Daftar Isi
MENGENAL ANALISA RATIO KEUANGAN
Bismillahirrahmanirrahim
Apa kabar sahabat blogger ? Berjumpa kembali di website kami dengan postingan seputar dunia ekonomi. Ya, kali ini semakin maraknya perkembangan kegiatan ekonomi yang pastinya memaksa para pengusaha-pengusaha sukses dan yang ingin sukses untuk mengenal lebih jauh tentang isi kegiatan dalam dunia perekonomian.
Sahabat blogger , adakah yang tahu hal apa yang penting untuk diketahui dalam dunia perekonomian ? Jika sahabat menjawab hanya satu hal yang penting , itu mungkin salah satunya namun tentu pastinya banyak hal yang perlu diketahui dalam dunia bisnis ekonomi ini.
Adakah dari sahabat ada yang sudah pernah mendengar Analisa Ratio Keuangan ? Seperti apa bentuknya ? Semacam apa wujudnya ? Untuk apakah tujuannya ? Dan seberapa pentingkah fungsinya ? Tentu kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu Analisa Ratio Keuangan , mari sama sama kita cek dibawah ini. Cekidot
PENGERTIAN RATIO KEUANGAN
Pengertian ratio menurut Jonathan Golin, (2001) ratio adalah suatu angka digambarkan dalam suatu pola yang dibandingkan dengan pola lainnya serta dinyatakan dalam prosentase.
Dalam melakukan analisi keuangan akan tergantung pada tiga laporan keuangan perusahaan yaitu:
(1) Neraca,
(2) Laporan Laba Rugi dan
(3) Laporan Aliran Kas.
Untuk apakah analisa ratio keuangan ini dibuat ? Yang pastinya analisa ratio ini memiliki beberapa tujuan.
9 Tujuan melakukan analisis keuangan adalah
- Analisis keuangan dilakukan apabila seseorang / perusahaan ingin melakukan investasi pada saham.
- Analisis keuangan dilakukan apabila akan memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan supplier.
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan customer / pelanggan.
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan ditinjau dari segi karyawannya.
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan perusahaan kepada pemerintah. Atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar suatu industri.
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat perkembangan perusahaan untuk kepentingan evaluasi.
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan tingkat kekuatan keuangan pesaing/ kompetitor (positioning).
- Analisis keuangan dilakukan untuk menentukan besarnya tingkat kerusakan yang dihadapi perusahaan.
JENIS RATIO KEUANGAN
a. Ratio Likuiditas
Pengertian ratio likuiditas adalah ratio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
Ada dua macam ratio likuiditas yaitu Ratio Quick dan Ratio Lancar, berikut penjelasannya dan beserta contohnya :
(1) Ratio Quick (Ratio Cepat atau Acid Test Ratio)
Merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar dengan tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Ratio Quick = Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Hutang Lancar
Jadi , menurut contoh 1 , ratio quicknya adalah :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar) x 100%
= ((1.160.000.000 – 100.000.000) : 1.060.000.000) x 100%
= 1%
= 0,01
(artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0.01 aktiva lancar yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan )
(2) Ratio Lancar
Merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang ada.
Ratio Lancar = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Jadi , menurut contoh 1 , ratio lancarnya adalah :
Current Ratio = Aktiva Lancar : Utang Lancar
= 1.160.000.000 : 1.060.000.000
= 1,09
Current Ratio (Ratio Lancar) menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi dan current ratio merupakan ukuran yang paling umum kesangggupan perusahaan untuk membayar jangka pendek.
b. Ratio Profitabilitas
Definisi ratio profitabilitas adalah ratio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada sisi penjualan, aset dan modal saham tertentu.
CONTOH 2
Ratio profitabilitas dibagi menjadi 3 yaitu Gross Profit Margin , Net Profit Margin dan Return of Aset, berikut penjelasannya dan beserta contohnya :
(1) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor pada tingkat penjualan tertentu. Perhitungannya :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan
Jadi menurut contoh 2, dapat ditentukan gross profit marginnya adalah :
Gross Profit Margin
Gross Profit Margin = (Penjualan – HPP) / Penjualan Atau
Gross Profit Margin = Laba Kotor / Penjualan
Gross Profit Margin = 225.000.000 / 600.000.000 = 0,375 = 37,5%
Gross Profit margin = 37,5%
artinya bahwa setiap Rp1,- (satu rupiah) penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp0,375. Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik. Tetapi pada penghitungan Gross Profit Margin, sangat dipengaruhi oleh HPP, sebab semakin besar HPP, maka akan semakin kecil Gross Profit Margin yang dihasilkan.
(2) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Perhitungannya :
Profit Margin = Laba setelah pajak
Penjualan
Jadi menurut contoh 2, dapat ditentukan Net Profit Marginnya adalah:
Net Profit Margin
Net Profit Margin = Laba setelah pajak (EAT)/Penjualan
Net Profit Margin = 113.000.000/ 600.000.000 = Rp0,1883 =18,83%
Apabila Gross Profit Margin selama suatu periode tidak berubah, sedangkan Net Profit Marginnya mengalami penurunan, berarti biaya meningkat relatif besar dibanding dengan peningkatan penjualan.
(3) Return of Aset (RoA)
Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang dimiliki perusahaan. RoA juga sering disebut Return of Investment. Perhitungannya:
Profit Margin = Laba setelah pajak
Total Aset
Jadi berdasarkan contoh 2 , dapat ditentukan Return of Asetnya adalah :
Catatan : Semisal, total aset = 550.000.000
Return On Investment (ROI) atau Return on Assets (ROA)
ROI = Laba setelah pajak (EAT) / Total Aset
ROI = 113.000.000 / 550.000.000 = Rp0,2054 = 20,54%
ROI = 20,54%
artinya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, berarti dengan Rp1000,- aktiva akan menghasilkan laba bersih setelah pajak Rp.205,4 atau dengan Rp1,- menghasilkan laba bersih (EAT) Rp0,2054,-
c. Ratio Solvabilitas
Merupakan ratio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang jika perusahaan dilikuidasi. Dengan arti lain yaitu mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan sehingga memfokuskan pada sisi kanan neraca.
Jenis ratio yang digunakan pada ratio solvabilitas antara lain ada Ratio Total Hutang terhadap Aset (Debt to Total Asset Ratio) dan Ratio Total Hutang terhadap Ekuitas Total debt to equity ratio berikut penjelasannya beserta contohnya:
(1) Ratio Total Hutang terhadap Total Aset
Untuk menghitung seberapa banyak dana yang disediakan kreditur.
Ratio total hutang terhadap = Total Hutang
Total aset Total Aset
Jadi berdasarkan contoh 1, dapat ditentukan Debt to total aset ratio nya adalah :
Total Debt to Total Asset Ratio :
Total debt to ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
Co : Total debt ratio = (Rp. 1.060.000.000 / Rp1.160.000.000) x 100%
= 0,9137
= 91.37%
(2) Ratio Total Hutang terhadap Total Ekuitas
Ratio ini membandingkan modal sendiri di satu pihak dengan total hutang dilain pihak.
Ratio total hutang terhadap = Total Hutang
Total Ekuitas Total Ekuitas
Total Debt To Equity Ratio :
Catatan : Semisal total ekuitas = 2.000.000.000
Total debt to equity = (Total Hutang / total Equity) x 100%
Co : Total debt equity = (Rp. 1.060.000.000 / Rp. 2.000.000.000) x 100%
= 0,53
= 53%
Baiklah , demikian penjelasan dan contoh dari 3 jenis analisa ratio keuangan , semoga bermanfaat dan memberikan pengetahuan tentang dunia perekonomian .
Penulis : Ubay Dilah
Divisi : Customer Support (Kantor Jakarta – Kemang)