetahui akan perbedaan kedua hal tersebut.

Laba adalah sumber dana internal yang dapat diperoleh dari aktivitas normal perusahaan yang tidak membutuhkan biaya ekstra untuk penyimpanan dan penggunaannya.

Sedangkan, arus kas adalah sebuah data perincian yang menunjukkan aliran uang masuk dan uang keluar dalam suatu periode tertentu di perusahaan.

Dari bentuk laporannya saja, antara laporan laba rugi dan laporan arus kas sudah berbeda.

Itulah mengapa, pentingnya Anda mengetahui seputar keuangan dan akuntansi agar Anda bisa mengidentifikasi perbedaan antara laba dan arus kas.

Sebagian besar bisnis menggunakan bentuk akuntansi akrual, di mana pendapatan dan biaya dicatat pada saat transaksi tersebut terjadi, bukan hanya saat dibayarkan.

Dalam menjalankan bisnis, Anda tidak hanya dituntut untuk fokus menghasilkan profit, tetapi Anda juga harus menghitung besarnya pengeluaran, terutama untuk membayar tagihan yang menjadi beban perusahaan.

2. Biaya tetap cenderung tinggi

Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari aktivitas yang dilakukan tersebut.

Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun.

Contoh dari biaya tetap ini, seperti sewa kantor, gaji, dan pembayaran hipotek yang terjadi setiap bulan. Setiap biaya tetap perlu dipertanggungjawabkan terlepas dari apakah Anda mendapatkan keuntungan atau kerugian.

Bagi pebisnis pemula, penting untuk menjaga biaya tetap ini terus rendah.

Oleh karena itu, para pebisnis pemula harus mempertimbangkan dengan baik mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keuangan, contohnya pemilihan lokasi atau gedung untuk bisnisnya.

3. Tidak memiliki anggaran yang jelas

Salah satu tanggung jawab terpenting seorang pebisnis adalah alokasi modal. Penganggaran adalah keterampilan penting yang harus dikuasi agar Anda paham cara alokasi modal.

Salah satu cara yang bisa Anda terapkan adalah dengan menyediakan susunan anggaran yang jelas sehingga dapat memudahkan melakukan aktivitas sesuai anggaran yang ada.

Dengan adanya hal tersebut, Anda tidak perlu mengira lagi ketika ingin membeli atau mengeluarkan biaya untuk kegiatan perusahaan.

Tugas pemilik bisnis adalah memantau pengeluaran sehingga tidak akan terjadi masalah pembengkakan biaya dalam menjalankan bisnisnya.

Terkadang, ada pengeluaran yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Anggaran ini harus tetap dicatat, agar dapat diketahui jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan untuk audit.

Sebagai pemilik bisnis, Anda harus bisa memisahkan antara biaya kebutuhan pribadi dan kebutuhan bisnis Anda. Jangan sampai kedua hal ini dicampuradukkan.

4. Menentukan target penjualan yang terlalu tinggi

Pengusaha adalah orang yang optimis, mereka biasanya cenderung memiliki ekspektasi yang sangat tinggi.

Bersikap optimis seperti ini jelas ada manfaatnya, namun ketika kenyataan tidak sesuai degan ekspektasi, bisa membuat down sebagian orang, terlebih bagi mereka yang tidak siap dengan kegagalan tersebut.

Penting untuk menjaga angka-angka target profit bisnis tetap realistis. Karena dalam menetukan target penjualan yang tinggi harus disiapkan anggaran marketing yang tinggi pula.

Oleh karena itu, target penjualan harus disesuaikan dengan alokasi anggaran.

Terkadang, besarnya pendapatan bergantung pada faktor eksternal yang mana tidak berada di bawah kendali pengusaha.

Oleh karena itu, Anda harus mengetahui strategi bagaimana menyusun target bisnis dan cara mencapai target tersebut. Jelas hal ini berisi beberapa tahapan terkait cara eksekusi langkah bisnis.

Sebaliknya, ketika hal tersebut tidak terealisasi, maka Anda juga harus tahu cara atau langkah apa saja yang perlu dilakukan selanjutnya sebagai bahan evaluasi.

5. Menyepelekan anggaran

Biasanya uang yang ada dihabiskan hingga melebihi anggaran yang sudah ditetapkan. Kegiatan seperti ini perlu menjadi perhatian khusus, agar anggaran perusahaan Anda tidak tekor.

Maka dari itu, membuat anggaran dalam perusahaan Anda amatlah sangat penting, agar Anda bisa mencegah kesalahan penggunaan anggaran.

Selain itu, sebagai pemilik bisnis harus bisa mengendalikan diri. Jangan sampai dana perusahaan dihabiskan untuk keperluan yang tidak berkaitan dengan kepentingan bisnis. Akhirnya, jumlah pengeluaran lebih besar dari pemasukan.

6. Modal bisnis tidak mencukupi

Sebelum membangun sebuah bisnis, ada hal penting yang harus Anda siapkan selain niat, yaitu modal.

Ada beberapa penguasaha yang sudah mempersiapkan modal dari jauh-jauh hari sehingga tidak perlu melakukan pinjaman.

Namun, ada juga penguasaha yang memulai bisnis dengan bermodalkan pinjaman dari Bank.

Menyikapi hal ini, sebaiknya Anda mulailah mengumpulkan modal sebelum Anda menjalankan bisnis.

Idealnya, bagi bisnis startup harus memiliki modal minimal yang jumlahnya mampu menutupi kebutuhan biaya pengeluaran perusahaan selama 6 bulan.

Karena dalam 6 bulan tersebut, bisa saja perusahaan belum mencatatkan keuntungan. Sehingga untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan masih mengandalkan dana pemilik bisnis.

Oleh karena itu, Anda harus bisa memperkirakan besaran modal yang dibutuhkan untuk bisnis Anda.

7. Menggunakan terlalu banyak hutang

Bank atau jasa pinjaman bersedia meminjamkan uang kepada usaha kecil dengan jaminan dari pemilik usaha. Banyak penguasaha yang terlibat dengan praktik ini ketika memulai bisnisnya.

Hutang mungkin lebih mudah daripada mendapatkan modal dari investor. Namun, utang juga memiliki risiko tinggi.

Pinjaman modal ini harus dikembalikan secara berangsur-angsur. Bahkan ketika bisnis bangkrut, Anda masih memiliki kewajiban untuk melunasinya.

Selain itu, masih ada syarat dan ketentuan jika ada pelanggaran yang terjadi, Anda harus siap menanggung resikonya.

Jadi, bagi Anda para pengusaha baik yang baru memulai ataupun yang sudah berpengalaman, perlu berhati-hati dalam urusan pinjaman atau berhutang.

Mengelola keuangan secara efisien adalah salah satu aktivitas terpenting, apapun itu bidang bisnisnya.

Memiliki pengetahuan tentang keuangan akan memudahkan Anda dalam mengatasi masalah-masalah yang umum ditemui dalam menjalankan bisnis.

Namun untuk memudahkan Anda, kini Anda dapat menggunakan software keuangan dari Zahir yang dapat membuat pekerjaan pengelolaan keuangan bisnis menjadi lebih efektif dan cepat.

Selain itu masih banyak fitur yang tersedia, yang tentunya sudah disesuaikan dengan kebutuhan para pebisnis seperti Anda.