Perusahaan apa yang bersedia menggaji tinggi saya? Perusahaan apa yang memberikan saya jenjang karir yang bagus? Perusahaan apa yang bisa menjamin masa depan kesejahteraan saya, istri, dan anak saya kelak?

Pertanyaan-pertanyaan di atas kerapkali dilontarkan oleh setiap pencari kerja (job seeker) terutama yang memiliki pembekalan kemampuan keilmuan secara teori dan praktik yang dalam hal ini berkaitan dengan akuntansi. Tidak salah memang apa yang diharapkan itu dan memang sesuai nalar jika calon pekerja memiliki kemampuan yang dicari-cari oleh pemberi kerja apalagi kemampuannya unik alias jarang dimiliki oleh orang lain. Untuk mendapatkan kemampuan seperti itu, si pencari pekerjaan haruslah mengikuti kaidah-kaidah pencari ilmu yang ditetapkan. Beginilah kira-kira kaidahnya:

  1. Tentunya ada niat dari lubuk hati yang paling dalam untuk mengambil jurusan akuntansi sebelum memutuskan untuk belajar/ kuliah ilmu akuntansi.
  2. Bertanggung jawab atas keputusan pada butir ke-1 dengan sungguh-sungguh dalam belajar.
  3. Jangan mengambil cuti akademik jika tidak ada maksud yang mendesak dan penting. Cuti akademik akan mengurangi masa dalam menjelajah peluang karier selepas lulus nanti. Pahami bahwa perusahaan-perusahaan besar termasuk institusi pemerintah biasanya menerima calon pegawai dengan umur maksimal 27 sampai dengan 30 tahun untuk lulusan strata satu (sarjana).
  4. Jangan coba-coba untuk berbuat curang dalam menghadapi ujian atau mengerjakan tugas misalnya dengan menyontek.
  5. Absen kuliah karena malas? Sekali melakukannya akan menjadi awal bagi kebiasaan buruk selanjutnya.
  6. Jangan pernah benci guru/ dosen. Secara psikologis, membenci guru akan memengaruhi kita dalam kemalasan mengikuti mata kuliahnya.
  7. Inisiatif untuk selalu mencari-cari rujukan ilmu yang mutakhir dari luar perpustakaan atau luar kampus sebagai bagian dari pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning). Ini terkait juga dengan magang kerja (kuliah kerja usaha). Carilah perusahaan yang memang memiliki agenda magang kerja yang jelas. Kebanyakan perusahaan hanya memperlakukan pemagang sebagai pesuruh, misalnya sekadar input database, merapikan dokumen, atau hanya bekerja sebagai tukang fotokopi dokumen.
  8. Kerjakan tugas akhir atau skripsi dengan tepat dan tanpa mengandung unsur penipuan data. Perlu diingat bahwa hasil skripsi selain digunakan untuk ujian kelulusan Anda, ia  juga digunakan sebagai rujukan orang lain, dan ia juga akan ditanyakan oleh perusahaan pemberi kerja (ketika proses rekrutmen wawancara).

Selepas mengikuti kaidah di atas, barulah kita berbicara jenjang karier bagi lulusan akuntansi. Entah mencari perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi, gaji tinggi, prospek baik, entah apa pun itu, insya Allah semua ada jalan. Bahkan perusahaan akan memburu orang-orang yang mengikuti kaidah yang sudah diuraikan sebelum Anda yang memburu perusahaan itu. Adapun ciri-ciri perusahaan yang dicari dan diharapkan orang untuk mengabdi di sana secara umum sebagai berikut:

  1. Punya nama besar. Tak dimungkiri lagi bahwa nama itu menjadi sangat penting bagi menilai substansinya. Lupakan perkataan yang menyatakan “apalah arti dari sebuah nama”.
  2. Bonafide. Kejujuran adalah langkah menuju ketenteraman. Perusahaan yang memiliki transparasi dalam kinerja akan menjadi kebutuhan pencari kerja untuk menjadi bagian dari keluarga besarnya.
  3. Bermodal besar dan banyak cabang di mana-mana. Ini membuktikan bahwa perusahaan bisa dikatakan makmur dan memiliki prospek yang gemilang.
  4. Kantor berada di kawasan niaga terpandang (elite). Berada di wilayah yang dipenuhi dengan suasana yang prestisius setidaknya mengangkat gengsi.
  5. Tidak ada tekanan batin (under pressure). Semua orang menginginkan kerja yang santai namun tetap cepat membereskan tugasnya.
  6. Gaji dan tunjangan besar. Tak bisa dinafikan untuk hal yang satu ini.
  7. Berstatus alias prospek masa depan pribadi dijamin. Mulai kenaikan jabatan hingga tabungan masa depan/ hari tua.

Terlepas dari itu semua, tampaknya dalam kenyataan perusahaan yang akan menjadi tempat kita untuk bersandar tidak semuluk yang kita harapkan bahkan syukur-syukur bisa kerja dan tidak berstatus sebagai pengangguran. Alih-alih penduduk negara Indonesia sebanyak 200 juta lebih dengan sekian banyaknya perguruan tinggi dari yang berakreditasi A hingga yang belum mendapatkan sertifikasi akreditasi setiap tahunnya bisa mencetak lulusan (baca: pengangguran) baru dan mesti berjuang memenangkan peluang kerja dan usaha di dunia luar kampus. Inilah yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan besar menyiasati pemberlakuan sistem kerja kontrak dan bekerja sama dengan perusahaan penghimpun para calon pekerja untuk dipekerjakan di perusahaan mitranya (outsource).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) RI, tingkat penggangguran terbuka (TPT) pada tarikh Februari 2013 mencapai 5,29% di mana jumlah pengangguran terbuka sebanyak 7 .170. 523 orang dengan latar belakang pendidikan dari universitas hingga yang tidak/ belum pernah sekolah. Ini sungguh mencengangkan sebab tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang memadai. Teruknya lagi pengembangan kawasan bisnis, niaga, dan pemerintahan terpusat di pulau Jawa saja khususnya di provinsi DKI Jakarta. Mau tidak mau, pencari kerja harus betul-betul membekali diri dengan ilmu teori dan praktik secara mendalam dan memiliki ketekunan dalam berusaha. Lain halnya dengan lulusan yang berpotensi sebagai pencipta lapangan kerja.

Oleh karena itu, ada beberapa kiat untuk melalui tahapan-tahapan kerja yang ideal bagi lulusan akuntansi sehingga tidak menjadi idealis yang tak realistis.

  1. Menjelang kelulusan kuliah, pastikan Anda mencari tahu dengan pasti ingin dibawa ke mana gelar S.E. yang akan disandingkan dengan nama Anda itu. Lulusan jurusan akuntansi saja akan mendapat gelar S.E. saja jika Anda tidak mengambil pendidikan profesi akuntan.
  2. Pemahaman bahasa Inggris pasif dan aktif menjadi keunggulan tersendiri pasalnya bahasa Inggris sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam dokumen-dokumen bisnis termasuk pencatatan dan pelaporan keuangan.
  3. Ikuti program pelatihan kerja di kampus Anda. Program ini biasanya dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai pemantapan pemahaman kerja setelah diselenggarakannya wisuda sarjana. Di sini, Anda akan dilatih bagaimana cara membuat lamaran kerja, kiat menghadapi tes psikologi dan wawancara, sikap wibawa di hadapan HR atau user, dan jenjang karier.
  4. Pahami pekerjaan yang cocok dengan lulusan tersebut namun jangan sekali-kali menutup peluang untuk bekerja dengan bidang yang bertentangan dengan gelar yang dimaksud. Tentunya ini adalah langkah akhir jika sebelumnya lamaran Anda di bidang akuntansi tidak diterima. Tidak jarang seorang lulusan akuntansi berprofesi sebagai staf marketing, manajer customer service, dll. Sebaliknya lulusan teknik informatika bisa bekerja sebagai teller atau manajemen risiko di sebuah bank. Jadi, perlu ilmu-ilmu terapan sebagai nilai tambah keunikan Anda.
  5. Mencari perusahaan tidak harus yang memiliki gedung kantor menjulang tinggi dan berada di kawasan niaga elite. Tidak ada jaminan jenjang karier yang cerah hanya dengan memandang suatu identitas fisik. Carilah setidaknya perusahaan yang bonafide dan memang secara nyata menjamin kesejahteraan karier Anda. Jadikan awal bekerja Anda sebagai pengalaman kerja yang menarik dan mengasah kemampuan Anda di dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Dari sinilah Anda harus membuktikan kemampuan akuntansi dan kontribusi maksimal untuk perusahaan. Perlu diketahui bahwa perusahaan besar lebih banyak yang menyukai calon pegawai lulusan akuntansi yang memiliki pengalaman kerja, lain halnya dengan program MT yang memerlukan tenaga yang masih segar (fresh graduated).
  6. Ilmu pajak sangat diperlukan oleh perusahaan. Sebagai lulusan akuntansi, perpajakan sangat berkaitan erat. Oleh karena itu, jangan ragu untuk memantapkan ilmu ini dengan mengambil program brevet pajak A, B, atau C sesuai dengan keperluan Anda. Jika Anda buta pajak, kesempatan untuk dapat diterima oleh perusahaan menjadi berkurang. Brevet pajak banyak diselenggarakan oleh perguruan tinggi dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
  7. Akuntansi dapat dikatakan juga sebagai teknologi. Akuntansi kontemporer menggunakan sistem terpadu untuk menjalankan siklus akuntansi secara otomatis, tepat, dan akurat. Lulusan akuntansi harus mahir menggunakan sistem akuntansi yang sudah banyak diciptakan dalam bentuk software.
  8. Jika Anda memutuskan untuk harus bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan akuntansi yaitu sebagai akuntan sebagai keputusan mutlak, pastikan Anda harus mencoba menjadi auditor junior (eksternal) terlebih dahulu di Kantor Akuntan Publik terpandang. KAP selalu selektif dalam menyaring calon auditor yang betul-betul kompeten dalam lingkup auditing. Oleh itu, mengambil pendidikan profesi akuntan menjadi hal yang harus dilakukan sebagai nilai tambah. PPAk banyak diselenggarakan oleh berbagai universitas atau institusi pendidikan lainnya. Bekerja sebagai auditor memerlukan ketelitian dalam memeriksa laporan keuangan klien. Semakin baik kinerja Anda, kesempatan untuk menjadi auditor senior ada di depan mata. Kendati demikian, semakin tinggi jabatan auditor, semakin besar tanggung jawab dan cobaan yang harus Anda hadapi. Seorang auditor wajib jujur, tekun, dan teliti. Kesalahan fatal ataupun kecurangan dalam mengungkapkan disclosure akan membawa Anda kepada undang-undang.

Bekerja tidaklah konstan. Artinya setiap masa tertentu akan ada proses kenaikan jabatan. Staf akuntansi/ keuangan dapat menjadi penyelia/ supervisor dan akhirnya menjadi manajer akuntansi/ keuangan. Bekerja memerlukan pengalaman yang baik sebagai batu loncatan untuk ke jenjang karier berikutnya. Jangan malas untuk mengembangkan wawasan akuntansi dan terus berkontribusi. Yang demikian akan membawa Anda kepada kesuksesan dalam berkarier.

Salam sukses.