perekonomian

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN PEREKONOMIAN INDONESIA SEBAGAI LUMBUNG PADI DUNIA

Kesejahteraan perekonomian Indonesia memang menjadi suatu hal yang diperjuangkan karena di negara Indonesia ini terdapat beberapa kekayaan yang sangat mampu untuk dikelola sebagai ajang untuk mewujudkan kesejahteraan. Seperti terdapat sebuah lagu dari Koes Plus yang berlirik “…Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupmu…”. Dari lirik tersebut menjelaskan bahwa negeri kita Indonesia sangatlah indah dilihat dari alam semesta ini. Berkaitan dengan alam Indonesia terdiri dari lautan dan daratan yang membentang indah. Dari satu sisi Indonesia tersebut terdapat luasnya lahan pertanian yang seharusnya mampu untuk memenuhi kebutuhan bagi seluruh rakyatnya, akan tetapi disisi lain Indonesia masih saja mengimpor makanan dari negara asing. Padahal Indonesia mempunyai potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Dilihat dari data kajian akademis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen) merupakan kawasan lindung.

Sehingga, dari total luas kawasan budidaya, yang memilki potensi untuk area pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha. Hingga sekarang ini, dari area yang berpotensi untuk pertanian tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi area pertanian sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa 54 juta ha yang berpotensi untuk perluasan area pertanian. Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan air pertanian apabila dikelola dengan baik. Waduk, bendungan, embung dan air tanah serta air permukaan lainnya sangat potensial untuk mendukung pengembangan usaha pertanian.

Kesejahteraan Perekonomian Indonesia Sebagai Lumbung Padi Dunia

Kesejahteraan Perekonomian Indonesia Sebagai Lumbung Padi Dunia (via: blogspot)

Kemudian tak dapat dipungkiri bahwa potensi terbesar dari komoditas pertanian Indonesia ialah padi. Padi adalah komoditas utama dalam mempercepat pertumbuhan perekonomian nasional. Seiringan dengan pertambahan jumlah penduduk tersebut, kebutuhan beras sampai pada tahun 2025 diproyeksikan masih akan terus meningkat. Kalau pada tahun 2005 kebutuhan beras setara 52,8 juta ton gabah kering giling (GKG), maka pada tahun 2025 kebutuhan tersebut diproyeksikan sebesar 65,9 juta ton. Sehingga pemerintah berkeinginan  untuk mempertahankan swasembada beras secara berkelanjutan. Peningkatan produktivitas padi 1,5% per tahun dengan indeks panen 1,52 diperkirakan dapat mempertahankan swasembada beras hingga tahun 2025. Untuk mencapai sasaran tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah serta akan menghasilkan varietas unggul padi hibrida dan padi tipe baru. Varietas-varietas unggul yang berdaya hasil tinggi ini diharapkan dapat diaktualisasikan potensi genetiknya melalui pengembangan teknologi budi daya dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT).

Terdapat berbagai macam strategi yang akan terus diupayakan demi menghasilkan produktifitas yang maksimal. Diantaranya strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi padi nasional antara lain yaitu:

  • Mendorong sinergi antar subsistem agri-bisnis;
  • Meningkatkan akses petani terhadap sumberdaya, modal, teknologi, dan pasar;
  • Mendorong peningkatan produktivitas melalui inovasi baru;
  • Memberikan insentif berusaha;
  • Mendorong diversifikasi produksi;
  • Mendorong partisipasi aktif seluruh stakeholder;
  • Pemberdayaan petani dan masyarakat;
  • Pengembangan kelembagaan (kelembagaan produksi dan penanganan pascapanen, irigasi, koperasi, lumbung pangan desa, keuangan dan penyuluhan).

Lain halnya kebijakan pengembangan padi diarahkan untuk:

  • Pembangunan dan pengembangan kawasan agribisnis padi yang modern, tangguh, dan pemberian jaminan kehidupan yang lebih baik bagi petani;
  • Peningkatan efisiensi usaha tani melalui inovasi unggul dan berdaya saing;
  • Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, efisien dan produktif serta berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan ekonomi dan pelestarian lingkungan;
  • Pemberdayaan petani dan masyarakat pedesaan;
  • Pengembangan kelembagaan dan kemitraan yang modern, tangguh, efisien, dan produktif.

Adapun program yang direncanakan yaitu terdiri atas:

  • Pengembangan sarana dan prasarana;
  • Pengembangan sistem perbenihan;
  • Akselerasi peningkatan produktivitas (intensifikasi);
  • Perluasan areal tanam (ekstensifikasi);
  • Pengembangan sistem perlindungan;
  • Pengolahan dan pemasaran hasil;
  • Pengembangan kelembagaan;
  • Pemantapan manajemen pembangunan pertanian.

Dengan adanya ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu melimpah ruah di Indonesia siap untuk mendidikasikan dirinya sebagai lumbung padi dunia. Dan tentunya guna meraih tujuan yang maksimal maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang maksimal pula.  Sehingga dibutuhkan insan-insan yang terampil dalam bidangnya agar Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia dapat dimafaatkan secara maksimal, baik dan benar. Selain itu, kesejahteraan perekonomian di Indonesia pun juga semakin meningkat pula.

(Baca juga manfaat menerapkan ekonomi Islam dalam perekonomian global disini)