(Majalah Teknopreneur, 20 Juli 2008- Hal:67)
Salah satu kunci sukses sebuah perusahaan adalah ketepatan membidik segmen pasar. Di Indonesia, jumlah pasar yang potensial adalah masyarakat kecil-menengah atas yang berada di dasar piramida (bottom of the pyramid). Inilah peluang besar bagi Teknopreneur Indonesia.
Anda mengenal nama Ahmad Zahir? Beliau adalah seorang ahli akuntansi dari Pakistan yang hidup di abad ke-16 dan merupakan penemu sistem double-entry debet kredit dalam sistem akuntansi. Sistem ini yang kemudian menjadi acuan dalam akuntansi modern yang kita kenal saat ini. Memang ada sejarah lain yang mencatat bahwa sistem tersebut ditemukan oleh seorang ahli matematika Italia, Luca Paciolo. Tapi yang jelas adalah nama Ahmad Zahir ternyata leih menarik seorang teknopreneur di Indonesia dibandingkan nama Luca Paciolo.
Adalah Fadil Basymeleh, seorang teknopreneur asli dalam negeri yang menjadikan kata Zahir sebagai merek dagang produk hasil inovasinya sekaligus nama perusahaannya. Fadil merupakan pendiri PT. Zahir Internasional yang menciptakan perangkat lunak akuntansi dengan merek Zahir Accounting. Perusahaan ini baru saja memperoleh penghargaan Teknopreneur Award 2008, sebuah penghargaan untuk perusahaan yang sukses menghasilkan inovasi dan sukses juga membawa inovasi tersebut ke pasar sehingga menciptakan pertumbuhan bisnis yang baik bagi perusahaan tersebut.
Selain keunikan yang mereka ciptakan yaitu perangkat lunak akuntansi yang bukan ditujukan untuk akuntan atau ahli keuangan tapi justru untuk jajaran manajemen atau bahkan pemilik perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, Saya menilai salah satu kunci sukses perusahaan teknologi yang satu ini adalah ketepatan membidik segmen pasar. Mereka membidik pasar konsumen utama produk mereka adalah UKM (usaha kecil menengah) yang membutuhkan manajemen keuangan secara rapi dan mudah tetapi memiliki keterbatasan anggaran.
Gambaran umum yang muncul tentang UKM sampai saat ini adalah bisnis yang dijalankan secara tradisional karena kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan berinvestasi dalam penggunaan alat bantu teknologi. Namun Zahir berani melawan arus pemikiran tersebut. Yang mereka lakukan adalah menciptakan produk berkualitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan sehingga harganya pun cuku menarik bagi UKM.
Membidik Konsumen Berpenghasilan Rendah
Saya jadi ingat pesan salah satu mentor bisnis saya, “Pak Zaky, biarpun untungnya kecil tapi kalau faktor pengalinya besar maka bisnis itu adalah bisnis yang menarik”. Waktu itu saya hanya manggut-manggut, tapi sekarang saya sudah melihat sendiri contohnya.
Jika rakyat indonesia dikelompokkan berdasarkan jumlah penghasilan dan belanjanya kemudian disusun dalam sebuah piramida, maka piramida terbawah dengan jumlah paling banyak adalah rakyat dengan jumlah penghasilan dan belanja yang rendah. Rakyat yang berada di dasar piramida (bottom of the pyramid) ini bagaimana pun merupakan pasar yang potensial.
Lihat saja kesuksesan kartu pra bayar di Indonesia yang menyediakan nominal pengisian ulang pulsa hingga kebilangan ribuah rupiah. Atau fenomena larisnya sampo dan deterjen dalam kemasan sachet yang dijual ratusan perak disini.
Memperhatikan kesuksesan para pemain di pasar menengan ke bawah tersebut, ada beberapa kesamaan di antara mereka. Pertama adalah produk yang mereka tawarkan ke pasar memang betul-betul dibutuhkan dan secara signifikan memberi manfaat bagi konsumen mereka. Yang kedua adalah skema harga yang “bersahabat”. Meski pun mereka akan lebih hemat jika membeli dalam jumlah besar, tapi konsumen di kelas ini akan memilih membeli dalam satuan yang lebih kecil meskipun jika dihitung secara total akan lebih mahal.
Ukuran dasar piramida di Indonesia begitu besar, jauh lebih besar dari bagian diatasnya. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara berkembang lainnya. Ragam kebutuhannnya pun masih sangat banyak termasuk kebutuhan teknologi, misalnya saja internet murah, modem murah, ponsel murah, dan lain-lain. Ini berarti ruang bagi teknopreneur Indonesia menguasai segmen ini masih sangat besar. Tertantang?