www.QBheadlines.com
Oleh: Restituta Ajeng Arjanti

Software Zahir Accounting, meski namanya terkesan asing, dibuat dan dikembangkan oleh anak bangsa. Sejarahnya dimulai pada tahun 1996. Saat itu, penciptanya, Fadil Fuad Basymeleh mendapat bantuan modal dari salah satu ventura di Jawa Barat untuk membuka usaha di bidang advertising.

Saat mengelola usaha tersebut, Fadil merasa kesulitan dalam menangani urusan bisnis dan akuntansi. Usahanya untuk mencari aplikasi yang bisa memecahkan masalahnya tak ada hasil. Dari situ, mulailah dia berpikir untuk mengembangkan sendiri software akuntasinya. Pada tahun itu pula, lahir Zahir Accounting versi perdana.

Ini mengubah fokus Fadil. Akhirnya, hingga kini, dia menggiring perusahaan yang didirikannya, PT Zahir International, di jalur pengembangan software. Zahir Accounting kini sudah mencapai versi 5.1 dan sudah digunakan oleh sekitar 7.000 perusahaan di Indonesia.

Alat Pengambilan Keputusan

Apa yang membedakan Zahir Accounting dengan software bisnis lainnya? Direktur PT Zahir Internasional, Muhammad Ismail Thalib, saat dihubungi QBHeadlines, Kamis (14/8), mengatakan, “Beda dengan software akuntansi lain, Zahir Accounting dirancang untuk membantu pengusaha, bukan hanya akuntan.”

Orang yang tak memiliki pengetahuan khusus tentang akuntansi bisa menggunakan software ini. Misalnya, untuk membuat laporan dan memeriksa informasi keuangan perusahaannya sebagai bahan pengambilan keputusan. Tak semata-mata untuk mengurus masalah keuangan, software ini pun bisa jadi alat pengambilan keputusan. “Contohnya, dengan Zahir, pengusaha yang menjual banyak barang bisa mengecek apa produk yang paling laku dan menguntungkan untuk dijual,” tutur Muhammad.

Dia menjelaskan, software yang namanya terinspirasi dari nama penemu ilmu debit credit asal Pakistan, Ahmad Zahir, ini dijual mulai dari Rp990.000 – Rp15 juta. Zahir sendiri mendukung dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan Indonesia.

Untuk memudahkan penggunanya, Zahir dilengkapi dengan fasilitas untuk mengimpor data, misalnya dari format Excel ke Zahir. Begitu juga sebaliknya, laporan keuangan bisa diekspor dari Zahir ke beragam format lainnnya, seperti MS Excel atau PDF, dan bisa dikirim langsung via email.

Saat ini, sudah ada delapan varian software Zahir Accounting. “Software itu untuk berbagai jenis usaha. Yang paling murah untuk pengusaha kecil dengan omzet di bawah Rp15 juta per bulan,” papar Muhammad. Zahir Accounting bisa dipakai untuk beragam bidang usaha. Misalnya jasa, yayasan, kontraktor, trading, dan manufacturing.

Inovasi untuk UKM

Secara khusus, Zahir dikembangkan dengan target pengusaha kecil dan menengah (UKM). Alasannya, ceruk pasar UKM masih terbuka lebar dan sangat potensial. “Jumlah UKM berkali lipat lebih banyak daripada jumlah perusahaan besar kelas enterprise. Contohnya, lihat saja di ITC. Di sana hampir semuanya diisi UKM,” kata Muhammad.

Inovasi yang dikembangkan oleh Zahir tak berhenti sampai di situ. Mereka juga membuat Zahir Report Server, sebuah sistem laporan bisnis berbasis web. Dengan teknologi ini, pengusaha bisa bisa mengakses laporan-laporan keuangan perusahaannya di luar kantor, dengan komputer yang tidak dilengkapi Zahir, lewat web menggunakan laptop atau handset.

Perusahaan lokal itu kini tengah mengembangkan aplikasi lain di luar akuntansi yang juga difokuskan untuk membantu UKM. Misalnya aplikasi untuk sistem payroll dan software CRM. “Yang pasti, kami akan terus berinovasi,” Muhammad menegaskan.

Ingin Tembus Pasar Luar

“Untuk bisnis, sekarang kami masih fokus di bidang software. Khususnya untuk segmen pengusaha menengah ke bawah,” kata Muhammad. Kendati demikian, perusahaannya juga memberikan pelatihan penggunaan software dan layanan aftersales support gratis via telpon bagi para pelanggan software Zahir.

Untuk distribusi, mereka berencana menembus pasar luar negeri. Pada tahun 2004-2005, Muhammad bercerita, Zahir pernah membuka kantor di Malaysia. Tapi kantor itu ditutup karena di sana mereka tidak mendapat partner yang sesuai. Di Malaysia, mereka kesulitan bicara tentang teknologi Zahir yang berasal dari Indonesia. Masalahnya, Indonesia belum diakui memiliki potensi TI yang besar. “Di Malaysia, Indonesia lebih dikenal dengan TKI-nya,” katanya.

Niat untuk menembus pasar luar negeri belum pupus. Hal itu dibuktikan dengan masih seringnya mereka mengikuti event luar negeri. Salah satu yang rutin diikuti adalah ajang tahunan Communicasia di Singapura. Dari sana, mereka bisa melihat antusiasme peserta dan pengunjung terhadap Zahir Accounting. “Sebenarnya peminat Zahir banyak, tapi kami belum dapat partner yang sesuai,” tutur Muhammad.

Gambar: zahiraccounting.com
Penghargaan untuk Zahir Accounting
Banyak penghargaan telah diraih oleh PT Zahir International berkat software akuntansinya. Yang terakhir mereka terima adalah penghargaan Teknopreneur Award 2008 pada Juni 2008.

Sebelumnya, Zahir Accounting pernah memenangkan penghargaan Merit Award APICTA (Asia Pacific ICT Award)-Indonesia sebagai software bisnis terbaik tahun 2002. Pada tahun 2003, Zahir memenangkan Winner APICTA-Indonesia sebagai software bisnis finansial terbaik. Di tahun yang sama, Zahir juga mendapat penghargaan Indonesia ICT Award dari Presiden Megawati Soekarnoputri.