Majalah Gatra, Edisi 18 – 24 Desember 2008, Halaman: 92 – Zahir International meluncurkan program pembukuan untuk UKM. Membantu UKM dalam mencatat keuangannya dan mengambil keputusan. Usaha kecil menengah ( UKM ) kerap tersandung ketika mengajukan kredit ke Bank. Alasan klasik yang membuat bank enggan mengucurkan kredit adalah lemahnya pembukuan pada UKM. Padahal, berpijak pada pembukuan yang apik, potensi pengembangan bisnis menjadi lebih oke. Sehingga kemungkinan gagal bayar pun bisa diminimalkan.

Sebentar lagi, cerita usang itu akan berakhir dengan hadirnya software akuntansi bernama “Zahir Merdeka”. Bahasa program itu diluncurkan Rabu pekan lalu. Zahir Merdeka merupakan salah satu dari sekian produk akuntansi keluaran PT. Zahir International, perusahaan software akuntansi dalam negri yang telah 12 tahun berkecimpung di bidang itu. Mereka mengusung bendera dagang Zahir Accounting.

Zahir Merdeka, sebagaimana dijelaskan Direktur PT. Zahir International, Muhammad Ismail Thalib, pada dasarnya adalah memindahkan kebiasaan para pemilik usaha kecil menengah dalam membuat transaksi dan pelaporan. “Orang nggak perlu memakai rumus, hanya memeindahkan kebiasaan mereka yang biasanya menulis transaksi atau laporan di nota ke dalam sistem komputer,” katanya.

Dengan sistem ini, lanjut Ismail, aktivitas bisnis UKM secara bertahap akan berubah drastis. Laporan aktivitas dan analisis kondisi usaha dapat diketahui secara cepat dan mudah, dari yang sebelumnya diperlukan waktu satu hingga tiga jam. Begtiu input aktivitas bisnis dilakukan, otomatis dihasilkan laporan analisis rasio, analisis break event point yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan chart yang saling terintegrasi.

Dari hasil output itu, secara mudah pengusaha dapat mengambil keputusan terkait usaha bisnisnya.” Sehingga bukan sekedar sistem pembukuan, melainkan juga membantu pengusaha untuk mengambil keputusan bisnis, “ Fadil Fuad Basymeleh, Chairman PT. Zahir International menjelaskan.

Ibarat piramida, pelaku UKM menempati jumlah yang tinggi di Indonesia. Sehingga, secara marketing, Zahir juga yakin akan tetap mendapat keuntungan dari peluncuran software ini. “Sebagai teknologi, sebenarnya ini bukan merupakan hal baru,” katanya. Namun, ketika software akuntansi lain hanya dirancang untuk mencatat jurnal transaksi, membuat laporan laba – rugi, dan laporan neraca yang hanya dapat digunakan akuntan, Zahir Merdeka dapat digunakan orang awam.

“Makanya, kami tidak menjual teknologi, tapi menjual solusi,” Fadil menambahkan. Baginya, kekuatan yang dimiliki pengembang aplikasi lokal adalah: mereka memiliki pengetahuan untuk mengembangkan aplikasi sesuai dengan kebutuhan lokal. “Yang penting adalah menciptakan software yang memberi kemanfaatan bagi masyarakat,” katanya.

Ismail menyadari bahwa belum semua UKM menggunakan komputer dalam kegiatan usahanya. Hal ini karena para UKM melihat bahwa penerapan sistem teknologi informasi memerlukan biaya tinggi. Padahal, disitulah letak kelemahan mereka untuk mampu berkembang dan bersaing. “UKM punya keterbatasan sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi. Mereka umumnya takut dengan harga software yang mahal.”ujarnya.

Berlatar belakang demikian, Zahir juga meluncurkan sistem baru dalam penggunaan Zahir Merdeka, yakni dengan sistem sewa prabayar . Layaknya sistem pulsa pada penggunaan ponsel, UKM cukup membayar penggunaan sistem Zahir Merdeka dengan membeli voucher sesuai dengan periode transaksi yang dibutuhkan. Mereka dapat melakukan pembukuan transaksi dan sebagainya pada periode tersebut.

Pengguna cukup mengeluarkan uang Rp. 350.000 untuk membeli paket perdana ( berikut voucher Rp. 100.000). Setelah install program, pilih edisi dan fasilitas tambahan sesuai dengan kebutuhan, tentukan periode transaksi, kemudian lakukan aktifasi voucher. Dan Zahir Merdeka pun dapat di gunakan.

Terdapat empat pilihan edisi, sesuai dengan kebutuhan bidang usaha. Small Business Accounting di jual Rp. 34.000, Flexy Money Rp. 103.000, dan Flexy Trade Rp. 137.000. masa aktivasi vouchernya satu bulan. “Dengan software yang murah, diharapkan para UKM makin terbiasa dengan komputer,” kata Ismail.