Tahapan siklus akuntansi merupakan bagian penting dari akuntansi itu sendiri. Dengan memahami siklus ini, Anda akan lebih mudah dalam menjalankan segala aktivitas dan transaksi akuntansi bisnis Anda.

Pada dasarnya, akuntansi ini merupakan suatu pengukuran, penjabaran atau pemberian informasi terkait alokasi sumber daya yang memberikan suatu keputusan di dalam perusahaan atau organisasi.

Terdapat suatu proses di sebuah perusahaan yang dilakukan secara berulang, khususnya yang terkait aktivitas akuntansi. Proses ini mencakup berbagai aktivitas mulai dari transaksi akuntansi seperti pencatatan debit dan kredit, hingga penyusunan laporan keuangan melalui suatu aturan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hal itu disebut dengan siklus akuntansi, yang mana penyusunan laporan tersebut biasanya dibuat dalam ruang lingkup akuntansi untuk suatu waktu atau perode tertentu.

Laporan keuangan sendiri merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan akuntansi, yang merupakan kagiatan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi yang dituangkan dalam format laporan keuangan sesuai dengan standar kebijakan masing-masing perusahaan atau organisasi.

Tujuannya untuk membantu dalam membuat atau mengambil suatu keputusan atau strategi demi kemajuan perusahaan ke depannya. Lantas, apa saja tahapan pada siklus akuntansi? Simak penjelasan lengkap berikut ini!

Pengertian Siklus Akuntansi Perusahaan

Tahapan Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi secara khusus diartikan sebagai proses berulang untuk melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan akuntansi dalam sebuah perusahaan.

Tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi harus dilakukan secara lengkap agar informasi keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

Siklus dalam kegiatan akuntansi ini terjadi dalam kurun waktu satu tahun. Dalam kurun waktu tersebut, semua prinsip, kaidah, metode, hingga teknik-teknik dalam akuntansi digunakan untuk mencatat segala kegiatan akuntansi perusahaan.

Umumnya, siklus ini dimulai pada awal tahun dengan pembukaan pembukuan dan ditutup dengan jurnal penutup.

Proses akuntansi ini dilakukan berkesinambungan dan berulang selama perusahaan masih aktif. Hal ini kemudian menjadikan proses-proses tersebut sebuah siklus.

Apa Tujuan Utama dari Siklus Akuntansi Perusahaan?

Tujuan utama dari siklus akuntansi adalah untuk memastikan keakuratan dan kesesuaian laporan keuangan. Adanya siklus ini dapat membantu pemilik perusahaan dalam melakukan analisis terkait kondisi keuangan perusahaan yang dimilikinya.

Perbedaan Siklus Akuntansi dan Proses Akuntansi

Siklus akuntansi dan proses akuntansi adalah dua konsep penting dalam bidang akuntansi. Meskipun keduanya terkait dengan pencatatan keuangan, ada perbedaan penting di antara keduanya.

Siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang terdiri dari pencatatan transaksi, pengolahan data keuangan, pembuatan laporan keuangan perusahaan, serta analisis dan interpretasi informasi keuangan. Siklus ini biasanya dilakukan secara berulang-ulang pada setiap periode akuntansi, misalnya bulanan atau tahunan, dan memiliki tujuan untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

Sementara itu, proses akuntansi merujuk pada prosedur dan praktik akuntansi umum yang digunakan oleh perusahaan. Aktivitas yang termasuk di dalamnya antara lain mencatat transaksi keuangan, merencanakan dan memonitor anggaran, membuat dan mengirimkan faktur, mencatat pembayaran dan pengeluaran, dan menyiapkan dan menghasilkan laporan keuangan.

Jenis Siklus Akuntansi

Setiap jenis perusahaan memiliki tahap siklus akuntansi yang berbeda tergantung pada jenis kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua jenis siklus akuntansi perusahaan yaitu perusahaan jasa dan perusahaan dagang.

1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak di penyedia layanan dan tidak memiliki persediaan atau barang dagangan yang dijual. Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang menawarkan atau menyediakan layanan atau jasa kepada pelanggan.

Contoh perusahaan jasa antraa lain perusahaan konsultan bisnis atau hukum, lembaga kursus, hingga yang bergerak di periklanan atau pemasaran digital.

2. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Siklus Akuntansi perusahaan dagang.

Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang menjual barang. Siklus akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda dengan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa.

Proses siklus akuntansi perusahaan di bidang jasa tidak berbeda dengan perusahaan dagang. Baik perusahaan jasa dan dagang ini memiliki aktivitas keuangan yang nyaris sama, mulai dari mencatat semua transaksi dalam jurnal dan kemudian secara periodik dicatat dalam akun-akun di buku besar.

Pada akhir periode, saldo akun-akun tersebut dihitung dan dituangkan dalam kertas kerja sebagai alat bantu menysun laporan keuangan perusahaan.

Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilakukan dalam pembuatan siklus akuntansi perdagangan, serta penyusunan neraca saldo setelah penutupan harus dilakukan sebagai tahap akhir dalam siklus akuntansi.

11 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan

Pada siklus akuntansi sendiri terdapat beberapa tahapan yang perlu diketahui oleh Anda sebagai pelaku bisnis untuk memudahkan dalam proses penyusunan laporan keuangan.

11 Tahapan Siklus Akuntansi

Apa saja urutan tahapan dari siklus akuntansi perusahaan?

Simak uraian berikut ini:

1. Identifikasi Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi

Tahapan pertama adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar.

Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.

Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan.

Bukti transaksi biasanya berupa kwitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain sebagainya.

Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.

2. Analisis Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi

Setelah mengidentifikasi transaksi, tahapan selanjutnya adalah akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan.

Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis:

  • Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama.

Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.

3. Pencatatan Transaksi pada Jurnal

Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal. Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode siklus akuntansi atau alur akuntansi.

Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing). Terdapat dua macam jenis jurnal yakni, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum atau dikenal dengan istilah jurnal saja.

Biasanya tahapan yang dilakukan setelah tahapan entry adalah pencatatan transaksi yang dimasukan ke dalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit.

Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang.

Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.

4. Posting Buku Besar

Langkah selanjutnya dalam alur akuntansi atau urutan siklus akuntansi yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar.

Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu.

Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts.

Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.

5. Penyusunan Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara membuat neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan.

Saldo pada neraca saldo harus sama jumlahnya.

Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada kesalahan.

Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun.

6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian

Jika pada akhir periode alur akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun.

Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya. Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya.

Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan.

Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.

7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Pada tahapan ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru.

Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan ke dalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang.

Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang benar pasti seimbang.

8. Penyusunan Laporan Keuangan

Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, urutan siklus akuntansi selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun, seperti:

  • Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
  • Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
  • Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
  • Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode berjalan.

9. Penyusunan Jurnal Penutup

Setelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi.

Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait.

Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan.

Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup.

Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.

Tips, gunakan program akuntansi yang memiliki fitur aplikasi pembukuan keuangan usaha supaya laporan menjadi lebih mudah.

10. Tahap Opsional: Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan

Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuatnya jurnal penutup.

Oleh karena itu, neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening permanen saja.

Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.

11. Tahap Opsional: Penyusunan Jurnal Pembalik

Tujuan jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya.

Karena tujuannya untuk menyederhanakan, maka tahapan siklus akuntansi terakhir ini juga bersifat opsional.

Jurnal pembalik biasanya dibuat pada awal periode berikutnya. Caranya dengan membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat.

Dengan kata lain membalikan akun yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari yang awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.

Penerapan Siklus Akuntansi dengan Aplikasi Laporan Keuangan Zahir Accounting

Software Akuntansi Zahir Online

Siklus akuntansi adalah proses di mana aktivitas yang dimulai dari analisis dan pencatatan transaksi bisnis, serta berakhir dengan persiapan untuk aktivitas periode akuntansi selanjutnya melalui pembuatan jurnal penutup.

Siklus pada alur akuntansi ini bukan hanya proses untuk pembuatan laporan keuangan, namun juga menjadi bagian penting dalam kegiatan akuntansi pada sebuah perusahaan.

Dalam penerapannya, pemanfaatan teknologi komputer sangat berdampak positif. Seluruh prosedur akuntansi perusahaan untuk mengelola laporan keuangan yang akurat dan detail bisa dilakukan saat menggunakan komputer.

Salah satu cara paling mudah dalam menangani tahapan siklus akuntansi ini adalah dengan menggunakan software akuntansi.

Salah satu software akuntansi terbaik untuk bisnis adalah Zahir Accounting. Zahir menawarkan banyak kemudahan dalam pengelolaan akuntansi di bisnis Anda,

Selain itu, Zahir juga menyediakan beberapa produk atau aplikasi yang mendukung berbagai jenis usaha Anda. Sehingga menggunakan Zahir Online akan menjadi solusi bagi Anda yang menginginkan perusahaan lebih efesien dan naik level.