pembukuan keuangan

Oleh Guritno Wirawan, S.E

Laporan keuangan sangat penting bagi pengusaha untuk mengetahui kondisi keuangan usahanya. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji, tetapi juga jadi dasar untuk menentukan dan menilai posisi keuangan usaha. Laporan keuangan juga berfungsi untuk analisis oleh pihak-pihak terkait seperti pemilik usaha, dan kreditur untuk pengambilan keputusan perencanaan yang menguntungkan dan memajukan usaha.Jadi, sekali lagi, penting memperhatikan laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Proses pembukuan keuangan diawali dari proses mengklarifikasi transaksi. Pada tahap ini dilakukan pembagian transaksi suatu organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contohnya, pembagian transaksi penjualan, pembelian, pengeluaran kas, penerimaan kas dan lainnya.

Selanjutnya proses pencatatan. Yakni memasukan transaksi ke dalam jurnal yang tepat dan benar sesuai urutan kejadian transaksi. Sumber- sumber yang dapat dijadikan bukti antara lain bon, bill, nota, dan struk. Setelah transaksi diinput ke dalam jurnal, selanjutnya memasukan jurnal dalam buku besar secara berkala.

Proses terakhir adalah menyimpulkan kegiatan atau pelaporan keuangan. Dari informasi laporan keuangan, seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada perusahaan. Apakah sudah sesuai tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.

Cara praktis dalam pembukuan penting dilakukan oleh pemilik usaha, karena pembukuan sangat vital bagi kelangsungan bisnis usaha. Berikut ini 10 tips dalam pembukuan keuangan bagi pemilik usaha.

1. Susun proyeksi arus kas sebelum memulai usaha. Bisa digunakan untuk melihat prospek usaha dan mempersiapkan cadangan modal usaha yang lebih besar daripada asumsi modal yang dibutuhkan dalam proyeksi aliran kas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga dalam perjalanan usaha.

2. Catatan transaksi harus selalu diupdate. Tidak boleh melewatkan satu transaksi pun untuk dicatat, agar informasi mengenai aktivitas usaha dapat diketahui dengan mudah.

3. Buatlah dua buku. Yakni buku pengeluaran dan buku pemasukan. Cara ini untuk mempermudah melihat posisi keuangan.

4. Jangan mencampur keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi. Bedakan atau pisah rekening perusahaan dan rekening pribadi. Sekecil apa pun perusahaan Anda, jangan mencampur adukan seluruh aktivitas keuangan perusahaan dengan urusan pribadi. Tujuannya agar informasi keuangan perusahaan menggambarkan aktivitas keuangan yang sesungguhnya.

5. Setiap transaksi yang tercatat harus ada buktinya. Pencatatan transaksi harus disertai bukti berupa nota, invoice, kuitansi dan lainnya. Ini sebagai kontrol atas pencatatan transaksi dengan bukti otentiknya. Bukti-bukti ini akan berguna jika dilakukan pemeriksaan. Misalnya pemeriksaan pajak dan audit. Tanpa bukti transaksi, pembukuan keuangan dianggap tidak sah.

6. Buat form-form khusus. Ini untuk memudahkan pencatatan. Misalnya, pengeluaran rutin menggunakan warna kuning, pemasukan hijau.

7. Tempatan file khusus untuk setiap transaksi. Cara ini untuk memisahkan penempatan file-file transaksi agar terlihat rapi dan mudah dicari. Penempatan file yang dipisahkan antara lain file penjualan, pembelian, bukti bank masuk dan keluar, bukti kas masuk dan keluar.

8. Membuat berbagai daftar. Yakni daftar depresiasi atau biaya penyusutan aset-aset perusahaan seperti bangunan, kendaraan, peralatan dan perlengkapan perusahaan. Untuk memudahkan, biaya penyusutan dihitung setahun sekali saja. Aturan depresiasi juga harus sesuai dengan aturan perpajakannya. Misalnya perhitungannya memakai metode garis lurus.

9. Memastikan periodenya. Pastikan setiap periode membuat laporan berupa neraca, laba rugi, modal, aliran kas, penjualan, piutang, pembelian, utang dan laporan persediaan. Dengan cara ini, Anda bisa memantau perkembangan usaha setiap bulan.

10. Berkonsultasilah dengan akuntan dan petugas pajak. Lakukan konsultasi dengan mereka jika kurang mampu dalam hal pelaporan keuangan. Mereka dapat membantu Anda menganalisis laporan keuangan perusahaan Anda.

Semoga bermanfaat.***

*) Penulis Trainer Software Akuntansi Zahir Accounting

Artikel ini kerjasama antara Majalah Pengusaha Muslim dan Zahir Accounting

Sumber : Majalah Pengusaha Muslim Edisi April 2012